6 Cara Efektif Mengatasi Balita yang Sulit Tidur
Berdasarkan pengalaman langsung dari para Mama!
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Seperti yang Mama tahu, anak usia 1-2 tahun harus mendapatkan 11 hingga 14 jam tidur setiap hari, sedangkan anak usia 3-5 tahun, harus mendapatkan 10 hingga 13 jam tidur setiap hari. Namun tidak mudah bagi Mama untuk menyuruh anak tidur.
Terkadang, anak menolak tidur dengan tangisan, jeritan, teriakan, bahkan tidak jarang orangtua melakukan segalanya untuk membantu anak mudah tidur nyenyak di malam hari. Apalagi jika Mama memiliki anak lebih dari satu, yang membuat Mama dan Papa justru jadi sangat kurang tidur.
Sebenarnya ada banyak solusi yang tak terhitung jumlahnya, walapun beberapa teknik yang direkomendasikan ahli mungkin tidak selalu berhasil, tetapi juga ada yang efektif sehingga patut untuk Mama coba.
Kali ini Popmama.com akan membahas 6 cara efektif membuat anak mudah tidur nyenyak. Yuk simak cara-caranya!
1. Ganggu balita 10 menit setelah mulai tidur siang
Dilansir dari Parents.com, Erin hill merupakan seorang pelatih tidur dan juga seorang Mama. Ia biasa menerapkan “tidur siang omong kosong” yang biasanya berlangsung 15 sampai 20 menit, atau paling lama 30 menit.
Mempertimbangkan siklus tidur lelap adalah 45 menit, Mama Erin tahu anaknya tidak mendapatkan efek penuh dari tidur siang yang nyenyak. Tentu saja, jika ini terjadi, para Mama dapat mengantisipasi malam yang berat di depan, yang tidak menyenangkan bagi siapa pun di rumah.
Erin memutuskan untuk mencoba sesuatu yang unik, dan mengganggu anaknya 10 menit sebelum tidur siang, hanya sampai matanya mulai bergetar.
"Kamu tidak ingin membangunkan balita sepenuhnya, tetapi gangguan lembut ini membawa anak melewati titik normal bangunnya, dan ia akan tidur lebih nyenyak selama 45 menit atau lebih! Tidak ada lagi 'tidur siang' dan tidak ada lagi anak yang rewel," jelasnya.
2. Gunakan kanopi tidur
Putra Rose Morris, Abram, termasuk dalam spektrum autisme, dan seperti kebanyakan anak berkebutuhan khusus, Abram menderita masalah tidur yang parah.
Ketika Abram beralih dari tempat tidur bayi ke tempat tidur besar, dia terus-menerus bangun, menggedor dinding, berjalan di sekitar kamarnya, dan sering kali melukai dirinya sendiri. Mama Rose sangat khawatir tentang kebiasaan tidur putranya sehingga ia menghabiskan banyak malam duduk di luar kamarnya.
"Pengobatan rumahan yang saya lihat orang-orang coba adalah memaku papan kisi ke tempat tidur susun sehingga anak tidak dapat keluar, namun cara ini tampak terlalu menakutkan atau seperti saya akan mengurung anak saya, dan Abram bisa menerobos tenda tempat tidur bayi," ujar Mama Rose.
Karena tidak ada yang berhasil, dia membuat tempat tidur aman sendiri dengan sistem kanopi tertutup yang terjamin secara medis. Ini membuat perbedaan tidak hanya untuk Abram, tetapi untuk banyak anak, menawarkan perlindungan dan istirahat dengan cara yang aman dan terjamin.
3. Menjauhkan anak dari perangkat elektronik sebelum jam tidurnya
Mungkin sulit untuk menjauhkan anak dari TV atau video game agar bisa naik ke tempat tidur. Namun hal ini penting untuk dilakukan agar anak mudah tidur.
"Untuk anak-anak yang lebih tua, penggunaan perangkat elektronik yang berlebihan dapat memperburuk insomnia," ujar Cindy Jon, M.D., ahli tidur pediatrik dari McGovern Medical School di UTHealth dan UT Physicians di Houston.
Ia pun juga mengatakan bahwa cahaya buatan dari perangkat elektronik yang ditempatkan dekat dengan mata dapat mengganggu ritme sirkadian alami anak. Cahaya terang buatan di sore hari juga menyebabkan pengaturan ulang jam sirkadian ke waktu lain.
