7 Tips Membuat Anak Balita Tenang saat Ke Dokter Gigi
Bisa diterapkan untuk balita yang suka rewel ketika diajak ke dokter gigi nih, Ma!
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Takut pada dokter gigi adalah bagian umum dari masa kanak-kanak. Balita sering tidak mengerti apa yang sedang terjadi atau mengapa ia menjadi sasaran dari orang-orang yang menggunakan masker, mendengar suara-suara logam, dan memasukkan peralatan ke dalam mulutnya.
Ketakutan ini sepenuhnya dapat dimengerti, tetapi penting untuk membantu menenangkannya sejak dini.
Karena dilansir dari Colleyville Children's Dentistry, anak-anak yang takut dengan dokter gigi dapat tumbuh menjadi orang dewasa yang fobia terhadap dokter gigi, bahkan 9-20 persen di antaranya mungkin melewatkan kunjungan ke dokter gigi karena kecemasan.
Jika balita memiliki ketakutan dengan dokter gigi, ada beberapa cara untuk mengubah pembersihan gigi menjadi pengalaman yang positif.
Berikut Popmama.com telah merangkum tujuh tips membuat anak balita tenang saat ke dokter gigi. Simak tipsnya di bawah ini yuk!
1. Kenalkan anak pada pekerjaan dokter gigi sebelum mengunjunginya
Dilansir dari Milner Dentistry, kunjungan ke dokter gigi akan jauh lebih lancar jika orangtua meluangkan waktu untuk mengajari anak tentang dokter gigi sebelum pergi mengunjunginya.
Misalnya Mama dapat membaca buku atau menyaksikan acara animasi tentang pergi ke dokter gigi dengan anak sehingga ia tahu apa yang akan terjadi.
Saat membaca atau menonton, jangan takut untuk berhenti sejenak dan berbicara dengan si Kecil tentang apa yang ia lihat. Mama juga dapat memberikannya kesempatan untuk mengajukan pertanyaan apa pun yang mungkin dimiliki tentang dokter gigi.
Dalam banyak kasus, jenis persiapan ini membantu balita merasa tenang dan tidak terlalu khawatir setelah ketika harus duduk di kursi periksa dokter gigi.
2. Jangan menunggu terlalu lama untuk melakukan kunjungan pertama
Semakin dini Mama memaparkan balita pada pembersihan gigi, semakin kecil kemungkinannya ia takut akan hal itu.
Masih dilansir dari Colleyville Children's Dentistry, dokter gigi menyarankan agar Mama dapat membawa si Kecil ke dokter gigi segera setelah ia mendapatkan gigi susu pertamanya. Paling lambat, bawa anak sebelum mencapai ulang tahun pertamanya.
Setelah anak cukup besar untuk mengembangkan rasa takut pada lokasi tertentu, ia justru sudah terbiasa dengan dokter gigi, dan bahkan mungkin berharap untuk bermain dengan mainan di ruang tunggu atau mendapatkan stiker sesudahnya.
Dan yang lebih penting, mengunjungi dokter gigi sejak dini dapat membantu mencegah kerusakan gigi balita.
3. Membawa mainan atau barang-barang yang mengalihkan perhatian anak
Sebelum pergi ke dokter gigi, Mama dapat meminta anak untuk menyiapkan satu atau dua mainan favoritnya.
Karena dilansir dari Smileland Dentistry for Kids, gangguan ini juga dapat menjadi sesuatu yang positif bagi anak untuk mengalihkan kecemasannya saat menunggu dan bahkan menenangkan dirinya ketika duduk di kursi periksa dokter gigi.
Jika si Kecil memiliki mainan favorit atau selimut yang menenangkannya, bawalah bersamanya ke ruang praktik dokter gigi. Biarkan anak bermain dengan mainan sambil menunggu, dan biarkan ia memegang barang yang nyaman saat duduk di kursi dokter gigi.
Namun pastikan mainan atau barang yang dibawa tidak terlalu besar agar tak mengganggu proses pemeriksaan ya Ma!
Mainan ini akan membantu balita merasa lebih betah dan nyaman saat menghadapi sesuatu yang "menakutkan" baginya.
4. Melakukan permainan peran tentang dokter gigi
Anak-anak belajar tentang dunia di sekitar mereka melalui kekuatan bermain. Dengan demikian, waktu bermain adalah cara yang bagus untuk mengatasi rasa takut akan pengalaman baru.
