Tak Perlu Panik, Kenali Gejala dan Cara Atasi Chikungunya pada Balita
Segera lakukan hal ini jika muncul gejala chikungunya
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Chikungunya merupakan penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus, yang sama dengan nyamuk penyebab penyakit demam berdarah.
Saat nyamuk Aedes Aegypti menggigit orang yang terinfeksi, virus chikungunya (CHIKV) akan masuk ke dalam pencernaannya. Kemudian, nyamuk tersebut dapat menularkan virus chikungunya ketika menggigit tubuh orang lain yang sehat.
Walaupun jarang menyebabkan kematian, anak berusia kurang dari 1 tahun lebih berisiko mengalami dampak penyakit yang lebih parah. Maka itu, penting bagi Mama untuk mengetahui gejala, cara mengatasi, serta bagaimana mencegah chikungunya pada anak.
Kali ini Popmama.com akan membahas selengkapnya berdasarkan informasi dari Jovee. Yuk Ma, simak informasi tentang gejala dan cara mengatasi chikungunya pada anak balita di bawah ini!
1. Gejala chikungunya pada anak
Penyakit chikungunya dapat Mama dilihat dari gejalanya yang khas, yaitu demam dan nyeri sendi yang parah. Maka dari itu, chikungunya sering dikenal juga dengan flu tulang.
Selain demam dan nyeri sendi, terdapat beberapa gejala chikungunya yang umum muncul pada anak, yaitu:
- Demam tinggi
- Sakit kepala berat
- Menggigil
- Mual dan muntah
- Nyeri sendi parah
- Diare
- Ruam pada kulit
Setelah anak terkena infeksi virus chikungunya dari nyamuk Aedes aegypti, gejala mungkin akan muncul dalam 3-5 hari. Namun biasanya, gejala tersebut akan mereda atau bisa hilang selama kurang lebih 7 hari.
Akan tetapi, gejala nyeri sendi dan kelelahan dapat bertahan hingga beberapa minggu, bahkan beberapa bulan.
2. Cara mendiagnosis chikungunya pada anak
Mama mungkin sudah perlu waspada ketika anak mengeluhkan gejala di atas, selain itu perhatikan anak ketika sudah mengalami demam dan nyeri yang parah selama lebih dari lima hari.
Diagnosis chikungunya juga bisa dilihat ketika anak mengalami sakit perut yang berlanjut, sulit menelan makanan dan minuman, merasa ingin muntah, hingga jarang buang air keci.
Mama juga perlu mengingat apakah sebelum anak demam, ia pernah mendatangi atau tinggal di wilayah yang terdapat banyak kasus chikungunya. Selain dengan melihat tanda-tanda munculnya gejala, Mama juga bisa membawa anak ke dokter untuk diperiksa lebih lanjut.
Dokter biasanya menyarankan untuk melakukan tes laboratorium, seperti melakukan tes virologi dan tes serologi untuk mendiagnosis penyakit ini.
3. Dampak chikungunya yang dapat mengganggu aktivitasnya
Chikungunya dapat memberikan dampak yang lebih berat pada anak. Anak juga akan lebih berisiko mengalami ruam pada kulit. Walaupun kejadiannya tidak sebanyak orang dewasa, gejala nyeri sendi yang diderita balita juga bisa sangat parah dan mengganggu.
Pada usia anak-anak, chikungunya memang jarang menyebabkan kematian. Namun, komplikasi penyakit ini lebih sering terjadi pada balita, terutama anak yang berusia di bawah 1 tahun.
Hingga saat ini, belum ada pengobatan dan vaksin khusus yang bisa mencegah penyakit yang diakibatkan oleh nyamuk satu ini.
4. Semakin cepat mendapat pertolongan, maka membantu proses penyembuhan anak
Apabila anak mama mengalami gejala chikungunya, sebaiknya segera periksakan anak ke dokter. Semakin cepat anak mendapat pertolongan, maka membantu proses penyembuhannya yang akan makin cepat.
Jika usia anak sudah cukup besar, umumnya ia akan memberi tahu keluhannya atau Mama bisa bertanya langsung kepadanya ketika Mama melihat anak jadi kurang sehat atau muncul berbagai gejala.
Berbeda halnya jika usia anak masih batita atau balita. Ia akan kesulitan menjelaskan kondisi yang dialaminya. Namun, Mama bisa melihat tanda ruam dan demam pada anak.
Terkadang, mengenali tanda serta gejala pada anak memang tak mudah. Karena itu, lebih baik Mama berkonsultasi pada dokter.Seperti yang disebutkan di atas, belum ada obat spesifik yang bisa menyembuhkan chikungunya.