Jika anak yang usianya lebih tua memiliki masalah yang signifikan untuk tidur bahkan tanpa stimulan waktu layar, bicarakan dengan dokter mereka tentang alat bantu tidur alami seperti suplemen melatonin untuk mengaktifkan jam tidur anak.
"Melatonin secara alami dikeluarkan dari otak kita selama kondisi cahaya redup untuk mengaktifkan tidur. Suplemen melatonin sebaiknya hanya diberikan pada waktu tidur yang stabil. Jangan memberikan melatonin lebih dari satu kali pada malam hari, karena suplemen ini dapat mengatur ritme sirkadian," jelas Dr. Cindy.
4. Buat “pesta” di tempat tidur anak
Carol Tuttle yang merupakan seorang penulis dan juga seorang Mama menceritakan tentang anaknya yang suka bersenang-senang dan suka menolak tidur. Anaknya akan selalu menemukan alasan mengapa dia harus bangun.
Carol berjuang agar menjaga putrinya di kamar tidurnya dan memutuskan bahwa anaknya menderita kasus FOMO yang parah. FOMO atau Fear of Missing Out adalah kecemasan sosial yang berasal dari keyakinan bahwa orang lain mungkin bersenang-senang, sementara anak mengalami kecemasan karena tidak ikut hadir.
Ini ditandai dengan keinginan anak untuk terus terhubung dengan apa yang dilakukan orang lain. Hal ini membuat Mama Carol membawa kesenangan kepada anak perempuannya tersebut.
"Kami membuat pesta di tempat tidurnya dengan banyak sekali boneka binatang yang semuanya menunggu untuk membantunya pergi tidur. Anak bisa berbicara dengan mereka, bermain dengan mereka, dan merasakan kebersamaan mereka. Saat anak mulai santai ia akan pergi tidur, ini bekerja seperti pesona," ujar Mama Carol.
5. Temukan lagu yang berhasil
Beberapa orangtua ada yang rela berkendara bermil-mil di sekitar kota atau duduk di mobil selama satu jam ekstra, agar menjaga balitanya tetap tidur. Namun ada orangtua lainnya yang memiliki solusi tersendiri yang didapatkan mereka secara tidak sengaja.
Seperti halnya Mama Marika Lindholm. Ketika baru lahir, putrinya mengalami sakit perut parah, menangis tanpa tidur dan sama sekali tidak mau tidur. Pada malam ketiga bersama bayinya, Mama Marika kebetulan menyalakan lagu 'Can't Cry Anymore' karya Sheryl Crow. Menariknya, anaknya pun tertidur.
"Kemudian, kami bisa mengandalkan lagu itu untuk menenangkannya, tapi hanya lagu itu. Tidak ada lagi lagu lain oleh Sheryl Crow atau orang lain. Saya masih stres saat mendengar lagu itu karena mengingatkan saya pada berapa kali kami memutarnya berulang kali untuk menghentikan bayi kecil kami menjerit-jerit," jelasnya.
6. Cari tahu kebutuhan anak
Lingkungan yang keras dan stimulasi yang tidak terduga memang dapat mengganggu waktu tidur anak, tetapi Mama Marika mengikuti petunjuk dari putri bungsunya ketika dia berjuang untuk membuat sang anak tidur.
Awalnya, Mama Marika meminta anak-anaknya yang lain untuk tetap diam di sekitar bayinya.
"Tapi tidak peduli seberapa tenang anak-anak itu, ia tidak akan tidur! Saya segera menyadari bahwa ia hanya akan tidur ketika ada banyak tindakan di sekitarnya," kata Mama Marika Lindholm berbagi.
Mama Marika pun menambahkan bahwa anak bungsunya tersebut bisa tertidur di atas mainannya di tengah saudaranya yang bertengkar dan berteriak.
“Jadi setelah itu, waktu tidur siang tidak membutuhkan tempat tidur yang tenang melainkan ruangan yang penuh dengan tempat bermain anak-anak," ujarnya.
Wah ternyata ada banyak solusi menarik dan unik yang mungkin Mama belum coba. Coba salah satu atau beberapa cara di atas untuk mencari tahu bagaimana membuat anak tidur lebih cepat atau Mama mungkin menemukan cara lain yang lebih efektif seperti cerita para Mama di atas.
Semoga berhasil ya, Ma!
Baca juga:
- 9 Rekomendasi Lampu Tidur agar Anak Tidur Lebih Nyaman
- Cara Melatih Anak 3 Tahun Berani Tidur Sendiri
- Mengintip 8 Kebiasaan Tidur Anak di Berbagai Negara