Memanipulasi dan Melecehkan Emosi Anak, Apa itu Gaslighting?
Sebagai bentuk pelecehan emosional yang memanipulasi perasaan dan realitas anak
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Secara umum, hubungan orangtua-anak cenderung rumit. Terkadang apa yang ingin disampaikan pada anak, tidak diterima dengan sesuai niat Mama. Yang ternyata justru menimbulkan dampak yang negatif pada anak.
Inilah yang terjadi jika ada tindakan gaslighting dalam interaksi Mama dan anak. Dalam kasus gaslighting, ini dianggap menjadi bentuk pelecehan emosional yang memanipulasi perasaan dan realitas anak.
Seperti apa gaslighting dalam kehidupan keluarga? Berikut Popmama.com akan menjelaskan seputar gaslighting dan contoh kalimat umum yang mungkin digunakan, serta langkah-langkah mencegah gaslighting pada anak yang dapat Mama terapkan.
1. Apa itu Gaslighting?
Dilansir dari verywellfamily, gaslighting sering dianggap sebagai bentuk manipulasi halus yang menyebabkan orang yang menerima mempertanyakan realitasnya. Misalnya, ketika anak mama jatuh dan lututnya tergores, Mama berkata, "Kamu baik-baik saja.".
Niat Mama mungkin untuk mencegah anak menangis dan meyakinkannya bahwa itu hanya goresan kecil. Tapi, itu juga bisa menjadi bentuk gaslighting yang halus, jika Mama tidak mengakui bahwa lutut anak mungkin terasa perih dan sakit, dan bahwa tidak apa-apa baginya untuk menangis.
Gaslighting juga bisa ditunjukkan sebagai omelan orangtua, misalnya tentang betapa kasar, egois, tidak tahu berterima kasih, atau dramatisnya anak. Meskipun tujuan Mama mungkin untuk membuat anak lebih menghormati atau memberi.
Melabeli anak dengan jenis kata-kata tersebut mendorongnya lebih jauh ke dalam perasaan bahwa ada sesuatu yang salah dengannya, ia mungkin merasa tidak pantas di dunia.
2. Apa yang menyebabkan orangtua melakukan gaslighting pada anak?
Ada banyak alasan orangtua dapat melakukan gaslighting pada anak yang disebutkan oleh Seorang psikoanalis Babita Spinelli, L.P. dan juga Alicia Muñoz, LPC, seorang terapis bersertifikat.
Dilansir dari Mindbodygreen.com, dalam banyak kasus, perilaku tersebut dianggap respons terhadap pengasuhan mereka sendiri.
Spinelli mengatakan, jika orangtua dididik dengan cara gaslighting oleh Mama atau Papanya sendiri, mereka mungkin tidak menyadari tidakannya manipulatif dan merusak.
“Narsisme, ketidakdewasaan emosional, kebutuhan akan perhatian, dan rasa malu yang mengakar, adalah akar penyebab potensial lainnya dari gaslighting,” kata Spinelli.
Kemudian, Alicia Muñoz menambahkan bahwa orangtua lainnya, mungkin hanya kewalahan dan memproyeksikan pengalaman masa lalunya kepada anak-anak mereka.
"Ini membuat anak mereka merasa disalahpahami, kesepian, terputus, dan sering marah, Ini juga dapat mengikis rasa percaya diri/diri anak." jelas Muñoz.
Muñoz menambahkan, bahwa orangtua yang cenderung memaksakan pandangannya kepada anak, alias otoriter, berusaha untuk mempertahankan kendali. Melihat bagaimana mereka dibesarkan, atau mungkin mereka memiliki toleransi yang rendah terhadap kecemasan.
3. Apa tanda-tanda perilaku orangtua yang melakukan gaslighting pada anak?
Bagi banyak orangtua, terkadang tindakan gaslighting pada anak terjadi tanpa mereka sadari. Misalnya, Mama mungkin telah mempelajari perilaku ini dari orangtua Mama sendiri dan tidak melihat ada yang salah dengan apa yang mereka katakan.
Jika Mama khawatir mungkin secara tidak sengaja melakukan gaslighting pada anak, berikut adalah tanda-tanda gaslighting dalam interaksi Mama dan anak:
Mempertanyakan peristiwa masa lalu
Penting untuk diingat bahwa tidak ada dua orang yang mengingat peristiwa yang sama dengan cara yang persis sama. Untuk alasan ini, setiap orang mungkin memiliki ingatan yang berbeda tentang peristiwa yang sama. Ketika Mama menantang atau mempertanyakan ingatan anak, ini bisa menjadi bentuk gaslighting.
