Cara Menjaga Kesehatan Mental Anak Usia di Bawah 5 Tahun
Menjaga kesehatan mental anak, tak kalah pentingnya dengan kesehatan fisik lho!
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kebanyakan orangtua unggul dalam menjaga anak-anak mereka sehat secara fisik. Mereka bekerja untuk memastikan mereka makan dengan baik, mendapatkan imunisasi, dan tetap aktif secara fisik. Namun suka ada satu yang sering dilupakan.
Kesejahteraan emosional dan mental seorang anak, sama pentingnya dengan kesehatan fisik.
Mendukung kesehatan mental anak, seperti halnya kesehatan fisik, dapat membantu si Kecil mengembangkan ketahanan yang dibutuhkan untuk menghadapi rintangan sambil tumbuh menjadi individu yang sehat secara mental.
Tetapi menjadi sehat secara mental, tidak muncul begitu saja. Orangtua memainkan peran penting dalam membina kesehatan mental anak dari usia dini, membimbing sepanjang hidup, dan mencari dukungan saat dibutuhkan.
Berikut Popmama.com telah menyiapkan beberapa cara menjaga kesehatan mental anak usia di bawah 5 tahun. Yuk simak!
Mengapa Orangtua Perlu Menjaga Kesehatan Mental Anak?
Menjadi sehat secara mental selama masa kanak-kanak berarti mencapai tonggak perkembangan dan emosional, mempelajari keterampilan sosial yang sehat, dan mengetahui cara mengatasi masalah.
Anak yang sehat secara mental memiliki kualitas hidup yang baik dan dapat berfungsi dengan baik di rumah, di sekolah, dan di lingkungannya.
"Kesehatan mental terhubung ke setiap aspek kehidupan kita seperti kesejahteraan fisik, emosional, relasional, dan spiritual. Masing-masing aspek kehidupan ini saling terkait. Jika satu area atau lebih terpengaruh, kesehatan mental kemungkinan besar akan terpengaruh." kata Kerry Heath, LPC-S, NCC, CEDS-S, konselor profesional berlisensi yang dilansir dari Very Well Family.
Selain itu, anak juga mengembangkan kepercayaan diri, membangun harga diri, melatih ketekunan, belajar menetapkan tujuan, berlatih membuat keputusan, belajar keterampilan mengatasi, mengelola emosi yang sulit, dan mengembangkan pandangan emosional yang sehat tentang kehidupan.
Cara Menjaga Kesehatan Mental Anak di Bawah Usia 5 Tahun
Namun, mempelajari keterampilan ini tidak selalu mudah dan membutuhkan latihan, terutama jika anak memiliki masalah kesehatan mental seperti depresi atau kecemasan. Faktanya, mengalami masalah kesehatan mental bukanlah hal yang jarang terjadi.
Jika tidak diobati, masalah kesehatan mental ini dapat berdampak signifikan pada kehidupan anak. Ada juga konsekuensi jangka panjang yang perlu dipertimbangkan juga, seperti gangguan mental atau kondisi medis kronis lainnya, hingga penyalahgunaan zat di masa dewasa.
Untuk mencegah hal tersebut, ada beberapa cara yang bisa Mama lakukan untuk menjaga kesehatan mental anak sejak usia balita, berikut beberapa cara yang bisa diterapkan:
1. Tunjukkan cinta tanpa syarat
Masih dilansir dari Very Well Family, Jenni Torres, MEd, mantan guru dan wakil presiden senior bidang kurikulum dan pengajaran untuk organisasi nirlaba Waterford.org, mengatakan bahwa salah satu cara paling penting untuk mendukung kesehatan mental anak adalah dengan menunjukkan cinta tanpa syarat.
Secara teratur, Mama dan Papa dapat memberi tahu si Kecil bahwa apa pun yang ia hadapi, orangtua tetap mencintainya tanpa syarat dan bahwa akan tetap ada untuk menemaninya.
Anak-anak perlu memahami bahwa setiap manusia membuat kesalahan, tetapi kita dapat belajar dari kesalahan ini. Pastikan Mama membingkai kesalahan balita sebagai cara belajar, alih-alih mengomunikasikan kegagalan.
