Armor Toreador Akui Tak Pernah Pikirkan Kondisi Anak saat Lakukan KDRT
Armor mengaku sudah berkali-kali lakukan KDRT dan ada yang di depan anak, apa dampaknya?
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kabar kurang sedap datang dari selebriti Instagram alias selebgram Cut Intan Nabila. Mantan atlet anggar asal Aceh itu dikabarkan mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dari suaminya, Armor Toreador.
Terbaru, Armor telah ditangkap dan ditetapkan oleh pihak kepolisian sebagai tersangka. Belum lama ini, Armor muncul di hadapan publik dan mengaku telah melakukan KDRT beberapa kali kepada Intan.
Mirisnya, Armor ternyata melakukan KDRT di depan anak-anaknya. Armor Toreador akui tak pernah pikirkan kondisi anak saat lakukan KDRT. Perlu Mama ketahui, ada dampak negatif yang bisa dirasakan oleh anak saat melihat KDRT di depan matanya.
Informasi lebih lengkap soal KDRT yang dialami Intan Nabila dan dampak pada anak sudah Popmama.com rangkumkan secara detail dalam artikel kali ini.
Keep scrolling untuk terus membaca!
Armor Akui Tak Pernah Pikirkan Kondisi Anak saat Lakukan KDRT
Saat ini, polisi sudah menetapkan Armor sebagai tersangka. Dalam konferensi pers yang diadakan pada Kamis (14/8/2024) di Polres Bogor, Armor turut tampil di hadapan awak media.
Dalam kesempatan itu, Armor mengaku bahwa dirinya sudah melakukan KDRT sebanyak lebih dari 5 kali. Menurut Armor, dia sudah melakukan KDRT sejak tahun 2020 silam.
Dari KDRT itu, Armor mengaku ada yang pernah dilakukan olehnya di depan anak-anak. Dia pun mengaku tak pernah pikirkan kondisi anak saat lakukan KDRT.
"Saya tidak akan melakukan pembelaan apa pun yang jelas saya mengaku saya salah. Saya siap berjanji menjalani hukum dengan sebenar-benarnya," katanya di hadapan media dan Kapolres Bogor, AKBP Rio Wahyu Anggoro.
Mirisnya, tetangga dan bahkan orangtua ternyata mengetahui peristiwa KDRT yang dilakukan Armor terhadap Intan.
Apa Dampak pada Anak yang Telanjur Menyaksikan KDRT?
Bagi korban KDRT, tentu serangan fisik, penganiayaan emosional, dan pelecehan lainnya yang dialami pasti akan berdampak sangat besar pada kesejahteraan hidupnya. Akan tetapi, anak-anak yang menyaksikan KDRT yang dilakukan oleh orangtuanya juga turut kena dampak.
Dikutip dari Very Well Mind, anak-anak yang telanjur menyaksikan KDRT orangtuanya bisa mersakan kecemasan. Lebih parahnya, anak bisa menyalahkan dirinya sendiri atas KDRT yang dialami orangtua mereka. Jika ini berlangsung, maka berpotensi dapat merusak harga diri mereka.
Dampak dari KDRT lainnya dapat menimbulkan gangguan stres pascatrauma pada anak-anak yang dibesarkan di lingkungan tersebut. Walau terhindar dari kekerasan, trauma yang disebabkan karena KDRT bisa menyebabkan perubahan berbahaya pada perkembangan otak anak.
Tanpa disadari, perubahan ini bisa menyebabkan mimpi buruk, perubahan pola tidur, kemarahan, mudah tersinggung, kesulitan berkonsentrasi. Selain itu, anak yang merasa cemas bisa tumbuh menjadi orang dewasa yang depresi di kemudian hari.
Bagaimana Cara Menenangkan Anak yang Menjadi Korban dan Melihat KDRT Orangtuanya?
Anak-anak bukanlah orang dewasa kecil. Di usia dini, mereka memiliki cara yang berbeda untuk bisa memahami kekerasan yang dialami atau bahkan dilihat dari orangtuanya. Lantas, bagaimana cara menenangkan anak yang menjadi korban dan melihat KDRT orangtuanya?
Cara yang bisa dilakukan orangtua dan pengasuh:
- Gunakan kata-kata yang menenangkan dan nada suara yang tenang saat berbicara dengan anak, terutama setelah terjadi kekerasan di depan matanya. Beri anak izin untuk menceritakan kisah mereka. Memang, terkadang sulit untuk mendengarkan keluh kesah anak, tapi berbicara bisa membantu anak pulih.
- Ingatkan pada anak bahwa kekerasan yang terjadi di depan matanya bukanlah kesalahan mereka, dan bukan tugas mereka untuk menyelesaikan masalah orang dewasa.
- Kamu juga bisa meminta bantuan khusus dari para profesional untuk merencanakan pembicaraan kepada anak-anak soal kekerasan yang mereka saksikan.
- Terakhir, kamu bisa menciptakan lingkungan yang stabil dan aman bagi anak setelah peristiwa itu terjadi.
Jangan Diam Jika Lihat Ada Anak dan Perempuan Jadi Korban KDRT!
KDRT memang bisa saja dialami oleh siapa pun. Jika memang melihat ada anak maupun perempuan yang menjadi korban KDRT atau bahkan diri sendiri yang menjadi korban, maka jangan diam begitu saja.
Apabila mengalami atau melihat tindakan KDRT, segera hubungi hotline pengaduan kekerasan pada anak dan perempuan lewat layanan Sahabat Perempuan dan Anak (SAPA) di nomor 129. Selain itu, kamu juga bisa menghubungi nomor WhatsApp di 08111129129.
Bagi kamu yang merupakan warga Jakarta, dapat melaporkan KDRT ke Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk (DPPAPP) Provinsi DKI Jakarta melalui hotline UPT PPPA di nomor WhatsApp 081317617622, Jakarta Siaga 112, dan media sosial @dppappdki.
Ayo, berani laporkan jika mengalami atau melihat ada anak dan perempuan menjadi korban KDRT! Melaporkan peristiwa KDRT sama dengan melindungi keselamatan dan masa depan para korban.
Baca juga:
- Anak-Anak Bisa Alami Kekerasan, Ini Solusi dan Perawatan yang Tepat
- Waspada, Inilah 5 Bahayanya Sering Melakukan Kekerasan pada Anak
- 5 Cara Menghindari Kekerasan pada Anak