Cacingan pada Balita, IDAI: Disebabkan oleh Sanitasi Buruk
Kebersihan di lingkungan tidak boleh disepelekan, Ma
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Salah satu masalah kesehatan yang masih memprihatinkan di Indonesia adalah penyakit kecacingan. Penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh kurangnya kebersihan pada lingkungan.
Padahal, penyakit ini harus lebih diperhatikan dan diwaspadai oleh Mama agar anak tidak tertular.
Dalam media briefing "Cacingan pada Anak" oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dikatakan bahwa penyakit kecacingan ini tidak boleh diremehkan karena dapat berdampak pada generasi anak-anak sekarang.
"Penyakit kecacingan berpotensi merugikan generasi anak-anak bangsa," ucap Ketua Pengurus Pusat IDAI Dr. Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K).
Ia pun melanjutkan, "Pengobatan (kecacingan pada anak) sebetulnya sudah ada, hanya saja mungkin ada hal-hal yang perlu diperhatikan."
Untuk memperjelas informasi, Popmama.com sudah rangkumkan cacingan pada balita yang disebabkan oleh sanitasi buruk. Simak informasi di bawah ini dengan seksama, Ma.
1. Apa itu kecacingan pada balita?
Kecacingan pada balita adalah infeksi dari cacing yang ditularkan melalui tanah (soil transmitted helminths/STHi) kepada balita yang melakukan kontak langsung.
Beberapa cacing yang harus diwaspadai, antara lain cacing gelang, cacing cambuk, dan cacing tambang. Cacing yang paling banyak di Indonesia sendiri adalah cacing tambang (Necator americanus).
Dr. Ayodhia Pitaloka Pasaribu, MKed (Ped), SpA(K), PhD menyampaikan bahwa prevalensi cacingan di Indonesia masih sangat tinggi, yaitu bervariasi antara 2,5% hingga 62%.
"(Prevalensi kecacingan) biasanya ditemukan pada wilayah-wilayah dengan penduduk yang kurang mampu dan sanitasi buruk," ucapnya.
2. Cara penularan kecacingan pada balita
Kecacingan merupakan penyakit yang ditularkan secara langsung maupun tidak langsung.
Pasalnya, awal seorang anak terkena penyakit cacing adalah ketika ia bermain di tempat yang kotor dan memegang barang yang terkontaminasi cacing. Anak kemudian memasukan tangan yang belum bersih ke dalam mulut sehingga cacing masuk ke usus.
Kemudian, ia buang air besar sembarangan atau kotorannya dijadikan sebagai pupuk. Telur cacing yang berada di kotoran ikut mengkontaminasi tanah. Hal ini bisa berdampak pada sayur-sayuran atau tanaman yang bisa dikonsumsi.
Jika sayuran yang telah terkontaminasi tidak dibersihkan atau dimasak dengan benar, telur-telur cacing tersebut dapat menginfeksi tubuh anak yang mengonsumsinya.
3. Bahaya kecacingan pada balita
Meskipun infeksi kecacingan tidak mengakibatkan kematian secara langsung, tetapi terdapat beberapa kerugian terhadap kebutuhan gizi dan efek kehilangan darah pada anak. Pasalnya, cacing akan mengisap makanan dari usus penderita.
Dampak tersebut selanjutnya akan menghambat perkembangan fisik si Kecil (terkena stunting) dan mengurangi produktivitas atau kualitas hidup si Anak.
Berikut dampak berbahaya lain terhadap balita yang disebabkan oleh kecacingan:
- Balita menjadi mudah lelah dan rewel
- Balita menderita anemia karena kekurangan darah yang diisap oleh cacing
- Menurunkan kemampuan belajar balita di pra-sekolah
- Pertumbuhan balita akan terhambat akibat kurangnya nutrisi, kalori, dan protein
4. Gejala balita yang terinfeksi kecacingan
Hampir semua penyakit disertai dengan gejala yang dapat diobservasi secara langsung. Bagaimana cara mengetahui kalau anak terinfeksi penyakit kecacingan?
Berikut gejala-gejala yang mungkin balita mama alami jika terinfeksi kecacingan:
- Kurangnya nafsu makan, mudah lesu, dan perut membuncit
- Berat badan balita menurun
- Nyeri pada perut (mual dan muntah)
- Sering buang air besar/diare
- Keluar cacing dari mulut atau anus
- Sering menggaruk area pantat (gatal pada anus)
5. Penanggulangan kecacingan pada balita
Selain gejala, tentu ada cara menanggulangi atau mengurangi prevalensi infeksi cacing pada balita:
- Penanggulangan jangka pendek, yaitu membunuh cacing melalui obat dengan dosis yang sesuai dengan anjuran dokter
- Penanggulangan jangka panjang, yaitu minum obat disertai dengan menerapkan pola hidup sehat dan menjaga kebersihan
Dr. Ayodhia Pitaloka juga menyebutkan bahwa World Health Organization (WHO) juga telah membuat program eliminasi kecacingan dalam jangka panjang, yang disebut sebagai WASHED (Water, Sanitation, Hygiene, Education, dan Deworming).
Sementara itu, pencegahannya sendiri juga dilakukan dengan menjaga sanitasi lingkungan dan kebersihan diri.
Seperti, mencuci tangan dengan sabun, menjaga kebersihan makanan dari lalat, memakai alas kaki di luar rumah, dan memasak makanan sampai matang.
Demikian informasi cacingan pada balita yang disebabkan oleh sanitasi buruk. Semoga dapat membantu Mama menghindari, mengidentifikasi, dan menangani kecacingan pada si Kecil.
Baca juga:
- Berdasarkan Jenis Cacingnya, Ini Ciri-Ciri Balita Cacingan
- 7 Ciri-Ciri Anak Cacingan dan Ketahui Cara Mengatasinya
- Cara Pengobatan Alami Atasi Cacingan pada Anak