Kenali Gejala dan Penyebab Keratosis Pilaris pada Balita
Kenali gejala keratosis pilaris yang sering menyerang balita
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Berbagai macam penyakit kulit bisa menyerang orang dewasa hingga anak-anak. Namun, pernahkah anak mengeluh tentang benjolan kecil, kering, dan merah di area kulit, Ma? Jika iya, maka kemungkinan anak terkena kondisi keratosis pilaris.
Keratosis pilaris adalah kondisi kulit yang umum. Kondisi kulit jangka panjang ini menimbulkan benjolan kecil dan kasar yang berwarna merah pada kulit, di tempat tumbuhnya folikel rambut.
Kondisi ini sering menyerang anak balita.
Untuk mengetahui gejala, penyebab, dan cara mengatasi keratosis pilaris pada anak, berikut Popmama.com akan memberikan informasi selengkapnya. Yuk simak informasinya di bawah ini!
1. Keratosis pilaris adalah kondisi kulit yang menimbulkan benjolan kecil dan kasar
Keratosis pilaris adalah kondisi kulit yang umum terjadi pada anak-anak. Kondisi kulit jangka panjang ini menimbulkan benjolan kecil dan kasar yang berwarna seperti merah tua atau merah muda pada kulit anak, di tempat folikel rambut.
Benjolan yang bersisik ini merupakan kelebihan keratin, yaitu sejenis protein yang biasanya menjadi bagian dari rambut, kuku, dan kulit. Belum ada bukti ilmiah tentang apa yang menyebabkan kelebihan keratin ini.
Keratosis pilaris pada anak disebabkan ketika folikel rambut tersumbat oleh sel kulit mati dan sisik, berlawanan dengan pengelupasan kulit biasa.
Benjolan biasanya muncul di lengan atas, paha, pipi, dan bokong. Benjolan terasa kasar, dan bisa memburuk saat cuaca dingin. Kondisi ini tidak menular, dan mungkin turun-temurun. Namun, bagi banyak orang, keratosis pilaris menghilang seiring bertambahnya usia anak.
2. Kondisi ini disebabkan dari hasil pembentukan keratin yang berlebihan
Keratosis pilaris ini disebabkan dari hasil pembentukan keratin yang berlebihan. Keratin adalah protein keras yang melindungi kulit dari bahan beracun dan tidak aman dan infeksi, yang mungkin disebabkan oleh faktor internal dan eksternal.
Keratin ini mengembangkan blok bersisik yang mencegah folikel rambut terbuka. Namun karena banyak area bersisik yang terbentuk, maka timbul bercak kasar dari kulit bergelombang. Folikel rambut tidak lain adalah pori tempat tumbuh setiap rambut di tubuh.
Biasanya, ada lebih dari ribuan folikel rambut yang tersebar di seluruh tubuh. Ketika sel-sel mati di kulit menyumbat pori-pori atau folikel rambut ini, keratosis pilaris terbentuk, menyebabkan bercak kasar dan kering pada kulit.
Alasan penumpukan keratin berlebih ini belum diketahui, dan bahkan para ahli belum yakin tentang penyebabnya. Namun, penelitian menunjukkan bahwa keratin ekstra mungkin timbul sehubungan dengan penyakit genetik.
Keratosis pilaris sering juga dikaitkan dengan kondisi kulit lain seperti eksim dan dermatitis atopik. Jika anak memiliki kulit kering, maka kondisi tersebut mungkin semakin memperburuk keratosis pilaris.
3. Gejala keratosis pilaris yang bisa berbeda pada setiap anak
Keratosis pilaris bisa menyerang pada segala usia, tetapi lebih sering dan tersebar pada anak kecil. Gejala keratosis pilaris pada balita bisa berbeda-beda antara satu anak dengan anak lainnya. Namun, berikut ini adalah gejala umum keratosis pilaris pada anak:
- Benjolan kecil dan tidak nyeri yang biasanya terjadi di paha, pipi, lengan atas, atau bokong
- Kulit kering dan bersisik di area yang terkena benjolan
- Pengalaman tekstur kasar dan kering
- Menjadi lebih menonjol dan memburuk selama perubahan musim seperti musim dingin, iklim kering, dan waktu dengan kelembaban rendah di mana kulit cenderung menjadi lebih kering
- Muncul dalam berbagai warna seperti warna kulit, merah, putih, ungu kemerahan, dan hitam kecoklatan, tergantung dari kondisi kulit rupa.
