5 Negara Terbaik untuk Membesarkan Anak, Lingkungannya Sangat Aman
Orangtua juga bisa mendapatkan cuti yang melimpah, lho!
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jika Mama dan keluarga ingin mencari suasana baru lalu menetap di luar Indonesia, tentu saja butuh banyak riset yang dilakukan. Terutama tentang keamanan negara tersebut untuk anak.
Faktor lain yang harus dipertimbangkan juga misalnya, pendapatan rata-rata atau stabilitas ekonomi negara tersebut.
Belum lagi kesehatan atau kebahagiaan anak-anak di negara, kualitas pendidikan, kebijakan cuti keluarga, dan kalau anak suka bermain di luar, penting untuk mencari negara dengan ruang atau taman bermain paling hijau.
Menurut laporan dari United Nations International Children's Emergency Fund (UNICEF), ada beberapa negara yang memiliki kelebihan atau aspek-aspek yang menunjang kesejahteraan anak.
Nah, untuk membantu Mama Popmama.com telah merangkum 5 negara terbaik untuk membesarkan anak. Ini dia daftar negaranya.
1. Belanda
Belanda masuk ke urutan teratas untuk kesejahteraan anak-anak, menurut daftar UNICEF. Dari segi kesehatan mental menduduki posisi pertama dan keterampilan anak-anak di posisi ketiga.
Di Belanda, sangat umum bagi anak untuk mengikuti aktivitas dalam kelompok, klub, dan kegiatan komunitas. Kegiatan tersebut akan menambah relasi pertemanan dan juga mengasah keterampilan mereka sejak dini.
Menurut Olga Mecking dalam bukunya yang berjudul 'Niksen: Embracing the Dutch Art of Doing Nothing', kebahagiaan keluarga di Belanda dipengaruhi oleh faktor struktural. Kesejahteraan dan kesehatan mental anak umumnya dipengaruhi oleh kesejahteraan orangtua.
Hal ini didukung oleh kebijakan Belanda, yang mana orangtua mendapatkan setidaknya 16 minggu cuti hamil yang dimandatkan dan berbayar bagi ibu, serta enam minggu cuti berbayar bagi ayah.
Selain itu, ada cuti khusus orangtua yang tidak berbayar yang dapat diambil hingga anak berusia delapan tahun. Kebijakan ini berlaku untuk semua orangtua yang tinggal dan bekerja secara legal di Belanda.
2. Estonia
Meskipun tidak berada di peringkat teratas UNICEF secara keseluruhan, Estonia mendapat peringkat tinggi untuk sejumlah aspek penting.
Misalnya dari aspek kenyamanan. DI Estonia, anak-anak terpapar lebih sedikit polusi udara, lebih sedikit polusi suara, dan lebih sedikit pestisida dibandingkan negara lain. Selain itu, ada fasilitas rekreasi dan lebih banyak ruang hijau di perkotaan.
Sistem pendidikan di Estonia juga dinilai menarik, karena dari TK sudah ada robotika, tablet, dan ada perhatian khusus pada keterampilan digital.
Tidak hanya itu, laporan OECD juga menemukan bahwa keterampilan sosial-emosional rata-rata anak usia lima tahun di Estonia lebih baik daripada negara maju lain. Misalnya, anak mampu bekerja sama dengan anak-anak lain juga pintar mengidentifikasi emosi.
Anak-anak Estonia juga jauh di atas rata-rata OECD perihal keterampilan mengatur diri seperti fleksibilitas mental, memori kerja, dan impuls penghambat.
Negara ini juga mendukung kesejahteraan keluarga dengan kebijakan cuti paling berlimpah.
Terdapat 100 hari cuti hamil serta 30 hari cuti melahirkan diikuti dengan 475 hari cuti melahirkan berbayar hingga anak berusia tiga tahun. Kedua orang tua dapat tinggal di rumah secara bersamaan dan keduanya pun tetap digaji.
3. Finlandia
Negara Eropa lain dalam daftar adalah Finlandia yang mendapat skor tinggi terutama dalam dua dari tiga kategori.