Bahkan jika Mama merasa kecewa dengan pilihan anak yang salah, anak harus tahu bahwa kekecewaan yang Mama rasakan tidak berpengaruh pada rasa kasih sayang cinta kepadanya.
2. Puji karakter anak lebih sering
Dorongan, pujian, dan afirmasi adalah semua hal yang dapat orangtua lakukan untuk membangun kepercayaan diri dan harga diri anak. Namun tak hanya itu saja, yang lebih penting adalah ini semua dapat mendukung kesehatan mental dengan baik.
Penelitian yang ditulis dalam jurnal Frontiers in Psychiatry di tahun 2019 menunjukkan bahwa harga diri yang rendah dikaitkan dengan kecemasan, depresi, stres akademik, hingga berpikiran untuk bunuh diri yang semuanya secara signifikan mempengaruhi kualitas hidup anak.
"Pujilah anak-anak untuk ciri-ciri karakternya lebih sering daripada ciri-ciri fisik atau hal-hal yang berorientasi pada pencapaian. Anak-anak merespons penguatan positif dengan baik, dan orangtua perlu memperkuat hal-hal yang ingin diharapkan, seperti bersikap baik, menunjukkan empati, dan membantu orang lain." kata Heath.
3. Menghabiskan waktu bersama
Menghabiskan waktu bersama sebagai sebuah keluarga, tak hanya memperkuat ikatan keluarga tetapi juga memberikan orangtua waktu tatap muka yang sangat dibutuhkan untuk mempelajari apa yang anak lakukan, dan apa impiannya.
Ini juga mengirimkan pesan bahwa anak penting dan bahwa orangtua bersikap peduli dengan apa yang terjadi dalam hidupnya. Mama juga akan lebih mungkin untuk mengenali masalah dalam kehidupan anak, jika secara teratur menghabiskan waktu bersama.
"Orangtua dapat meluangkan waktu untuk anak-anak mereka dengan melakukan hal-hal seperti makan bersama keluarga, berjalan-jalan bersama, menyelesaikan proyek bersama, membantu pekerjaan rumah, atau bermain game dengan satu sama lain," kata Heath.
4. Berikan anak waktu bermain bersama teman
Selain menghabiskan waktu bersama orangtua, Mama juga perlu mengizinkan anak untuk bermain dengan teman sebaya.
Dilansir dari The Conversation, bermain dengan teman sebaya memungkinkan anak untuk belajar mengatur emosinya, mengembangkan keterampilan sosial, dan membentuk rasa identitas. Tanpa kesempatan untuk bermain dekat dengan teman-temannya, si Kecil bisa merasa kesepian dan terisolasi secara sosial
Selain itu, Heath juga mengatakan orangtua juga harus mengenal teman anak. Ini menunjukkan bahwa Mama peduli dengan orang-orang yang anak sayangi.
Ditambah lagi, Mama bisa memberikan masukan ketika anak berada dalam hubungan atau pertemanan yang tidak sehat, serta membimbingnya bagaimana menjadi teman yang sehat.
5. Berkomunikasi secara teratur
Berbicara secara konsisten, dapat membuat orangtua bisa membantu anak memecahkan masalah di situasi sulit. Mama juga dapat berfungsi sebagai pendengar yang baik ketika anak berbicara tentang emosi yang ia hadapi.
"Komunikasi terbuka memungkinkan anak-anak merasa bebas untuk mengeksplorasi perasaan mereka. Orangtua lebih cenderung memerhatikan jika ada sesuatu yang salah, ketika ia berbicara dengan anaknya secara konsisten." kata Torres.
Topik khusus untuk memulai pembicaraan ini adalah membuat anak berbagi tentang harinya sepulang sekolah atau saat bermain bersama teman. Lalu ajukan beberapa pertanyaan terbuka agar si Kecil dapat bercerita lebih banyak dan membantu Mama mendapatkan informasi.
Membuat balita membagikan hal baik maupun yang buruk, akan memberikan kesempatan bagi Mama untuk membantu anak dalam memecahkan masalah.
6. Membangun kepercayaan
Salah satu kebutuhan dasar anak-anak adalah rasa aman. Ketika anak mama merasa aman, ia akan berkembang dengan tepat dan belajar dengan tepat.
