7 Tips Mengatasi Anak Balita yang Sensitif dan Rentan Nangis
Anak yang sensitif tidak sama dengan "lemah dan cengeng"
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semua balita menangis ketika mereka lapar, lelah, tidak nyaman, sakit atau kesakitan. Terkadang mereka menangis karena butuh kasih sayang. Balita dan anak yang lebih besar mungkin juga menangis karena frustrasi, sedih, atau marah.
Seringkali sulit bagi orangtua untuk mengetahui apa yang dibutuhkan anak-anak yang menangis, terutama jika mereka belum bisa berbicara.
Meski tak ada yang salah dengan anak yang sensitif secara emosional dan rentan terhadap tangisan, ini dapat membuat orangtua menjadi kewalahan. Maka itu, penting untuk mengetahui bagaimana cara menghadapi balita yang rentan menangis.
Untuk itu, berikut Popmama.com telah menyiapkan tujuh tips mengatasi balita yang sensitif dan rentan menangis. Simak tipsnya di bawah ini yuk!
1. Menerima dan mengakui sensitivitasnya
Tidak mudah mengasuh anak-anak yang sensitif, tetapi penting untuk menerima mereka apa adanya.
Ingatlah bahwa menjadi sensitif tidak sama dengan menjadi "lemah dan cengeng;" sebaliknya, pandanglah si Kecil sebagai orang yang penyayang dan perhatian. Menjadi sensitif dapat memiliki kekuatannya sendiri, dan ketika Mama melihatnya, maka anak akan mempercayainya
Menurut Linda Dunlap, Ph.D., profesor psikologi di Marist College, "Anak-anak yang sangat sensitif cenderung lebih penyayang, lembut, dan kreatif." ujarnya dalam wawancara bersama Parents.com,
Mama juga harus menghindari desakan untuk menyuruh balita berhenti menangis, karena hal itu kemungkinan akan menyebabkan tangisan lebih banyak.
Strategi ini tidak pernah berhasil, bahkan pada anak-anak yang tidak sensitif. Alih-alih, akui apa yang dirasakan anak adalah benar dan ubah perhatiannya mereka.
2. Cobalah ubah perhatiannya dan selesaikan masalah
Distraksi bisa menjadi cara yang tepat untuk menenangkan si Kecil jika ia akan mulai menangis. Minta ia untuk mulai menghitung atau membaca alfabet ketika air mata mulai mengalir.
Setelah kembali tenang, tanyakan apa yang sebenarnya membuat anak kesal, sehingga Mama dapat membantunya mengatasi perasaan yang mengganggu. Penting juga untuk menemukan cara mengatasi masalah yang menyebabkannya menangis.
Misalnya, jika balita kesal karena saudara atau temannya memainkan mainannya, penting untuk mengajari anak terlebih dahulu betapa pentingnya berbagi.
Keterampilan memecahkan masalah ini penting untuk dipelajari balita sehingga ia akan memahami bahwa tidak perlu marah ketika sesuatu tidak berjalan sesuai keinginannya, dan selalu solusi untuk masalah tersebut.
3. Jangan memberikan jadwal yang berlebihan
Balita yang sensitif mudah distimulasi secara berlebihan, jadi penting bagi orangtua untuk memastikan anak memiliki waktu senggang agar ia mampu memproses apa yang ia alami.
Batasi kegiatan atau kursus yang anak miliki, dan beri ia waktu untuk bersantai sehingga memberikannya rasa aman.
Mama juga bisa membuat sudut kecil yang tenang di rumah, di mana si Kecil bisa melakukan aktivitas yang menenangkan dan membuat mereka rileks, seperti mewarnai, membaca, atau mendengarkan musik.
Walaupun perlu menghindari aktivitas yang berlebihan, jangan juga lindungi anak dari dunia. Penting baginya untuk mengalami apa yang ada di luar sana, selama ia tidak melakukan terlalu banyak dan memiliki tempat yang aman untuk beristirahat ketika terlalu lelah.