Pertama, kategori "dunia anak-anak", yaitu dampak lingkungan langsung pada anak-anak, seperti kualitas udara. Kedua, kategori "dunia di sekitar anak", yang melihat elemen lingkungan tempat anak berinteraksi (seperti sekolah, bahaya lalu lintas, dan ruang hijau).
Dalam keterampilan baca tulis dan matematika, anak-anak Finlandia menduduki peringkat terbaik di dunia. Orangtua pun cenderung memiliki hubungan baik dengan pengajar para anak di sekolah.
Tingkat kematian anak usia 5-14 di Finlandia pun merupakan salah satu yang terendah di dunia.
Selain itu, ada cuti melahirkan berbayar selama delapan minggu, cuti melahirkan berbayar selama 14 bulan untuk dibagi antara orang tua, dan tambahan cuti pengasuhan anak yang tersedia hingga anak berusia tiga tahun.
Kebijakan tersebut berlaku bagi penduduk resmi Finlandia yang telah dilindungi oleh asuransi kesehatan setidaknya 180 hari sebelum kelahiran anak di Finlandia, atau di negara Nordik, Uni Eropa, atau Kawasan Ekonomi Eropa mana pun.
4. Jepang
Dari analisis kesejahteraan anak UNICEF tahun 2020, Jepang menempati peringkat pertama untuk kesehatan fisik (angka kematian anak dan tingkat obesitas yang rendah).
Negara Jepang juga memiliki tingkat polusi udara dan air yang rendah.
Selain itu, dalam laporan UNICEF tahun 2022, Jepang menempati peringkat kedua untuk kategori "dunia di sekitar anak" yang mencakup aspek-aspek seperti ruang hijau perkotaan dan keselamatan lalu lintas.
Keamanannya pun tidak perlu diragukan. Tingkat pembunuhan di Jepang adalah yang terendah dari semua negara yang diteliti UNICEF, yakni 0,2 per 100.000. Bahkan, anak-anak dikatakan dapat pergi ke sekolah sendiri sejak usia enam tahun.
Di luar itu, Jepang juga memiliki salah satu sistem pendidikan terbaik dunia, menempati urutan ke-12 di antara 76 negara menurut penilaian OECD.
Hak cuti orangtua yang cukup panjang dan berbayar juga ditawarkan sekitar 12 bulan, dan negara ini sedang berupaya untuk memberi insentif terkhusus para ayah untuk mengambil hak cuti tersebut.
5. Spanyol
Spanyol menempati peringkat tertinggi di daftar UNICEF dalam kategori lingkungan sekitar anak, dengan tingkat morbiditas anak-anak yang sangat rendah karena polusi udara atau air.
Meskipun layanan sosial, pendidikan, dan kesehatannya lebih buruk dari negara lain dalam daftar, menurut UNICEF anak-anak di Spanyol memiliki kesejahteraan mental yang tinggi.
Banyak anak di Spanyol yang mengatakan bahwa mereka mudah berteman (81%) dan tingkat bunuh diri remaja di sini merupakan salah satu yang terendah di antara negara-negara maju lain.
Selain itu, ada cuti orang tua untuk ibu dan ayah sebanyak 16 minggu dan tetap mendapat gaji. Ibu yang bekerja juga dapat mengambil cuti tidak berbayar hingga tiga tahun atau mengurangi jam kerjanya.
Meski demikian, tempat penitipan anak yang tersedia masih belum banyak di negara ini. Namun kalau Mama tidak masalah, jelas bahwa Spanyol menawarkan banyak keuntungan bagi keluarga Mama.
Demikian 5 negara terbaik untuk membesarkan anak menurut UNICEF. Apa Mama sudah menentukan negara pilihan?
Baca juga:
- Hukum Warisan untuk Anak di Bawah Umur menurut Negara
- 5 Negara yang Bayar Warganya agar Bersedia Punya Anak
- Selain Indonesia, Ini 7 Negara yang Pernah Memindahkan Ibu Kota Negara