Kenali, 20 Tanda-Tanda dan Penyebab OCD pada Anak Balita
Balita umumnya senang bermain kotor-kotoran, namun berbeda dengan balita yang menderita OCD
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mama mungkin menganggap bahwa obsessive-compulsive disorder (OCD) atau gangguan obsesif-kompulsif merupakan penyakit yang menyerang sebagian besar orang dewasa.
Namun menurut penelitian di tahun 2014 yang berjudul “Obsessive-compulsive disorder in children and adolescents”, antara 0,25 persen hinnga 4 persen anak-anak dapat mengembangkan OCD. Rata-rata, anak dapat terkena OCD sekitar usia 10 tahun.
Namun, anak usia 5 atau 6 tahun juga dapat didagnosis OCD. Dalam kasus yang jarang terjadi, anak-anak dapat mulai menunjukkan gejala pada usia 2-3 tahun.
Seperti apa tanda-tanda dan penyebab OCD pada anak balita? Simak informasinya yang telah Popmama.com rangkum di bawah ini!
1. Apa itu obsessive-compulsive disorder atau gangguan obsesif-kompulsif?
Gangguan obsesif-kompulsif atau obsessive-compulsive disorder (OCD) adalah salah satu jenis gangguan kecemasan berulang. Seorang anak penderita OCD memiliki pikiran obsesif yang tidak diinginkan, terkait dengan ketakutan, seperti menyentuh benda kotor.
Balita dengan OCD memiliki kebiasaan kompulsif dalam mengendalikan ketakutan, seperti mencuci tangan yang berlebihan. Kompuslif sendiri merupakan dorongan yang tak tertahankan untuk melakukan sesuatu.
Ketika seorang anak menderita OCD, pikiran obsesif dan kebiasaan kompulsif bisa menjadi sangat sering dan kuat, sehingga dapat mengganggu kehidupan sehari-hari dan perkembangan normal.Namun, OCD lebih sering terjadi pada remaja.
2. Apa penyebab OCD pada anak?
Dilansir dari cedars-sinai.org, penyebab OCD masih belum diketahui. Penelitian menunjukkan bahwa ini terkait dengan masalah otak. Anak dengan OCD tidak memiliki cukup bahan kimia yang disebut serotonin di otaknya.
Meskipun penyebab pasti OCD pada anak-anak masih belum diketahui, dilansir dari verywellmind.com, para peneliti percaya ada beberapa faktor berperan, yaitu seperti:
Struktur otak: Studi telah menemukan hubungan antara OCD dan kelainan pada korteks frontal dan struktur subkortikal otak.
Trauma awal kehidupan: Beberapa penelitian menemukan hubungan antara trauma awal kehidupan, seperti kekerasan seksual, dan gejala OCD pada gadis praremaja.
Genetika: Meskipun tidak ada "gen OCD" yang spesifik, ada bukti bahwa versi (alel) dalam gen tertentu mungkin menandakan kerentanan yang lebih besar. Terlebih lagi, OCD ditemukan diturunkan dalam keluarga ketika semakin dekat anggota keluarga dan semakin muda anak saat gejala dimulai, maka semakin tinggi risikonya.
Stres: Stres akibat kesulitan hubungan, masalah di sekolah, dan penyakit bisa menjadi pemicu kuat gejala OCD pada anak-anak.
3. Apa saja tanda dan Kebiasaan OCD yang umum muncul pada anak?
Setiap balita mungkin memiliki gejala yang berbeda. Ini adalah gejala yang paling umum:
- Obsesi ekstrim terhadap kotoran atau kuman
- Keraguan yang berulang, seperti apakah pintu terkunci atau tidak
- Pikiran yang mengganggu tentang kekerasan, menyakiti atau membunuh seseorang, atau melukai diri sendiri
- Waktu yang lama dihabiskan untuk menyentuh sesuatu, menghitung, dan memikirkan angka dan urutan
- Keasyikan dengan keteraturan, simetri, atau ketepatan
- Pikiran yang berkelanjutan tentang melakukan tindakan seksual yang menyinggung atau perilaku terlarang dan tabu
- Diganggu oleh pemikiran yang bertentangan dengan keyakinan
- Kebutuhan yang besar untuk mengetahui atau mengingat hal-hal yang mungkin sangat kecil
- Terlalu memperhatikan detail
- Terlalu mengkhawatirkan sesuatu yang buruk terjadi
- Pikiran, dorongan, atau perilaku agresif
Perilaku kompulsif adalah kebiasaan yang berulang dan digunakan untuk meredakan kecemasan yang disebabkan oleh obsesi. Kebiasaan ini bisa berlebihan, mengganggu, dan memakan waktu aktivitas dan hubungan sehari-hari.
Kebiasaan ini mungkin termasuk:
- Mencuci tangan berulang kali (seringkali 100 kali atau lebih dalam sehari)
- Mengecek dan mengecek ulang berkali-kali, seperti memastikan pintu terkunci
- Mengikuti aturan tata tertib yang tegas, seperti mengenakan pakaian dengan urutan yang sama setiap hari
- Menimbun benda
- Menghitung dan banyak hitung
- Mengelompokkan benda atau meletakkan benda dalam urutan tertentu
- Mengulangi kata-kata yang diucapkan oleh diri sendiri atau orang lain
- Mengajukan pertanyaan yang sama berulang kali
- Mengulangi suara, kata, angka, atau musik untuk diri sendiri
Gejala OCD mungkin tampak seperti masalah kesehatan lainnya, sehingga pastikan untuk menemui penyedia layanan kesehatannya untuk mendiagnosis OCD pada anak.
