5 Cara Membangun Kecerdasan Sosial pada Anak Sejak Usia Dini
Selain kecerdasan kognitif, membangun kecerdasan sosial juga tak kalah penting lho!
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Memiliki anak yang cerdas dan pandai bersosialisasi tentunya menjadi salah satu harapan yang diinginkan oleh hampir semua orangtua. Dengan bersosialisasi, anak dapat meningkatkan kemampuan berkomunikasi, mengembangkan relasi dengan baik, dan memupuk kepercayaan diri.
Selain mengembangkan kecerdasan secara kognitif, kecerdasan sosial juga tak kalah penting. Hal ini tentu akan memudahkan si Kecil dalam melakukan kesehariannya hingga usia dewasa kelak. Namun semua hal tersebut baru bisa diperoleh apabila diberikan bimbingan yang tepat.
Kabar baiknya, kecerdasan sosial ini bisa dibangun sejak anak usia dini dan diterapkan dalam kegiatan sehari-hari. Kira-kira bagaimana ya caranya?
Kali ini Popmama.com telah merangkum lima cara membangun kecerdasan sosial pada anak sejak usia dini. Yuk ikuti kiat-kiatnya di bawah ini, Ma!
1. Selalu mengajak anak berkomunikasi
Untuk memperoleh banyak kemampuan dalam bersosialisasi tentunya dimulai dengan melatih dasar-dasar komunikasi yang tepat, dan ini membutuhkan peran orangtua dalam mendidiknya. Salah satu cara yang bisa Mama lakukan adalah dengan selalu mengajak si Kecil untuk berkomunikasi.
Cara berkomunikasi yang bisa Mama lakukan adalah dengan mengajaknya mengobrol setiap hari. Mama dapat memberikan beberapa pertanyaan terbuka, di mana anak tak hanya sekadar menjawab "iya" dan "tidak", namun juga menjelaskan alasannya.
Dalam hal ini, anak akan belajar bagaimana cara dalam menyampaikan pendapatnya dengan baik dan benar.
2. Hindari memaksakan anak secara berlebihan
Mama mungkin menyadari bahwa setiap anak memiliki kecepatan yang berbeda-beda dalam memperoleh perkembangan fisik dan keterampilan, begitu pula kecerdasan sosialnya. Sehingga penting untuk diingat, bahwa orangtua tidak boleh memaksa anak untuk memiliki kecerdasan sosial secara instan.
Memaksa anak untuk dapat langsung beradaptasi dengan sosialnya hanya akan membuat si Kecil cenderung tidak nyaman, terlebih lagi jika ia memiliki kepribadian yang pemalu, dan tidak suka tempat ramai.
Dampaknya tentu akan membuat anak menjadi mudah kesal dan justru menolak untuk melakukannya lagi.
3. Menjaga kontak mata agar tetap lembut dan hangat
Tahukah Mama bahwa berkomunikasi juga bisa terjalin melalui komunikasi non-verbal? Jika komunikasi verbal ditunjukkan dengan berbicara langsung, komunikasi non verbal ditunjukkan dengan gerak gerik tubuh, tatapan mata, sentuhan, dan lain-lain.
Jika si Kecil mengalami minimnya kepercayaan diri akibat berbagai faktor, penting bagi Mama untuk tetap menjaga kepercayaan diri dari anak. Cara untuk menjaga kepercayaan dirinya adalah dengan selalu menjaga kontak mata yang lembut dan hangat.
Dengan demikian, anak bisa dengan nyaman dalam berbicara dan bercerita. Ini juga mengajarkan anak pentingnya menjaga kontak mata saat berkomunikasi, untuk membuat pembicara merasa didengar dan diperhatikan dengan baik.
4. Melakukan permainan yang berhubungan dengan berkomunikasi
Bukan rahasia umum lagi jika dalam mendidik anak, Mama harus bisa menciptakan suasana yang menyenangkan. Karena jika tidak, balita bisa merasa tertekan dan takut untuk berbicara. Sehingga, dalam membentuk suasana yang nyaman, Mama juga harus melakukan hal-hal yang menyenangkan.
Misalnya, saat meningkatkan kecerdasan sosial, Mama bisa mengajak anak untuk bermain pesta minum teh dengan boneka, bermain dokter-dokteran, atau melakukan permainan role play dengan Mama.
Anak-anak akan merasa bahwa suasana yang menyenangkan dapat membantunya menjadi lebih ekspresif dalam bersikap. Melalui cara tersebut, anak-anak jadi bisa lebih belajar bersosialiasi dengan cara yang baik.
5. Bersikap responsif terhadap apa yang anak katakan
Yup, anak-anak balita selalu memiliki antusiasme yang luar biasa jika berkaitan dengan banyak hal menarik perhatiannya. Hal ini juga berkaitan dengan rasa penasarannya terhadap banyak hal baru di sekitarnya.
Sebagai orangtua tentunya Mama harus siap dalam menyikapi apa yang anak-anak katakan. Bersikap responsif akan membantu anak untuk lebih percaya diri, karena ia akan merasa didengarkan oleh orangtuanya.
Dengan bersikap responsif, juga mengajarkan anak bagaimana cara merespon dalam sebuah situasi tertentu.
Kini Mama telah tahu kan apa saja cara membangun kecerdasan sosial pada anak usia dini. Mendidik anak untuk memperoleh kecerdasan sosial dapat dilakukan melalui cara-cara yang sederhana, menyenangkan, dan mudah dipahami.
Hindari membuat anak bingung dalam menentukan sikap, sehingga pastikan anak tetap merasa nyaman saat proses pembelajaran.
Baca juga:
- 7 Perilaku Sosial Dasar yang Harus Dipelajari Setiap Anak
- 8 Tahap Perkembangan Psikososial Anak dari Kecil hingga Dewasa
- 6 Keterampilan Sosial yang Harus Dimiliki Anak Usia 3-5 Tahun