9 Tata Krama yang Perlu Diajarkan pada Anak sejak Dini
Penting bagi Mama untuk mengajari si Kecil macam-macam tata krama sejak usia dini
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tata krama adalah hal yang sangat penting ketika berinteraksi dengan orang lain dalam masyarakat kita. Ini adalah sesuatu sudah Mama pelajari dari usia yang sangat muda.
Seperti yang Mama ketahui, balita belajar dari contoh terutama yang ditunjukkan oleh orang-orang di sekitarnya. Jadi penting bagi Mama untuk mulai mengajari anak macam-macam tata krama sejak usia balita.
Lanjutkan membaca artikel Popmama.com berikut ini untuk melihat 9 tata krama yang perlu ditanamkan pada anak sejak usia sejak dini!
1. Mengucapkan tolong dan terima kasih
Mengucapkan tolong dan terima kasih harus menjadi dua kebutuhan hidup. Itu tidak hanya baik dan sopan, tetapi juga sangat dihargai oleh orang yang menerima. Si Kecil harus diajari dan dicontohkan kapan waktu yang tepat untuk mengatakan tolong dan terima kasih saat usia dini.
Misalnya dimulai ketika anak meminta sesuatu, Mama bisa mulai dengan mendorongnya untuk mengatakan tolong. Kemudian setelah Mama memberikan apa yang diinginkan, dorong lagi untuk mengucapkan terima kasih.
Mama juga dapat memberi contoh dan selalu mengucapkan kedua frasa itu sendiri setiap harinya, sehingga anak akan mulai memahami konsep-konsep ini dengan lebih baik.
2. Jangan menunjuk dan menatap orang lain
Selalu berharga dan bermanfaat untuk mengajari anak bahwa tidak sopan menunjuk dan/atau menatap orang lain. Beri tahu anak bahwa setiap orang di dunia dilahirkan berbeda dengan keunikannya masing-masing, ini dapat membantunya belajar menerima dan berbelas kasih terhadap orang lain.
Selain itu, merupakan ide yang baik untuk memperkenalkan anak pada konsep, "jika kamu tidak memiliki sesuatu yang baik untuk dikatakan, jangan katakan apa-apa.". Hal ini untuk mencegah anak berkata negatif, kasar, atau buruk kepada orang lain.
Jangan lupa juga untuk menjelaskan bahwa menunjuk dan menatap benar-benar bisa membuat seseorang yang tak dikenal menjadi sedih, karena bisa melukai perasaan mereka. Dan itu juga sangat kasar.
3 Mengatakan maaf dan permisi
Selain mengajari anak untuk mengatakan tolong dan terima kasih, ada baiknya juga untuk mengajari anak kapan waktu yang tepat harus mengatakan maaf dan/atau permisi bila perlu. Misalnya jika anak ingin melewati seseorang, mengatakan "maaf, permisi," akan tepat.
Contoh lain adalah jika Mama sedang berbicara atau menelepon dengan seseorang, dan anak memiliki sesuatu yang perlu dikatakan, si Kecil bisa mengatakan, "Maaf Ma, aku harus memberi tahu Mama sesuatu," juga bisa sangat tepat.
Ada begitu banyak momen dalam hidup yang membuat kita harus mengucapkan dua kata sederhana itu. Jadi mempelajarinya sejak dini selalu merupakan hal yang sangat baik.
4. Untuk menghormati orang yang lebih tua
Anak juga harus selalu berusaha untuk memerhatikan bagaimana cara ia memperlakukan dan berbicara dengan orang yang lebih tua. Ini termasuk orangtua, kakek-nenek, pengasuh anak, guru, tetangga yang lebih tua, dan sebagainya.
Jika anak berteriak di depan seseorang karena tidak mendapatkan apa yang diinginkannya, itu seringkali dianggap tidak menghormati orang yang lebih tua atau pengasuhnya.
Maka dari itu anak perlu belajar tentang menghormati orang ang lebih tua sejak dini, bahkan ia bisa mempelajarinya hanya dengan melihat Mama atau Papanya berinteraksi dengan orang lain. Sehingga penting bagi orangtua untuk memberikan contoh yang baik kepada anak.
