Anosmia pada Anak: Ketahui Gejala, Penyebab, dan Pengobatan
Anosmia menyebabkan fungsi indra penciuman anak menurun
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat masih dalam usia pertumbuhan, fungsi indra penciuman sangat penting bagi anak. Karena anak bisa mengenali berbagai hal disekitarnya dari mencium bau, seperti dari wangi bunga, tumbuh-tumbuhan, hingga bau makanan sekalipun.
Namun fungsi penciuman ini bisa terganggu jika anak terkena Anosmia, atau hilangnya fungsi indra penciuman sebagian atau bahkan seluruhnya. Kehilangan fungsi ini bisa bersifat sementara atau permanen.
Walaupun biasanya tidak serius, Anosmia tetap berdampak besar pada pertumbuhan dan perkembangan anak.
Berikut ini Popmama.com akan membahas tentang Anosmia pada anak selengkapnya. Yuk simak Ma!
1. Anosmia adalah kondisi hilangnya indra penciuman anak sebagian, atau bahkan seluruhnya
Seperti yang dikatakan sebelumnya, Anosmia merupakan sebuah kondisi hilangnya indra penciuman anak sebagian, atau bahkan seluruhnya. Kehilangan ini juga bisa bersifat sementara atau permanen. Kondisi umum seperti alergi dan pilek, dapat menyebabkan si Kecil mengalami Anosmia.
Anosmia ini biasanya kondisi yang tidak serius, namun bisa berdampak pada perkembangan dan pertumbuhan anak pada masa kecilnya. Namun kondisi Anosmia bisa lebih serius jika sudah memengaruhi otak dan sarafnya, seperti trauma pada kepala yang menyebabkan hilangnya penciuman secara permanen.
2. Anosmia yang berdampak pada kehidupan anak
Dilansir dari website CS Mott Children’s Hospital, Indra penciuman terkait erat dengan indra perasa. Jika anak tidak bisa mencium aroma makanan, kemungkinan besar ia juga sulit mencicipi makanan. Hal Ini bisa menyebabkan anak kurang asupan dan menurunkan berat badan.
Anak mungkin juga tidak mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan pada masa-masa pertumbuhannya. Selain itu, Anosmia juga dapat memengaruhi suasana hati anak. Kondisi ini bisa membuat anak merasa sedih atau tertekan, karena mencium hal-hal disekitarnya bisa menambah suasana hati seseorang.
Kurangnya indra penciuman juga bisa berbahaya pada saat anak remaja atau dewasa. Misalnya, ketika anak tidak akan bisa mencium kebocoran gas atau asap dari api.
3. Gejala Anosmia sulit diketahui, namun Mama bisa melakukan beberapa tes pada anak
Gejala utama Anosmia adalah menurunnya kemampuan indra penciuman atau bahkan tidak bisa mencium bau apapun sama sekali. Sayangnya, anak mungkin tidak menyadari pada kondisi ini karena dianggap normal, atau tidak berani memberitahu Mama.
Sehingga, Mama perlu memerhatikan kondisi anak dengan baik. Mama bisa melakukan serangkaian tes dengan menyuruh anak untuk mencium wangi kopi, parfum, atau ketika berada di taman bunga. Atau bahkan ketika ada aroma yang tidak sedap seperti bau tumpukan sampah.
Mama bisa memperhatian apakah anak bereaksi pada aroma-aroma tersebut. Selain itu, indra penciuman juga dapat memengaruhi indra perasa anak. Jika anak menunjukkan tanda malas makan, maka bisa jadi anak mengalami Anosmia.
4. Faktor yang bisa menyebabkan anak terkena Anosmia
Anak-anak yang kehilangan indra penciuman atau perasa juga disebabkan seiring bertambahnya usia. Namun kurangnya indra penciuman umumnya disebabkan oleh cedera atau masalah kesehatan. Anosmia bisa berjangka pendek dan membaik saat masalah kesehatan sudah hilang.
Namun juga ada kondisi Anosmia yang permanen. Berikut beberapa hal yang bisa menyebabkan anak terkena Anosmia:
- Pilek atau sinusitis.
- Alergi musiman.
