Dongeng Anak: Cerita Rakyat Keong Mas
Mengajarkan anak agar tidak iri dan dengki pada orang lain
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bukan rahasia umum lagi jika Indonesia adalah negara yang memiliki kekayaan budaya, inilah yang menyebabkan berbagai munculnya dongeng-dongeng yang berasal dari legenda atau cerita rakyat di jaman dahulu.
Banyak dongeng-dongeng legenda yang bisa menjadi dongeng pengantar tidur untuk si Kecil, salah satunya adalah 'Legenda Keong Mas'.
Cerita rakyat Keong Mas adalah cerita rakyat yang populer dari Jawa Timur. Bahkan, Namanya juga dijadikan taman legenda dan teater IMAX yang terletak di kawasan Taman Mini Indonesia Indah.
Jika Mama ingin mengenalkan anak pada legenda Indonesia dan menumbuhkan kebiasaan membaca sejak dini, berikut Popmama.com telah menyiapkan dongeng anak: Cerita Rakyat Keong Mas.
Yuk simak!
Dongeng Anak: Cerita Rakyat Keong Mas
1. Hiduplah seorang raja dengan dua orang putri menawan dalam sebuah kerajaan bernama Kerajaan Daha
Dahulu kala, terdapat sebuah kerajaan yang bernama Kerajaan Daha. Kerajaan ini dipimpin oleh seorang raja yang bijaksana, namanya Raja Kertamarta.
Raja memiliki dua orang putri menawan. Putri pertamanya bernama Dewi Galuh, sedangkan adiknya bernama Candra Kirana.
Berbeda dengan Dewi Galuh, Candra Kirana sudah memiliki tunangan. Sang tunangan merupakan putra mahkota Kahuripan, yang bernama Inu Kertapatih.
Suatu hari, ia mengunjungi Kerajaan Daha.
"Selamat pagi Raja Kertamarta!" kata Inu Kartapatih
"Oh Pangeran Inu, calon menantuku! Kemarilah, mari masuk!" ujar Raja Kertamarta
Setelah masuk ke dalam istana, mereka akhirnya bertemu dengan Candra Kirana.
"Ah disana rupanya calon istrimu, Candra Kirana. Dia bersama Dewi Galuh" kata Raja Kertamarta sambil menunjuk Candra Kirana.
"Selamat Pagi, Candra Kirana! Selamat Pagi, Dewi Galuh!" sapa Pangeran Inu.
"Selamat pagi Pangeran Inu!" jawab Candra Kirana.
"Uh aku mau ke kamar saja!" kata Dewi Galuh dalam hati sambil beranjak ke kamarnya.
2. Karena gelap mata, Dewi Galuh mengunjungi penyihir untuk menyingkirkan Candra Kirana
Rasa sombong dan cemburu Dewi Galuh pada Candra Kirana itu membuatnya kesal.
"Euh.. Kenapa? Mengapa Candra Kirana yang selalu beruntung? Aku akan menyingkirkanmu Candra Kirana!" kata Dewi Galuh sambil memukul meja.
Dewi Galuh yang gelap mata akhirnya pergi ke penyihir untuk membantunya menyingkirkan Candra Kirana.
"Apa yang membuat putri kerajaan datang ke sini di malam ini?" kata sang penyihir.
"Saya punya permintaan. Saya ingin kau membantu saya untuk menyingkirkan Candra Kirana. Saya akan memberikan emas sebanyak yang kau inginkan!" kata Dewi Galuh pada penyihir.
"Hahaha" suara penyihir yang tertawa kencang seakan-akan menyetujui permintaan untuk mendapatkan sejumlah emas.
Pada keesokan harinya, Dewi Galuh bertemu dengan Candra Kirana di taman istana. Candra Kirana yang tidak mengetahui perbuatan kakaknya, tampak santai dan bersenandung di taman. Hingga akhirnya ia bertemu dengan sang Kakak.
"Hai Candra Kirana!" kata Dewi Galuh
"Oh hai Kak! Lihat kemari! Ini adalah bunga yang biasa kita tanam" kata Candra Kirana.