4. Membicarakan emosi anak ketika ia sudah tenang
Mama perlu mencari tahu dan memahami apa yang membuat balita kesal, sehingga dapat membantunya untuk mengatasi perasaan tersebut.
Namun, melakukan ini di taman bermain yang penuh dengan anak-anak yang usianya sebaya dengan si Kecil, mungkin bukan waktu yang tepat.
Alih-alih, bicaralah dengan anak di waktu lain ketika ia sudah lebih tenang dan lebih baik. Mama juga dapat menanyakan kepada anak apa yang membuatnya kesal, sehingga Mama dapat mengajarinya cara mengatasi perasaan negatif itu.
5. Menegakkan disiplin dengan tegas namun juga lembut
Mungkin Mama merasa ragu-ragu untuk mendisiplinkan balita yang sensitif, karena orangtua tidak ingin emosi negatif balita dilampiaskan menjadi perilaku buruk. Namun, di sisi lain juga takut anak menjadi semakin rentan karena diajarkan disiplin dengan tegas.
Lalu apa yang harus orangtua lakukan?
Tetapi disiplin tetap penting agar anak tumbuh untuk memahami perbedaan antara benar dan salah, dan agar si Kecil juga tahu ada konsekuensi dari tindakannya. Untuk mencegah anak semakin rentan, Mama dapat mencoba berbagai pendekatan disiplin pada balita, terutama yang lebih lembut untuk anak yang sensitif.
6. Memberikan pujian atas usahanya
Sama pentingnya untuk mendisiplinkan anak bila perlu, penting juga untuk memberikan pujian untuk si Kecil. Tapi perlu diingat bahwa orangtua harus hindari memuji anak yang terlalu berlebihan, atau itu akan memiliki efek sebaliknya dari apa yang diinginkan.
Memberikan pujian atas segalanya, bahkan ketika anak tidak benar-benar berhasil, dapat menyebabkan rendahnya harga diri pada anak.
Alih-alih fokus pada hasil, cobalah puji upaya jujur anak. Ini berarti bahkan ketika ia tidak dapat menyelesaikan tugas dengan benar, tetapi ia tetap berusaha. Mama dapat memuji kegigihannya.
Penting juga untuk memuji kejujurannya. Balita yang sensitif seringkali lebih takut berada dalam masalah daripada anak-anak yang tidak sensitif, sehingga ia lebih cenderung berbohong untuk keluar dari masalah. Jadi, penting untuk mendorong anak agar berkata jujur, dan kemudian puji kejujurannya.
7. Ajari balita strategi koping
Hal terbaik yang harus dilakukan adalah mengajari balita cara koping atau mengelola diri ketika ia merasa kesal. Tunjukkan pada anak cara mengambil napas dalam, lambat, dan menenangkan.
Mama juga dapat memberitahunya untuk menjauh dari situasi sampai bisa mengendalikan emosinya, seperti pergi minum air atau pergi ke kamar sampai merasa tenang.
Mama dapat mencontohkan pada anak cara menenangkan diri dengan memeluk diri sendiri, yaitu dengan menyilangkan tangan dan meremas bahu sambil mengatakan, "Aku akan baik-baik saja."
Nah itulah beberapa cara untuk mengatasi anak yang sensitif dan rentang menangis. Seperti yang disebutkan di atas, anak yang sensitif bukan berarti anak yang cengeng atau manja ya, Ma! Dengan memberikan label "cengeng" pada si Kecil dapat membuatnya semakin rentan dan tidak mengatasi masalah.
Baca juga:
- 9 Cara Mengajari Anak untuk Minta Maaf dengan Sungguh-Sungguh
- Mudah Kok Ma, 8 Cara Mengajari Anak Bahasa Inggris di Rumah
- Penting! Kenali 5 Cara Mengajari Anak Berenang agar Tetap Aman