5. Menghargai batasan pribadi orang lain
Menjadi ide yang baik untuk mengajarkan anak tentang ruang pribadi. Tidak hanya sebagai tanda hormat, tetapi juga dapat membantu mencegah anak berlari dan mencoba memeluk atau terlalu dekat dengan orang asing.
Plus, ini juga mengajari anak tentang "bahaya orang asing", yang dapat membantunya lebih aman di luar sana!
Semakin cepat Mama mulai mengajari anak tentang berada di ruang pribadi orang lain, maka semakin cepat ia dapat memahami konsep ini. Hal ini karena beberapa orang mulai merasa tidak nyaman ketika ada orang-orang terlalu dekat dengan mereka secara fisik, bahkan anak-anak sekalipun.
6. Membantu membersihkan
Bagian sopan santun lainnya adalah membantu orang lain membersihkan, terutama jika anak yang pertama kali menyebabkan berantakan. Jadi, selagi anak masih berusia balita, penting untuk menanamkan padanya pentingnya membersihkan kekacauan.
Untuk membuat si Kecil lebih tertarik untuk membersihkan, mungkin Mama bisa mencoba membuat lagu tentang bersih-bersih yang bisa dinyanyikan berdua saat waktunya membereskan barang-barang dan merapikan rumah.
Mengajarkan anak untuk membantu membersihkan adalah pedoman tak ternilai yang akan ia bawa sepanjang sisa hidupnya.
7. Tidak menyela saat orang sedang berbicara (kecuali itu penting)
Salah satu aspek tata krama yang terkadang dilupakan adalah tidak memotong pembicaraan orang lain, kecuali memang penting. Memotong pembicaraan, seringkali dianggap tidak sopan. Inilah sebabnya Mama perlu memberi tahu anak bahwa tidak baik jika mengganggu orang lain saat berbicara.
Ini juga akan menjadi cara bagi orangtua untuk memasukkan sopan santun lain seperti meminta maaf dan permisi. Namun, Mama harus mencoba menjelaskan kepada anak bahwa menyela tidak apa-apa ketika itu dalam keadaan penting atau darurat.
8. Tidak melukai orang lain
Bukan rahasia umum lagi jika anak bisa menjadi agresif dan terkadang dengan sengaja menyebabkan cedera fisik pada anak lain atau bahkan pada saat usianya dewasa.
Sejak usia sangat muda, balita harus belajar bahwa menyakiti orang lain bukanlah perilaku yang baik atau dapat diterima. Ketika ia mencakar atau menggigit seseorang, anak harus segera meminta maaf secara tulus kepada orang tersebut.
9. Menggunakan suara dalam dan suara luar yang tepat
Ketika memikirkan tentang sopan santun yang harus diajarkan kepada anak sejak dini, Mama mungkin ingin mempertimbangkan untuk menambahkan kapan anak harus menggunakan suara "dalam dan luar".
Apa itu suara dalam dan luar?
Suara dalam adalah ketika seorang anak di dalam ruangan, maka ia tidak boleh berteriak seolah-olah masih di luar. Sebaliknya, suara luar adalah ketika anak berada di luar, ia harus dapat mengeluarkan sebagian energi dan berbicara lebih keras dari biasanya.
Ketika si Kecil mulai berteriak di dalam rumah, Mama dapat memberi tahunya bahwa ia sedang berada di dalam ruangan, maka ia tidak boleh berteriak dan harus berbicara dengan volumen yang lebih rendah.
Nah itulah beberapa tata krama yang perlu diajarkan anak sejak dini. Mungkin Mama bertanya-tanya kapan waktu yang tepat untuk mulai mengajarkan anak tentang tata krama.
Tanpa disadari, seorang anak benar memiliki kapasitas untuk belajar sopan santun lebih cepat. Beberapa anak sudah dapat mempelajari tata krama bahkan sebelum mereka berusia dua tahun atau lebih tepatnya pada sekitar usia 18 bulan.
Baca juga:
- Cara Mendidik Anak Laki-laki agar Memperlakukan Perempuan dengan Baik
- 5 Cara Mendidik Anak agar Berani Berpendapat dan Berkreasi
- Kenali Cara Mendidik Anak Usia 5 Tahun agar Memiliki Kepribadian Baik