Menyepelekan perasaan anak
Perasaan dan emosi anak adalah nyata dan valid, bahkan jika itu membuat Mama tidak nyaman atau jika berpikir itu dilebih-lebihkan. Jika Mama meminimalkan perasaan anak, itu memberi tahunya bahwa apa yang ia rasakan tidak nyata, dan ini adalah bentuk gaslighting.
Mencoba bersaing
Terkadang orangtua merasa tidak aman atau ingin diakui keterampilan dan kemampuannya. Tetapi, ketika menyangkut dengan anak, sangat tidak sehat untuk menempatkan dalam situasi di mana orangtua mencoba untuk bersaing dengan anak, atau menunjukkan kepada anak seberapa pintar atau lebih baik Mama darinya.
Buat perbandingan
Tidak ada yang lebih menyakitkan bagi seorang anak daripada dibandingkan dengan anak lain atau saudaranya. Membuat perbandingan antara orang-orang bukanlah hal yang baik untuk dilakukan. Jadi, itu harus dihindari, bahkan perbandingan yang dirasa tidak berbahaya juga bisa menyakitkan.
Meremehkan keberhasilan anak
Jika Mama adalah orangtua yang selalu mendorong anak atau tidak pernah puas dengan prestasinya, kemungkinan besar Mama sedang meremehkan anak. Sangat penting untuk merayakan keberhasilan anak dan mengakui pekerjaan yang ia lakukan untuk mencapai tujuannya.
Meragukan pikiran, perasaan, dan keyakinan anak
Ketika Mama mempertanyakan pikiran, perasaan, dan keyakinan anak, itu akan menciptakan keraguan dari anak yang sedang belajar melihat sesuatu dengan jelas, atau ia sedang belajar memahami dunia di sekitarnya. Meragukan apapun dalam kehidupan anak dapat merusak kepercayaan dirinya, serta dapat membuat anak merasa tidak aman.
Menyalahkan anak atas masalah sendiri
Menyalahkan anak atas masalah Mama sendiri, bahkan ketika perilaku anak dikatakan dapat meningkatkan tingkat stres maka itu tidak pernah sehat. Penting bagi orangtua untuk bertanggung jawab atas perasaan dan masalahnya sendiri, serta tidak menyalahkan orang lain, termasuk anak mereka. Memperbaiki perilaku anak adalah satu hal, tetapi orangtua tidak boleh menyalahkan anak atas apa yang dirasakan.
Mengisolasi anak
Terkadang orangtua mengalami kesulitan, ketika membiarkan anak tumbuh remaja atau membiarkan anak memiliki otonomi dan kemandirian. Akibatnya, Mama membatasi waktu anak dengan teman-teman, bahkan mungkin merusak hubungan sosialnya dalam upaya untuk menjaga anak di rumah dan dengan keluarga. Pada akhirnya, ini merugikan anak karena mengisolasinya dari teman sebayanya.
4. Apa saja contoh kalimat gaslighting?
Berikut adalah beberapa frasa gaslighting umum yang biasanya digunakan oleh orangtua kepada anaknya, menurut Spinelli:
- “Kamu membuat masalah besar.”
- “Kamu sangat sensitif.”
- “Mama mengkritikmu karena Mama mencintaimu.”
- “Mama tidak berdebat, Mama cuma mau berbicara ini denganmu.”
- “Kamu seharusnya sudah tahu tentang___.”
- “Kamu terlalu emosional.”
- “Berhentilah menjadi dramatis.”
Tak hanya Spinelli, Muñoz juga memberikan beberapa contoh orangtua yang melakukan gaslighting secara halus kepada anak, terutama yang menyangkut emosi anak:
- “Kamu tidak dingin.”
- “Kamu hanya sedang lapar.”
- “Kamu hanya lelah, sana pergi tidur.”
- “Kamu tidak kesal dengan apa yang dikatakan (atau dilakukan) anak itu.”
- Bentuk kalimat gaslighting orangtua pada anaknya yang menyatakan sebuah keharusan:
- “Kamu seharusnya membuang sampah.”
- “Kamu seharusnya sudah melakukan pekerjaan rumahmu.”