5. Perawatan untuk mengatasi chikungunya yang bisa Mama lakukan di rumah
Namun, gejala penyakit ini bisa diobati dengan pemberian obat maupun non obat. Selain obat yang diresepkan dokter, Mama dapat melakukan hal-hal berikut ini untuk mengatasi chikungunya:
- Meredakan demamnya dengan mengompres si Kecil menggunakan handuk atau kain yang telah dibasahi air.
- Memastikan anak mendapatkan waktu istirahat yang cukup.
- Memberikan makanan bergizi seimbang. Perbanyak asupan buah serta sayur.
- Memenuhi kebutuhan cairannya untuk mencegah dehidrasi. Selain air putih, Mama juga bisa memberikan jus buah dan sayur segar, susu, serta sup hangat.
- Melindungi anak dari gigitan nyamuk untuk mencegah penyebaran infeksi virus chikungunya ke orang sehat lainnya.
Dengan melakukan perawatan di atas, gejala bisa sembuh lebih cepat dan kondisi tubuh anak akan segera pulih. Mama juga bisa memberikan obat paracetamol untuk membantu meredakan nyeri sendi.
Namun, pemberian obat tersebut harus dilakukan dengan dosis serta ketentuan dari dokter.Hindari obat-obatan anti-inflamasi (NSAIDs) karena dapat memengaruhi jumlah keping darah si kecil.
Aspirin juga sebaiknya tidak diberikan sebab dapat memicu timbulnya efek samping seperti muntah-muntah.
6. Cara mencegah agar anak tidak terkena chikungunya
Nyamuk Aedes aegypti lebih aktif menyerang manusia dengan menghisap darah saat hari masih terang. Pada saat itu, anak cenderung lebih berisiko terinfeksi chikungunya.
Terlebih lagi jika anak sering melakukan aktivitas di luar rumah maupun tidur siang di ruang terbuka. Hal ini membuat si Kecil menjadi target empuk bagi si nyamuk. Cara terbaik untuk mencegah chikungunya yaitu dengan menghindari gigitan nyamuk pembawa chikungunya.
Beberapa hal berikut ini bisa Mama lakukan sebagai langkah pencegahan penyakit chikungunya pada anak:
- Memastikan tidak ada genangan air di lingkungan rumah. Kuras dan bersihkan semua penampungan air minimal seminggu sekali, dan jangan lupa untuk menutupnya.
- Membuang sampah-sampah yang dapat menampung air, misalnya ember bekas, kaleng, pot, atau jerigen rusak.
- Memangkas rumput-rumput liar di pekarangan rumah.
- Membiasakan anak untuk menggunakan pakaian berwarna terang yang menutupi seluruh tubuhnya, terutama saat beraktivitas di luar rumah.
- Mengoleskan lotion anti nyamuk.
- Memasang kasa pada jendela dan pintu untuk mencegah masuknya nyamuk pembawa chikungunya. Selain itu, Mama juga bisa memasang juga kelambu di sekitar tempat tidur anak.
- Memanfaatkan tanaman pengusir nyamuk, misalnya serai.
Tim dokter Jovee, dr. Irma Lidia juga menekankan pentingnya melakukan upaya 3M plus, yaitu:
- Menguras dan menyikat atau menggosok dinding bak dan tempat penampungan air untuk menghilangkan telur nyamuk yang menempel erat di dinding wadah.
- Menutup tempat penampungan air.
- Mendaur ulang, membuang atau mengubur sampah tidak terpakai yang berpotensi menampung air.
“Jangan lupa juga upaya plus-nya. Misalnya memberikan larvasida ke dalam tempat penampungan air yang terlalu besar dan susah dibersihkan. Atau, menanam tanaman pengusir nyamuk dan lain sebagainya.” ujar dr. Irma Lidia.
Nah itulah beberapa cara yang bisa Mama lakukan untuk mengobati dan mencegah penyakit chikungunya pada balita. Jika Mama melihat tanda dan gejala chikungunya pada anak, jangan tunda untuk pergi ke dokter.
Selain mengonsumsi obat dari dokter, Mama juga harus memastikan anak mengonsumsi makanan bergizi seperti buah-buahan dan sayuran, banyak minum air, serta istirahat yang cukup.
Tidak hanya menjaga kebersihan lingkungan, menjaga dan meningkatkan daya tahan tubuh anak tak kalah penting dalam mencegah terjangkit chikungunya. Sistem imun anak kuat bisa melindungi tubuhnya dari infeksi patogen penyebab penyakit
Itulah penjelasan mengenai gejala dan cara mengatasi chikungunya pada anak balita yang perlu Mama ketahui, semoga bermanfaat ya Ma!
Baca juga:
- Gejala Otitis Media, Infeksi Telinga pada Balita yang Mengganggu
- Pahami Gejala dan Cara Mengobati Flu Singapur pada Anak
- Kenali Gejala dan Penyebab Hemangioma pada Anak