3. Penyihir jahat itu akhirnya mengubah Candra Kirana menjadi seekor keong berwarna keemasan
Dengan ajaib, sang penyihir jahat muncul di tengah-tengah taman, bersama dengan Dewi Galuh dan Candra Kirana.
"Ah! siapa nenek itu, Kak?" kata Candra Kirana yang ketakutan.
Penyihir yang jahat itu kemudian mengutuk putri Candra Kirana menjadi seekor siput.
"Ku kutuk kau menjadi seekor keong hahahaha!" ujar penyihir jahat sambil mengarahkan tangannya pada Candra Kirana.
Tiba-tiba tubuh Candra Kirana diselimuti asap tebal! Saat asap menghilang, Candra Kirana telah berubah menjadi keong emas.
"Hahahaha kutukan ini akan hilang jika kau bertemu tunanganmu! Sebelum itu terjadi, aku singkirkan kamu dulu Aku akan memberitahu pada Papa bahwa kamu telah menghilang hahaha!" kata Dewi Galuh sambil menendang keong mas jelmaan Candra Kirana ke kolam istana.
"Kenapa dia begitu jahat padaku? Apa aku pernah menyakitinya?" tanya Candra Kirana yang bersedih di atas daun teratai.
4. Candra Kirana yang berubah menjadi keong emas, ditemukan oleh seorang nenek dan dibawa pulang
Candra Kirana yang berubah menjadi Keong Mas pun, terbawa arus sungai menjauhi Kerajaan Daha.
"Kemana sungai ini membawaku pergi? Hiks... hiks...!!!" kata Candra Kirana yang menangis.
Namun karena tubuhnya yang berwarna keemasan, membuat seorang nenek yang berada di tepi sungai untuk mencari ikan, melihat Candra Kirana dan menangkapnya dengan jaring.
"Aaaa!" Teriak Candra Kirana yang ketakutan karena masuk ke perangkap jaring.
"Wow, apa ini? Keongnya berwarna keemasan, belum pernah aku melihat keong seperti ini!" kata nenek tersebut.
Nenek itu kemudian membawa Keong Mas ke rumahnya. Dia merawat Keong Mas di dalam sebuah vas.
Keesokan harinya, tanpa disadari sang Nenek, Keong Mas berubah menjadi manusia sampai siang. Nenek itu kemudian kembali ke sungai, tapi malang nasibnya karena tidak ada satu pun ikan yang tertangkap di jalanya.
"Hah... Tak terasa hari sudah siang, namun aku belum menyiapkan makan untuk nanti sore"
Saat nenek itu kembali ke rumah, betapa terkejutnya dia karena di meja telah disajikan beberapa berbagai makanan lezat.
"Lho siapa yang memasak semua ini? Siapa yang menyiapkannya untukku?" ujar nenek yang heran.
5. Sang nenek akhirnya mengetahui bahwa Keong Mas tersebut adalah Candra Kirana
Keesokan paginya, sang nenek kembali ke danau untuk mencari ikan lagi. Kemudian ketika ia kembali, berbagai hidangan juga telah disajikan di meja makan.
Nenek yang penasaran, memutuskan untuk pulang lebih awal dari biasanya pada keesokan harinya, ia juga masuk dengan mengendap-endap ke dapurnya.
Terdengar suara seseorang sedang memasak, kemudian nenek tersebut masuk dan dikejutkan oleh seorang gadis menawan yang memasak di dapurnya.
"Hah? Siapa kamu, wahai gadis menawan?" kata nenek pada Candra Kirana.
Kemudian, Candra Kirana menceritakan semuanya kepada nenek itu. Dia juga mengatakan kepadanya bahwa kutukan itu akan hilang jika dia bertemu dengan tunangannya, Pangeran Inu.
"Saya tidak tahu kapan kutukan ini akan berakhir" ujar Canra Kirana yang sedih.
"Sabar, Kirana. Terus berdoa. Semoga doamu terkabul" jawab nenek tersebut.