- Penggunaan obat tertentu.
- Cedera kepala.
- Beberapa masalah otak, seperti penyakit Alzheimer, atau tumor.
5. Diagnosa Anosmia yang dilakukan dengan pemeriksaan fisik dan serangkaian tes
Dilansir dari Healthline.com hilangnya indra penciuman pada anak dapat sulit diagnosa. Namun, dokter mungkin menanyakan beberapa pertanyaan tentang gejala anak saat ini, memeriksa hidung anak, melakukan pemeriksaan fisik lengkap, dan bertanya tentang riwayat kesehatan orangtua dan keluarga.
Dokter mungkin juga akan bertanya tentang kapan masalah dimulai, apakah berpengaruh pada semua bau atau hanya beberapa jenis bau, dan apakah anak bisa mencicipi makanan atau tidak. Bergantung pada jawaban Mama, dokter mungkin juga melakukan satu atau lebih dari tes berikut:
- CT scan, yang menggunakan sinar-X untuk membuat gambar otak yang detail
- Pemindaian MRI, yang menggunakan gelombang radio dan magnet untuk melihat otak
- X-ray tengkorak
- Endoskopi hidung untuk melihat ke dalam hidung anak
6. Perawatan serta pengobatan untuk mengatasi anak yang terkena penyakit Anosmia
Perawatan yang diberikan tergantung pada apakah penyebabnya, apakah kondisi yang dialami anak merupakan sesuatu yang bisa sembuh dengan sendirinya atau harus diperbaiki. Jika hilangnya bau terjadi karena flu, alergi, atau infeksi sinus, biasanya akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari.
Perawatan yang dapat membantu mengatasi anosmia yang disebabkan oleh iritasi hidung meliputi:
- Dekongestan
- Antihistamin
- Semprotan hidung steroid
- Antibiotik, untuk infeksi bakteri
- Mengurangi paparan iritasi hidung dan alergen
Kehilangan bau yang disebabkan oleh penyumbatan hidung dapat diobati dengan membuang apa pun yang menghalangi saluran hidung anak. Pengangkatan ini mungkin melibatkan prosedur untuk menghilangkan polip hidung, meluruskan septum hidung, atau membersihkan sinus.
Namun, jika cedera, penyakit, atau operasi menyebabkan kerusakan pada saraf yang mengontrol indra penciuman, sayangnya anak mungkin tidak dapat mencium lagi. Atau indra penciuman anak pulih, tetapi berbeda dari sebelumnya. Terkadang indra penciuman akan kembali dengan sendirinya.
7. Hal-hal yang harus Mama lakukan untuk membantu anak dengan Anosmia
Anak dengan Anosmia mungkin kehilangan minat pada makanan dan minuman, yang menyebabkan malnutrisi dan penurunan berat badan. Selain itu anak dengan Anosmia harus memastikan alarm asap yang di rumah berfungsi setiap saat.
Mama juga harus berhati-hati dengan penyimpanan makanan dan penggunaan gas karena anak mungkin kesulitan mendeteksi makanan busuk dan kebocoran gas.
Tindakan pencegahan anosmia yang direkomendasikan meliputi:
- Menuliskan label makanan dengan benar dengan tanggal kedaluwarsanya
- Membaca label pada bahan kimia seperti pembersih dapur dan insektisida
- Menggunakan peralatan listrik untuk mendeteksi alarm asap
Jika anak menunjukkan gejala-gejala Anosmia, sebaiknya Mama segera bawa anak ke dokter yang terkait dengan masalah hidung dan sinus, seperti dokter THT (telinga, hidung, dan tenggorokan). Kemudian dokter akan merekomenadsikan penanganan serta perawatan apa yang tepat sesuai kondisi anak.
Berikut tadi informasi tentang Anosmia pada anak. Semoga bisa berguna yah, Ma!
Baca juga:
- Kasus Covid-19 Meningkat, Ini Cara Perkuat Imun Tubuh Anak Ma
- Dongeng Fabel Anak: Si Kancil Mencuri Timun
- Buah-buahan untuk Meningkatkan Sistem Imunitas Tubuh Anak