4. Bagaimana OCD didiagnosis?
Seorang psikiater anak atau ahli kesehatan mental lainnya dapat mendiagnosis OCD. Mereka akan memberikan pertanyaan pada Mama untuk melakukan evaluasi kesehatan mental anak.
Untuk dapat didiagnosis dengan OCD, anak harus memiliki obsesi dan kompulsi yang terus menerus, parah, dan mengganggu, hingga membahayakan kehidupan sehari-hari anak.
Dalam kebanyakan kasus, kegiatan OCD seperti mencuci tangan atau memeriksa kunci pintu menghabiskan lebih dari satu jam setiap hari. Kondisi ini juga menyebabkan gangguan kesehatan mental dan memengaruhi cara berpikir anak.
Dalam kebanyakan kasus, Mama mampu menyadari bahwa tindakan anak tidak normal sampai tingkat tertentu. Tetapi seringkali balita tidak dapat melihat bahwa perilakunya tidak rasional dan tidak normal.
5. Bagaimana pengobatan OCD pada anak-anak?
Perawatan akan tergantung pada gejala, usia, dan kesehatan umum anak, serta tergantung pada seberapa parah kondisinya.
Perawatan untuk OCD sering kali mencakup kombinasi dari berikut ini:
- Terapi dengan metode kognitif dan perilaku
Metode kognitif membantu balita dalam mengidentifikasi dan memahami ketakutannya. Metode ini juga mengajari seorang anak cara-cara baru untuk menyelesaikan atau mengurangi ketakutannya dengan lebih baik. Metode perilaku membantu anak dan keluarganya membuat aturan untuk membatasi atau mengubah perilaku. Salah satu contohnya adalah mengatur berapa kali boleh mencuci tangannya.
- Terapi keluarga
Orangtua memainkan peran penting dalam setiap proses perawatan, termasuk sekolah dan tempat penitipan anak.
- Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI)
Obat-obatan ini membantu meningkatkan kadar serotonin di otak.
- Antibiotik
Si Kecil mungkin memerlukan obat-obatan ini jika OCD-nya ditemukan terkait dengan infeksi streptokokus.
Anak dengan OCD mungkin juga memiliki satu atau lebih jenis gangguan makan. Ini juga membutuhkan perawatan
6. Bagaimana orangtua dapat membantu mencegah OCD pada anak?
Dilansir dari cedars-sinai.org, hingga saat ini para ahli belum mengetahui bagaimana mencegah OCD pada anak-anak dan remaja.
Tetapi jika melihat tanda-tanda OCD pada balita, Mama dapat membantunya dengan melakukan evaluasi sesegera mungkin. Perawatan dini dapat meredakan gejala dan meningkatkan perkembangan normal anak, serta meningkatkan kualitas hidupnya.
7. Bagaimana orangtua dapat merawat anak yang hidup dengan OCD?
OCD dapat diatasi, seringkali dengan kombinasi terapi satu-satu dan obat-obatan. Orangtua memainkan peran pendukung kunci dalam perawatan anak. Berikut hal-hal yang dapat dilakukan untuk membantu anak dengan OCD:
- Pertahankan semua janji konsultasi dengan penyedia layanan kesehatan anak.
- Bicarakan dengan penyedia layanan kesehatan anak tentang penyedia lain yang mungkin dapat disertakan, seperti mendapatkan perawatan dari tim yang mungkin termasuk konselor, terapis, pekerja sosial, psikolog, dan psikiater.
- Jaga jalur komunikasi yang kuat dan terbuka dengan anak. Balita dengan OCD bisa merasa malu dengan gangguan yang ia alami.
- Beri tahu orang lain tentang gangguan anak. Bekerja samalah dengan penyedia layanan kesehatan anak dan sekolah untuk membuat rencana perawatan.
- Jangkau dukungan dari layanan komunitas lokal. Berhubungan dengan orangtua lain yang memiliki anak penderita OCD dapat membantu.
Itulah beberapa informasi seputar OCD pada anak balita. Terakhir, penting untuk tidak pernah putus asa. Meskipun belum ada "obat" khusus untuk OCD, banyak perawatan berbeda tersedia, jadi jika strategi pertama tidak berhasil, teruslah mencoba.
Terkadang ini hanya masalah menemukan terapis yang tepat atau kombinasi obat dan psikoterapi yang tepat.
Dengan menemukan perawatan yang tepat, anak mungkin dapat meredakan gejalanya dan belajar strategi mengatasi masalah untuk berkembang dalam kehidupan sehari-hari. Jika Mama merasa si Kecil mungkin menderita OCD, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter anak.
Baca juga:
- Kenali Kelainan Penis Mendelep atau Buried Penis pada Balita
- Ketahui Sejak Dini! Ini Dia 5 Jenis Penyakit Kelainan Darah pada Anak
- 7 Kalimat Positif yang Bisa Mendukung Perkembangan Anak Sejak Dini