5 Tips Dasar Mendisiplinkan Anak Balita dengan Efektif dan Ampuh
Mendukung penerapan disiplin yang sehat pada anak
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setiap orangtua tentu memiliki beragam cara untuk membuat anak berperilaku positif. Namun ketika kebanyakan orangtua berpikir tentang disiplin, maka konsekuensi dan hukuman muncul di benak.
Tetapi tahukah Mama, bahwa disiplin yang efektif lebih dari sekedar menghukum anak dan kehilangan hak istimewa lho!
Faktanya, konsekuensi tersebut tidak akan efektif jika sebagian besar mendisiplinkan anak hanya berfokus pada konsekuensi negatif. Mendukung disiplin yang sehat, harus mencakup lima komponen inti. Apa sajakah itu?
Simak informasinya yang telah Popmama.com rangkum di bawah ini yang dilansir dari Very Well Family ya!
1. Jalin hubungan yang sehat dengan anak
Jika Mama tidak memiliki hubungan yang sehat dengan si Kecil, cara mendisiplinkan apapun sepertinya tidak akan berhasil dalam jangka panjang. Anak akan jauh lebih termotivasi untuk mendengarkan apa yang dikatakan ketika ia menghargai pendapat orangtuanya.
Kebutuhan akan hubungan yang sehat ini tidak hanya berasal dari orangtua biologis. Orang tua tiri, guru, dan penyedia penitipan anak akan jauh lebih efektif bila mereka memiliki hubungan yang sehat dengan seorang anak.
Dengan menjalin hubungan yang sehat dengan anak, orangtua dan anak akan membangun kepercayaan dengan baik. Anak akan mengerti bahwa konsekuensi yang Mama berikan adalah yang terbaik untuknya, bukan untuk menyakitinya.
2. Disiplin sebagai cara untuk belajar
Jika disiplin hanya dilakukan untuk mengoreksi perilaku buruk anak saja, ini tidak akan efektif dalam jangka panjang.
Misalnya, ketika Mama mendapati diri terus-menerus mengatakan kalimat seperti, "Jangan lakukan itu," dan "Kamu mau Mama hukum?," tanpa mengajarinya perilaku yang benar, maka anak tidak akan belajar. Dan itu berarti si Kecil akan lebih mungkin untuk mengulangi kesalahannya lagi.
Untuk benar-benar membantu anak mengubah perilakunya, disiplin harus digunakan sebagai alat pengajaran.
Itu berarti membantu anak mengidentifikasi apa yang harus dilakukan sebagai gantinya. Jadi, daripada menyuruh anak untuk tidak memukul saudara atau temannya, pastikan Mama juga memiliki waktu untuk mengajarinya menyelesaikan konflik secara damai.
3. Menerapkan disiplin yang konsisten
Jika Mama hanya mendisiplinkan anak setiap dua atau lima kali ia memukul saudaranya, maka itu tidak akan menghentikan ia untuk memukul saudaranya. Agar efektif, disiplin perlu diterapkan secara konsisten. Disiplin juga perlu dikaitkan dengan keahlian baru.
Anak akan melanjutkan perilaku buruknya jika ia masih tidak tahu apa ada perilaku pengganti yang lebih positif. Meskipun mengambil hak istimewa anak mungkin tampak seperti strategi yang efektif, itu tidak mengajarkan anak keterampilan baru atau apa yang harus ia lakukan sebagai gantinya.
Dengan kata lain, jika anak terlibat dalam suatu perilaku karena kontrol impuls yang buruk, ajari ia bagaimana cara untuk berhenti dan berpikir sebelum melakukan sesuatu. Mama dapat melatih keterampilan ini sambil bermain peran, dengan memberi tahu seperti apa tindakan yang diharapkan.
4. Harus memberikan konsekuensi secara langsung
Konsekuensi langsung memudahkan seorang balita untuk mengetahui perilaku buruk yang ia lakukan dan konsekuensinya.
Misalnya, jika Mama memberikan konsekuensi bahwa anak tidak boleh menonton TV seminggu setelah ia berbohong, maka konsekuensinya tidak akan efektif.
Sehingga penting untuk menghindari mengatakan hal-hal seperti, “Tunggu sampai Papamu pulang,” karena konsekuensi yang diberikan beberapa jam kemudian akan kurang efektif. Ini terjadi karena anak mungkin telah melupakan apa perilaku yang telah ia perbuat.
5. Menetapkan konsekuensi yang adil
Jika anak mama yang berusia lima tahun tidak merapikan mainannya pada suatu malam, dan Mama melarangnya menggunakan barang elektronik apa pun selama sebulan, kemungkinan besar anak akan merengek dan meningkatkan perilaku buruknya.
Misalnya seperti menyelinap menyalakan televisi saat Mama sedang mandi atau sedang tidak ada di rumah. Anak tidak akan mematuhi konsekuensinya jika ia berpikir Mama telah memberinya kesepakatan yang merugikannya.
Ketika anak telah diperlakukan tidak adil, ia bisa melawannya di setiap langkah. Ini bukan berarti bahwa Mama harus selalu berdebat dan menyerah ketika ia memprotes tentang "hukuman" yang diberikan, namun ini berarti Mama harus memastikan bahwa konsekuensinya tidak terlalu keras untuknya.
Nah itulah beberapa tips agar mendisiplinkan anak secara efektif dan ampuh. Ingatlah saat menerapkan konsekuensi, penting untuk bersikap tenang dan konsisten, terutama jika Mama menggunakan konsekuensi negatif seperti mengambil hak istimewa anak.
Gunakan nada netral dan cobalah untuk tidak membuatnya pribadi. Jelaskan konsekuensinya kepada anak dan mengapa itu digunakan. Ketika digunakan dengan tepat, mendisiplinkan balita akan mengubah perilakunya menjadi lebih positif.
Baca juga:
- 5 Cara Efektif Mendisiplinkan Anak dengan Melatih Emosinya
- Mendisiplinkan Anak vs. Menghukum, Kenali Perbedaannya Yuk!
- 7 Teknik Mendisiplinkan Anak dengan Memberi Batasan