"Kemungkinan tantangan kesehatan mental juga lebih kecil dan ketika tantangan kesehatan mental memang terjadi, itu hanya konsekuensi biologis." menurut Torres
Salah satu cara untuk menumbuhkan perasaan aman dan percaya adalah dengan menciptakan lingkungan di rumah yang aman bagi anak untuk mendiskusikan perasaan dan kesulitannya. Mama dapat menerapkan hal ini dengan menjadi panutan yang baik.
Sejak balita, anak belajar dengan memberi contoh. Jika anak merasa bahwa berbagi kesulitan dan tantangan itu dapat diterima di rumah, ia akan lebih mungkin untuk datang ke orangtua untuk membagikan perasaannya.
Meskipun Mama telah menerapkan cara-cara di atas, setiap anak dari usia balita hingga remaja, dapat mengalami pasang surut emosi, yang dapat memengaruhi kesehatan mentalnya.
Ketika ini terjadi, ada beberapa tanda yang menunjukkan bahwa Mama mungkin perlu mengajak anak menemui penyedia layanan kesehatan atau profesional kesehatan mental.
Kapan Orangtua Membutuhkan Bantuan Ahli untuk Mengatasi Masalah Mental Anak?
Beberapa ahli memperkirakan bahwa hanya 21 persen anak dengan masalah kesehatan mental yang benar-benar mendapatkan perawatan yang dibutuhkan. Meskipun membuat keputusan untuk mencari bantuan profesional kesehatan mental tidak mudah bagi orangtua, itu adalah keputusan yang bijaksana.
"Jika kita mengambil langkah itu, kita menemukan bahwa kita tidak sendirian, bahwa orang lain mengalami hal yang sama, dan bahwa kita tidak gagal. Alih-alih membiarkan rasa malu menghentikan, orangtua harus mengambil langkah untuk angkat bicara." ujar Torres.
Mama tidak boleh menunggu sampai keadaan anak menjadi buruk atau tidak terkendali. Sebaliknya, orangtua harus proaktif dalam mendapatkan dukungan anak, sehingga dapat mempelajari strategi koping yang sehat, membangun ketahanan, dan belajar mengelola situasi dan emosi yang sulit.
Segera berkonsultasi dengan ahli jika anak menunjukkan salah satu dari tanda bahaya ini:
- Menampilkan kekhawatiran atau kecemasan yang berlebihan
- Tampak kurang percaya diri atau merasa buruk tentang diri sendiri
- Menarik diri dari orangtua, teman, atau aktivitas yang biasa dinikmati
- Menampilkan perubahan signifikan dalam kebiasaan makan atau tidur
- Berjuang secara akademis atau memiliki masalah dengan teman
- Mengekspresikan keputusasaan dan tampak tertekan
- Terlibat dalam perilaku negatif lebih sering
- Berbicara tentang atau berpartisipasi dalam perilaku melukai diri sendiri
- Memiliki masalah dengan kontrol impuls
- Terlihat sangat mudah tersinggung, emosional, atau mudah marah
Secara keseluruhan, jika Mama mengkhawatirkan si Kecil, bahkan jika tindakan atau sikapnya tidak ada dalam daftar di atas, bicaralah dengan penyedia layanan kesehatan.
Mereka dapat membantu Mama menentukan apa yang normal dan apa yang tidak berdasarkan usia dan perkembangan balita. Dan yang paling penting, mereka dapat memastikan anak mendapatkan bantuan yang dibutuhkan.
Nah kini Mama telah mengetahui apa saja cara menjaga kesehatan mental anak usia di bawah 5 tahun. Sehingga, dalam hal kesehatan mental, penting untuk menjadi bagian yang konsisten dari kehidupan anak, tidak hanya berbicara dengannya tetapi juga menghabiskan waktu bersama.
Kesehatan mental anak akan mendapat manfaat yang signifikan dari keterlibatan orangtua dalam kehidupan, serta pemberian bimbingan, cinta tanpa syarat, dan dukungan.
Baca juga:
- 8 Makanan yang Meningkatkan Kesehatan Mental Anak
- Kartun 'Winnie The Pooh' Ajari Anak Mengenal Kesehatan Mental
- 7 Tanda Anak Membutuhkan Terapis untuk Atasi Masalah Mentalnya