Ini Daftar 10 Makanan untuk Mencegah Stunting pada Balita
Selain cegah stunting, makanan ini dapat menjaga tumbuh kembang anak agar optimal
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Salah satu masalah kesehatan yang sedang menjadi perhatian serius pemerintah adalah stunting. Stunting terjadi ketika anak mengalami gangguan tumbuh kembang yang dialami akibat gizi buruk, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan anak mengalami stunting, mulai dari kurangnya asupan nutrisi dari ASI dan MPASI hingga sanitasi yang buruk.
Namun ada banyak cara yang bisa Mama lakukan untuk mencegah stunting dan menjaga kesehatan anak sesuai dengan usianya.
Salah satunya dengan memberikan asupan nutrisi penting yang dibutuhkan oleh tubuh. Selain itu, nutrisi penting juga diperlukan anak untuk mengoptimalkan tumbuh kembangnya.
Kali ini Popmama.com akan membahas tentang daftar 10 makanan untuk mencegah stunting pada balita yang perlu orangtua ketahui. Berikut informasinya!
1. Telur
Karena tinggi protein dan vitamin, telur adalah salah satu sumber kolin terkaya, ini juga menjadi nutrisi penting yang membantu perkembangan otak anak. Tak hanya itu saja, menyajikan satu butir telur sehari diketahui dapat mencegah stunting.
Hal ini pun dibuktikan oleh sebuah penelitian menarik yang dilakukan oleh dr. Lora Iannotti, PhD., Associate Professor dari Johns Hopkins University, Amerika Serikat. Ia dan timnya memilih responden 160 bayi berusia 6-9 bulan yang tinggal di daerah rural pegunungan Ekuador.
50 persen koresponden pertama, diberi makan satu butir telur per hari selama enam bulan. Sedangkan kelompok kedua adalah pembanding, alias tidak mendapat telur.
Tim peneliti melakukan kunjungan tiap minggu ke rumah keluarga bayi-bayi tersebut untuk memastikan orangtua patuh pada jadwal penelitian. Sekaligus melihat ada tidaknya efek samping seperti reaksi alergi pada bayi yang mengonsumsi telur.
Hasil survei mendapati bahwa stunting lebih sedikit pada kelompok bayi yang mendapat telur. Yakni 47 persen lebih rendah dibanding kelompok non telur.
Dalam menyajikan telur untuk si Kecil, Mama bisa menyiapkannya dengan direbus, goreng atau orak-arik, atau buat telur dadar. Telur juga bisa ditambahkan ke sup, bubur, saus, nasi dan mie, atau buat makanan penutup seperti puding.
2.Buah-buahan beri
Buah-buahan segar dan musiman penuh dengan vitamin dan mineral yang diperlukan untuk sintesis protein dalam tubuh. Beri si Kecil setidaknya 2-3 buah setiap hari.
Dengan cara ini, ia akan mendapatkan pasokan multivitamin dengan cara yang paling alami, selain itu anak juga akan tetap kenyang dan menghindari makanan olahan yang menghambat pertumbuhannya.
Buah-buahan segar seperti stroberi dan blueberry kaya akan Vitamin C, antioksidan, dan fitokimia. Mereka melindungi sel-sel sehat dari kerusakan, meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Mama bisa menyiapkannya dengan dimakan secara langsung, atau sebagai topping untuk es krim, yogurt, panekuk, sereal.
3. Alpukat
Tahukah Mama bahwa Vitamin E memiliki banyak peran dalam tubuh, dan penting untuk membantu anak-anak tumbuh.
Menurut Office of Dietary Supplements, nutrisi yang larut dalam lemak ini bertindak sebagai antioksidan, melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas. Ini juga meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan banyak sel menggunakan vitamin ini untuk mempertahankan fungsinya di dalam tubuh,
Salah satu sumber Vitamin E yang bagus, adalah alpukat. Selain Vitamin E, alpukat juga mengandung tingkat folat, lemak, serat, dan potasium yang tinggi.
4. Daging merah
Daging merah seperti daging sapi adalah sumber protein dan asam amino yang hebat. Zat besi mengoptimalkan perkembangan dan fungsi otak, dan mendukung sistem kekebalan tubuh. Bukan hanya protein dan asam amino, pada daging merah juga terdapat zat besi dan bagus juga untuk mengatasi sel darah merah.
Untuk menyajikan daging merah pada anak, tipsnya adalah Mama dapat memilih potongan daging yang empuk, dan cincang atau potong kecil-kecil. Campur daging cincang, ayam, atau ikan dengan tahu tumbuk, telur, remah roti atau kentang tumbuk untuk membuat bola-bola bakso.