Sementara itu, di Kerajaan Daha, Pangeran Inu ingin mencari tunangannya. Bahkan dia berpura-pura menjadi seorang rakyat jelata untuk mencari ke seluruh negeri
"Jangan khawatir, Yang Mulia. Saya akan mencari Candra Kirana sampai di seluruh pelosok negeri hingga ketemu" kata Pangeran Inu pada Raja Kertamarta
6. Dewi Galuh bertemu dengan Penyihir untuk mengambat Pangeran Inu mencari Candra Kirana
Ketika Dewi Galuh mendengar Pangeran Inu berniat mencari saudara perempuannya, ia memberi tahu kepada penyihir.
Seketika penyihir itu berubah menjadi gagak hitam. Dia terbang mencari Pangeran Inu
Dalam perjalanannya mencari Candra Kirana, Pangeran Inu tiba-tiba dikejutkan dengan datangnya gagak hitam yang bisa berbicara.
"Kiri...ke kiri Ikuti aku" kata gagak itu kepada Pangeran Inu.
"Gagak itu bisa bicara? Mungkin ia bisa menuntunku untuk menemukan Candra Kirana" kata Pangeran Inu.
Kemudian, Pangeran Inu mengikuti burung gagak, yang dia tidak sadari bahwa burung gagak itu adalah jelmaan dari penyihir yang sengaja membuatnya salah jalan.
Dalam perjalanannya, Pangeran Inu berhenti ketika melihat lelaki tua itu bersandar di pohon. Dia melihat kakek itu berwajah pucat.
"Kau baik-baik saja? Kakek terlihat pucat sekali" kata Pangeran Inu.
"Aku belum makan selama berhari-hari, anak muda" jawab kakek tersebut.
"Ini dia, kakek bisa makan siangku. Aku bawa cukup untuk diriku sendiri" ujar Pangeran Inu sambil memberikannya sekotak makan siang.
"Ahh, terima kasih, anak muda" kata kakek itu.
7. Pangeran Inu dibantu oleh seorang kakek dan membongkar penyihir jahat yang menjelma sebagai gagak
Sambil makan, Pangeran Inu menceritakan semuanya kepada kakek tersebut. Pangeran Inu juga menceritakan bahwa ia mengikuti burung gagak hitam yang bisa berbicara.
Tanpa diduga, kakek itu mengayunkan tongkatnya ke burung gagak. Gagak itu pun jatuh dan kembali menjadi penyihir!
Ternyata kakek itu juga seorang penyihir. Dia memberi tahu Pangeran Inu bahwa burung gagak itu adalah penjelmaan dari penyihir jahat.
Dia juga menyuruh Pangeran Inu untuk mencari Candra Kirana di Desa Dadapan.
Sesampainya di Desa Dadapan, Pangeran Inu singgah di sebuah rumah pondok untuk meminta minum. Ketika dia bertanya meminta air, betapa terkejutnya Pangeran Inu.
Rupanya dia singgah di rumah neneknya yang merawat Candra Kirana.
8. Candra Kirana akhirnya kembali ke istana, dan Dewi Galuh pergi karena takut dihukum
Nenek dan Candra Kirana tampak terkejut sekaligus senang melihat Pangeran Inu. Ketika mereka bertemu satu sama lain membuat kutukan menghilang.
Candra Kirana kemudian kembali ke Kerajaan Daha. Ia menceritakan semuanya kepada sang Papa. Karena takut mendapat hukuman, Dewi Galuh melarikan diri dari Kerajaan Daha dan tidak pernah kembali.
Pada akhirnya Candra Kirana dan Pangeran Inu hidup bahagia bersama. Nenek yang merawatnya juga tinggal di istana.
Nah itulah dongeng anak: Cerita Rakyat Keong Mas. Setelah menceritakan dongeng keong mas ini, jangan lupa untuk memberi tahu nilai moral yang terdapat dalam dongeng ini ya Ma!
Nilai moral dari cerita ini adalah rasa iri dan dengki dapat merusak pikiran dan karakter. Sehingga jauhi hal itu dengan selalu bersyukur dan berpikir positif.
Baca juga:
- Dongeng Anak Nusantara: Cindelaras
- Dongeng Anak: Putri Tanpa Senyum dan Jack yang Ceroboh
- Dongeng Nusantara: Lutung Kasarung dan Purbasari