- “Kamu harus memakai kaus kakimu.”
- “Kamu seharusnya mendengarkan Mama.”
Orangtua memberi tahu anak "siapa dirinya" atau membuat pernyataan menyeluruh tentang karakter anak:
- “Kamu anak yang baik.”
- “Kamu anak yang buruk.”
- “Kamu adalah seseorang yang berbagi mainan.”
- “Kamu anak yang egois.”
- “Kamu seorang murid yang baik.”
- “Kamu murid yang buruk.”
Sementara beberapa pernyataan ini tampak tidak berbahaya pada pandangan pertama, Muñoz mengatakan bahwa evaluasi karakter anak dari waktu ke waktu, baik negatif maupun positif, dapat merusak.
"Pujian bisa menjadi bentuk gaslighting ketika mereka meniadakan atau menyangkal pengalaman anak dari suatu situasi, atau tentang diri mereka sendiri, atau ketika itu adalah bentuk manipulasi," jelas Muñoz.
5. Bagaimana cara mencegah tindakan gaslighting?
Jika khawatir bahwa ada tindakan Mama menjadi bagian dari gaslighting pada anak, bahkan secara tidak sengaja, penting untuk mengetahui bagaimana menghindari tindakan gaslighting dan mengambil pendekatan yang lebih konstruktif dan sehat saat berinteraksi dengan anak.
Berikut adalah beberapa cara yang dapat Mama lakukan untuk menghindari gaslighting pada anak:
Dengarkan dan validasikan perasaan anak
Ketika anak mama merasa kesal, ingatkan anak untuk menarik napas dalam-dalam dan dengarkan apa yang membuatnya kesal. Ajukan pertanyaan jika Mama tak sepenuhnya mengerti, tetapi pastikan mendengarkannya tanpa menghakimi.
Mendorong kemandirian anak
Seiring bertambahnya usia anak, penting untuk mendorong kemandiriannya terutama dalam hal berteman. Juga, dorong anak untuk membuat pilihan saat yang tepat dan ajari ia keterampilan memecahkan masalah.
Menjadi nyaman dengan menjadi tidak nyaman
Jika Mama adalah seseorang yang sensitif, mungkin sulit untuk melihat anak mengungkapkan perasaan yang tidak nyaman, seperti kesedihan, kemarahan, atau frustrasi. Namun perhatikan bahwa reaksi pertama Mama mungkin bisa memperbaiki situasi atau menghancurkan suasana. Gunakan emosi tidak nyaman yang dialami anak sebagai kesempatan belajar satu sama lain.
Temukan keindahan pada anak
Setiap anak memiliki sesuatu yang unik dan indah untuk ditawarkan kepada dunia. Pastikan Mama mengidentifikasi hal-hal itu di setiap anak. Kemudian, sempatkan waktu berbagi dengan anak tentang hal-hal yang Mama sukai darinya.
Ambil tanggung jawab untuk masalah sendiri
Mengasuh anak terkadang sulit, menantang, dan melelahkan. Bahkan anak mungkin menguji batas emosi Mama, tetapi penting bagi Mama untuk menyelesaikan tanggung jawab sendiri. Jangan pernah menyalahkan anak ketika Mama alami stres dengan masalah pekerjaan.
Sebaliknya, ambil cara penyelesaian yang tepat, agar bisa dijadikan salah satu pelajaran penyelesaian masalah yang dapat Mama ajarkan kepada anak.
Nah itu adalah beberapa informasi seputar tindakan gaslighting dalam kehidupan orangtua dan anak yang perlu Mama ketahui.
Meskipun Mama mungkin tidak pernah berniat untuk menyakiti anak dengan kata-kata, penting untuk menyadari dampak tindakan dan kata-kata Mama terhadap anak.
Memberi anak ruang untuk mengekspresikan dan memahami emosi, memberikan dasar yang dibutuhkan untuk menjadi sehat secara mental. Jadi ketika anak menangis akibat luka di lututnya, luangkan waktu sejenak untuk mengakui rasa sakit yang ia rasakan.
Baca juga:
- Wow! 7 Hacks Mengasuh Anak ini Tidak Akan Mama Temukan di Buku
- Kenali 4 Jenis Pengasuhan Orangtua dan Pengaruhnya pada Anak
- 5 Hal Penting yang Orangtua Harus Lakukan dalam Mengasuh Anak