4. Cara dokter untuk mendiagnosis keratosis pilaris pada balita
Ada beberapa kasus di mana gejala keratosis pilaris mungkin tampak seperti kondisi kesehatan lainnya. Oleh karena itu, sangat penting untuk menemui dokter untuk diagnosis segera. Dokter biasanya menanyakan gejala dan riwayat kesehatan anak untuk menganalisis kondisinya.
Karena kelebihan keratin juga dapat disebabkan oleh gen, dokter mungkin juga menanyakan tentang riwayat kesehatan Mama dan keluarga. Pemeriksaan fisik dengan mengamati kulit anak adalah langkah terpenting dalam diagnosis.
Tidak ada pengujian lebih lanjut yang diperlukan untuk mendiagnosis kondisi kulit, karena biasanya anak dengan keratosis pilaris mungkin juga memiliki kondisi kulit sensitif dan kering, seperti eksim.
5. Pengobatan yang bisa diberikan pada balita yang memiliki keratosis pilaris
Saat ini belum ada obat khusus untuk keratosis pilaris, tetapi gejalanya dapat diobati sampai batas tertentu. Keratosis pilaris bisa menjadi lebih baik seiring bertambahnya usia anak, dan pengobatan dapat mengurangi ukuran benjolan.
Perawatan balita yang memiliki keratosis pilaris meliputi:
Mengurangi ukuran benjolan
Dokter umumnya akan meresepkan losion dan krim keratosis pilaris khusus, bersama dengan obat lain seperti asam laktat, asam salisilat, atau tretinoin untuk mengurangi ukuran benjolan.
Menjaga kelembaban kulit anak
Menerapkan lotion atau pelembab tanpa pewangi seperti petroleum jelly membantu melembabkan kulit anak
Menggunakan sabun berjenis ringan
Karena anak memiliki kulit sensitif, menggunakan sabun yang ringan dan lembut dapat membantu mencegah memburuknya kondisi.
Perawatan yang tepat dan teratur dengan cara di dapat mengantisipasi ruam anak. Namun, keratosis pilaris umumnya bisa berkurang saat usia anak bertambah, tetapi seringkali kambuh jika pengobatan dihentikan.
6. Perawatan untuk meringankan keratosis pilaris pada anak
Keratosis pilaris adalah kondisi kulit kronis yang mungkin dapat mengganggu aktivitas seorang anak, karena ia mungkin terganggu oleh perubahan kulit yang tiba-tiba. Berikut beberapa tips merawat anak yang memiliki gangguan keratosis pilaris:
Perawatan kulit secara rutin
Mama bisa mengatasi kondisi yang dialami anak dengan membiasakan anak melakukan perawatan kulit secara rutin, seperti mengurangi benjolan dan menjaga kelembapan kulit.
Menghindari produk baru untuk kulit
Kulit anak mungkin menjadi lebih rapuh dan kasar karena keratosis pilaris, jadi hindari penggunaan produk kulit baru yang dapat menimbulkan efek samping.
Menggunakan humidifier
Karena iklim kering memperburuk kondisi, Mama dapat menggunakan humidifier di kamar atau di ruang keluarga saat udara menjadi lebih kering.
Mandi lebih singkat
Untuk mencegah kulit anak menjadi lebih kering, batasi waktu mandi kurang dari 10 menit, dan gunakan air hangat sebagai pengganti air panas.
Bicaralah dengan anak
Sebagai orangtua, penting untuk berbicarakan hal ini dan membantu anak untuk memahami kondisi tersebut, dan jelaskan padanya berbagai cara untuk mengobati kondisinya agar menjadi lebih baik.
7. Segera kunjungi dokter jika terjadi hal berikut ini pada anak
Mama dapat segera membawa anak ke dokter anak atau dokter kulit jika hal berikut terjadi:
- Gejala yang ada semakin parah
- Gejala baru muncul
- Kulit bersisik mulai terasa gatal atau terbakar
- Perubahan penampilan atau warna area yang terkena
"Bisakah keratosis pilaris dicegah?", merupakan pertanyaan besar yang ditanyakan setiap orangtua. Bagi banyak orang, keratosis pilaris berangsur-angsur hilang, bahkan jika Mama memilih untuk tidak mengobatinya.
Namun jika dibiarkan menjadi tidak hilang atau lebih buruk, maka segera bawa anak ke dokter agar mendapatkan perawatan lengkap.
Itulah penjelasan mengenai gejala, penyebab, dan mengatasi keratosis pilaris pada anak. Semoga bermanfaat ya, Ma!
Baca juga:
- Bukan Karena Warna Kulit, Ini Penyebab Anak Tampak Pucat Setiap Saat
- Infeksi Kulit Impetigo: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengobatinya
- 7 Rekomendasi Produk Sunscreen yang Aman untuk Kulit Sensitif Anak