TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Dampak Defisiensi Zat Besi pada Anak

Beresiko anak mengalami anemia karena kekurangan hemoglobin dalam sel darah merah

Freepik/chandlervid85

Zat besi adalah mineral yang berperan dalam pembentukan hemoglobin dalam sel darah merah. Sel darah merah bermanfaat untuk membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh manusia.

Penting untuk memenuhi zat besi sebagai nutrisi harian anak-anak agar daya tahan otot semakin meningkat, mengurangi kelelahan, memperkuat daya tahan tubuh, meningkatkan konsentrasi, dan mencegah terjadinya anemia.

Untuk memenuhi zat besi pada anak, Mama dapat memberikan makanan yang berasal dari bahan-bahan seperti, daging merah, ikan dan makanan laut, sayuran hijau, tahu, kacang-kacangan, kentang, kerang, brokoli, hati dan jeroan.

Berikut ini Popmama.com mengulas mengenai dampak defisiensi zat besi pada anak. Informasi ini dapat menambah pengetahuan Mama agar jangan sampai mengabaikan zat besi yang sangat dibutuhkan anak.

1. Gangguan pertumbuhan

Freepik/Jcomp

Zat besi diperlukan untuk pertumbuhan sel dan jaringan tubuh. Anak-anak yang kekurangan zat besi mengalami pertumbuhan yang terhambat atau lambat.

Zat besi adalah komponen utama dalam molekul hemoglobin yang ada dalam sel darah merah. Hemoglobin bertanggung jawab untuk mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh dan membawa karbon dioksida kembali ke paru-paru untuk dikeluarkan.

Oksigen sangat penting dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan sel-sel tubuh. Ketika anak mengalami kekurangan zat besi, produksi sel darah merah dapat terhambat, yang mengurangi kemampuan tubuh untuk mengangkut oksigen dengan efektif.

2. Kurang energi dan kepala pusing

Freepik

Kekurangan zat besi dapat menyebabkan penurunan energi dan kelelahan. Anak-anak mungkin merasa lemas, mudah lelah, dan kurang berenergi.

Gangguan dalam aliran oksigen ke otak dapat menyebabkan anak-anak merasa pusing atau merasa seperti kehilangan keseimbangan.

Kekurangan zat besi juga dapat mempengaruhi warna kulit dan membran mukosa, yang dapat menyebabkan kulit tampak pucat atau bahkan kebiruan.

3. Gangguan kekebalan tubuh

Pixabay/Victoria Regen

Sel darah putih, seperti limfosit dan neutrofil, merupakan komponen penting dari sistem kekebalan tubuh yang bertugas melawan infeksi.

Kekurangan zat besi dapat mempengaruhi produksi dan fungsi sel darah putih, sehingga mengurangi kemampuan tubuh untuk merespons infeksi dengan efektif.

4. Kurang daya tahan fisik

Freepik

Kekurangan zat besi membuat daya tahan fisik anak menjadi kurang optimal. Zat besi memiliki peran penting dalam pembentukan sel darah merah, oksigenasi tubuh, dan metabolisme energi.

Apabila anak-anak kekurangan zat besi, maka pembentukan sel darah merah akan menurun, sehingga kemampuan darah untuk membawa oksigen juga berkurang, tubuh akan merasa lebih cepat lelah selama beraktivitas.

Kekurangan zat besi dapat memengaruhi stamina anak-anak, sehingga mereka mungkin tidak mampu berolahraga atau beraktivitas dengan kualitas yang sama seperti biasanya.

5. Gangguan fungsi otak

Freepik

Zat besi diperlukan untuk berbagai reaksi kimia dalam otak yang mendukung konsentrasi dan fokus. Apabila suplai oksigen ke otak terganggu, maka fungsi otak juga akan menurun.

Oksigen sangat berperan dalam proses pengaktifan enzim yang mengatur pertumbuhan otak. Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anak-anak mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian dan mempertahankan fokus pada tugas-tugas tertentu.

6. Gangguan sosial dan emosional

Freepik

Kekurangan zat besi membuat anak merasa lemas, tidak bertenaga, konsentrasi menurun, dan kualitas tidur yang tidak nyenyak karena kekurangan nutrisi. Hal-hal tersebut menyebabkan suasana hati atau mood anak memburuk.

Jika kurang optimal berkegiatan, maka anak-anak akan merasa kesulitan bermain dengan teman-temannya. Sehingga, kemampuan sosial anak akan memburuk.

7. Nafsu Makan Berkurang

Freepik

Zat besi berperan dalam regulasi hormon leptin, yang berperan dalam mengatur nafsu makan dan merasa kenyang. Kekurangan zat besi dapat mengganggu keseimbangan hormon ini, yang dapat menyebabkan penurunan nafsu makan.

Anak yang kekurangan zat besi rentan terkena ADB (Anemia Defisiensi Besi) dan enggan untuk makan, untuk itu anak-anak terkadang melakukan gerakan tutup mulut.  Hal ini akan menjadi mata rantai yang sulit terputus.

Mama dapat memberikan suplemen atau vitamin yang dapat memenuhi zat besi anak, sehingga nafsu makan anak kembali normal. Asupan zat besi yang cukup sangat penting untuk mendukung fungsi tumbuh kembang yang optimal pada anak-anak.

Baca juga:

The Latest