5. Kacang-kacangan
Kacang-kacangan dapat menjadi solusi alternatif untuk daging merah yang cukup menguras kantong. Kacang adalah makanan super yang sederhana, namun mereka sarat dengan protein dan serat, ditambah lagi harganya murah dan membutuhkan sedikit waktu untuk mempersiapkannya.
Beli kacang kalengan rendah sodium seperti kacang hitam, buncis, kacang merah, atau kacang polong. Cukup buka kaleng, bilas untuk menghilangkan natrium ekstra dan tambahkan ke hidangan apa pun.
Mengganti daging giling dengan kacang dapat membantu mempertahankan protein tanpa lemak berkualitas tinggi sambil menambahkan nutrisi serat.
6. Oatmeal
Oatmeal menawarkan profil nutrisi yang mengesankan dengan banyak protein, karbohidrat, vitamin, mineral, dan lemak sehat, yang dibutuhkan balita yang terkena stunting. Terlebih lagi, oat menyediakan banyak serat, yang membantu menjaga saluran pencernaan mereka tetap sehat dan teratur..
Membuat campuran oatmeal sendiri juga dapat membatasi asupan gula tambahan yang berisiko menyebabkan anak mengalami obesitas.
Mencampur oat dengan susu alih-alih air juga akan mengemas lebih banyak nutrisi ke dalam mangkuk anak. Sajikan ini dengan stroberi potong dadu, pisang, atau buah favorit si Kecil
7. Yogurt
Kalsium menjadi salah satu nutrisi untuk pembentukan tulang yang optimal. Untuk itu, sebaiknya penuhi kebutuhan kalsium anak sesuai dengan usianya agar terhindar dari kondisi stunting, misalnya dengan pemberian yogurt.
Yogurt adalah sumber protein dan kalsium pembentuk tulang yang baik, yang juga bermanfaat bagi pertumbuhan gigi balita. Meskipun Mama dapat terus memberikan ASI hingga usia anak mencapai 2 tahun atau lebih, yogurt yang mengandung lemak utuh juga dapat diberikan pada waktu makan atau sebagai camilan.
8. Tahu keras atau sutra
Zat besi, protein, dan kalsium adalah nutrisi penting yang diperlukan untuk mengoptimalkan anak yang terkena stunting. Dan nutrisi ini bisa Mama dapatkan dengan mudah, yaitu dengan memberikan tahu keras atau sutra.
Tahu adalah sumber zat besi, kalsium, dan protein yang hebat. Dalam porsi 2 ons 56 gram tahu keras menyediakan hampir 1 mg zat besi, atau hampir 14 persen dari nilai harian untuk anak. Porsi yang sama juga menyediakan 12 persen dari kebutuhan kalsium harian.
Disajikan manis atau gurih, tahu sangat serbaguna. Tahu sutra juga dapat dicampur menjadi smoothie atau dihaluskan menjadi pisang, alpukat, atau keju cottage. Rasanya netral, jadi semua ini akan memberikan nutrisi yang sehat.
9. Daging ayam atau kalkun
Potongan lembut ayam atau kalkun giling bisa menjadi cara yang bagus untuk memasukkan lebih banyak protein ke dalam makanan balita.
Mulailah dengan memberikan si Kecil bubur ayam/kalkun, atau potongan daging yang lembut. Rebus bahan-bahan protein terlebih dahulu, seperti daging ayam lalu tambahkan susu, kaldu, atau yogurt untuk melunakkan campuran ini dalam blender atau food processor.
Saat anak sudah merasa lebih nyaman dengan makan sendiri, tumis daging giling atau potong kecil-kecil.
Hindari potongan daging yang keras atau berserat, karena ini mungkin terlalu sulit untuk dikunyah atau ditelan anak. Juga, hindari bumbu pedas atau kuat, yang mungkin mengganggu perut lembutnya.
10. Ikan
Dikemas dengan protein, ikan dapat membantu anak dengan stunting untuk membangun otot dan tulang yang sehat. Ikan berminyak seperti salmon, tuna, dan sarden juga mengandung asam lemak omega-3 dalam jumlah tinggi, yang mendukung perkembangan mata, otak, dan saraf.
Ada banyak cara untuk menyajikan ikan, seperti mencampurkan dagingnya dengan nasi, tahu atau kentang untuk membuat sushi, bakso ikan, atau kue ikan.
Itulah beberapa daftar makanan untuk mencegah stunting pada balita. Cukupi asupan nutrisi pada balita dengan memberikan buah, sayuran, dan jenis makanan sehat lainnya. Selain untuk mencegah stunging, pemenuhan nutrisi ini digunakan agar anak bisa tumbuh sehat dengan perkembangan yang optimal.
Baca juga:
- Penjelasan Stunting Menurut WHO dan Cara Mengatasinya
- Kenali Apa Itu Stunting dan Cara Mencegahnya pada Anak
- Cara Mendeteksi Stunting pada Anak Sejak Dini