Saat Mama mengajari si Kecil menyikat gigi dan menggunakan benang gigi, cobalah mengubahnya menjadi permainan dokter gigi. Berpura-puralah bahwa Mama adalah dokter gigi yang menunjukkan cara-cara menyikat gigi, dan biarkan anak mengambil giliran dengan merawat “gigi” bonekanya.
Dengan mengaitkan kebersihan mulut dengan kegiatan bermain yang menyenangkan, anak dapat melakukan perjalanan ke dokter gigi sebagai sesuatu yang seru daripada sesuatu yang harus ia takuti.
5. Gunakan bahasa yang positif saat menjelaskan anak tentang dokter gigi
Ketika anak mengajukan pertanyaan tentang dokter gigi, pastikan Mama menggunakan bahasa yang sederhana dan positif untuk menjawabnya. Hindari memperingatkan anak tentang hal-hal seperti rasa sakit dan suara keras, karena ia mungkin terpaku pada bagian-bagian itu.
Sebaliknya, beri tahu anak tentang bagaimana dokter gigi akan menghitung giginya dan membersihkannya sehingga si Kecil dapat menjaga senyumnya tetap indah, sehat, dan kuat.
Simpan bahasa teknis seperti suntikan dan gigi berlubang, karena ini mungkin akan menakutkan sekaligus membingungkannya. Dokter gigi anak mungkin memiliki metode yang dicoba untuk memberi tahu anak-anak apa yang diharapkan dengan bahasa yang lebih mudah dipahami.
6. Gunakan penguatan positif dan bijaksana
Memberikan si Kecil sesuatu yang dinanti-nantikan setelah kunjungan ke dokter gigi adalah cara yang bagus untuk mengurangi kecemasannya. Tetapi berhati-hatilah dengan cara Mama menggunakan penguatan positif.
Banyak orangtua akan menawarkan hadiah dengan mengatakan sesuatu seperti "Jika kamu tidak rewel atau menangis saat diperiksa, kita bisa pergi keluar untuk es krim sesudahnya!". Meski terdengar seperti pernyataan yang memotivasi, ada dua masalah utama dengannya.
Pertama, mengatakannya sebagai hadiah untuk menghindari perilaku buruk, menunjukkan bahwa mungkin ada alasan mengapa anak akan berperilaku buruk. Ketika ini pengalaman pertamanya ke dokter gigi, anak mungkin akan bertanya-tanya mengapa ia rewel atau menangis nanti.
Kedua, menggunakan es krim atau permen sebagai hadiah setelah perawatan gigi dapat merusak pesan dokter gigi tentang menghindari gula untuk kesehatan mulut.
Meskipun gula dalam jumlah sedang baik-baik saja, bukan ide terbaik bagi anak untuk mengasosiasikan menyikat gigi dengan mendapatkan camilan manis sesudahnya.
Sebaliknya, Mama dapat menggunakan penguatan positif seperti, "Jika kamu bersikap tenang, kita akan pergi ke taman setelah dari dokter gigi,"
7. Jangan kejutkan anak pada jadwal pemeriksaan yang mendadak
Sudah menjadi fakta umum bahwa anak-anak membutuhkan rutinitas untuk merasa aman dan terlindungi.
Masa kanak-kanak dipenuhi dengan banyak pengalaman baru dan tak terduga, sehingga memiliki beberapa hal yang mereka harapkan terjadi secara teratur, membantunya untuk lebih tenang dan mencegah emosi yang berlebihan.
Agar janji dengan dokter gigi tidak menjadi peristiwa yang membuat stres, perlakukan kegiatan ini seperti aktivitas rutin lainnya.
Beri tahu anak sebelumnya bahwa ia akan menemui dokter gigi, tetapi juga beri tahu apa yang akan anak lakukan sebelum dan sesudah janji temu. Membingkainya menjadi satu bagian dari hari-hari normal dapat membantu balita meredakan ketakutan dan ketidakpastian.
Nah itulah beberapa cara untuk membuat balita tenang saat ke dokter gigi. Mengenalkan anak untuk merawat kesehatan giginya sejak usia dini, pada akhirnya akan menjadi kebiasaan rutinnya hingga usia dewasa nanti. Semoga tipsnya membantu ya Ma!
Baca terus:
- Gigi Susu si Kecil Berlubang, Apakah Perlu Ditambal?
- 7 Makanan yang Dapat Menyebabkan Kerusakan pada Gigi Anak
- 5 Gejala Kerusakan Gigi pada Anak Preschool yang Perlu Diwaspadai