TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Apa Itu Teori Piaget sebagai Konsep Perkembangan Kognitif

Salah satu konsep pembelajaran yang bisa Mama terapkan kepada anak

Pexels/Tima Miroshnichenko

Mama pasti ingin yang terbaik untuk pendidikan dan pengetahuan si Kecil. Tak hanya belajar secara teori melalui buku, anak juga bisa belajar melalui pembelajaran yang fokus pada pengalaman anak. Konsep pembelajaran seperti ini dapat dikenal sebagai teori Piaget.

Teori Piaget untuk perkembangan kognitif yang diajukan oleh Jean Piaget ini menjelaskan cara anak-anak berinteraksi dengan dan menginterpretasikan objek dan peristiwa di sekitar mereka.

Sebagai contoh, teori ini menjelaskan bagaimana anak-anak belajar tentang sifat dan fungsi objek seperti mainan, perabotan, dan makanan, serta objek sosial seperti diri sendiri, orang tua, dan teman-teman.

Apa saja lagi yang perlu diketahui mengenai teori ini? Berikut Popmama.com rangkum mengenai mengenal Teori Piaget sebagai konsep perkembangan kognitif. Disimak yuk, Ma!

1. Apa itu teori Piaget

Pexels/Julia M Cameron

Teori Piaget adalah teori pembelajaran yang didasarkan pada perkembangan anak, di mana mereka membangun struktur kognitif atau peta mental yang disebut dengan skema (jamak: skemata).

Dalam buku "Teori Belajar Dan Pembelajaran: Menciptakan Pembelajaran yang Kreatif dan Efektif" karya Dr. H. Muhammad Soleh Hapudin, MSi, konsep skema atau jaringan ini berguna untuk memahami dan merespons pengalaman fisik individu dengan lingkungannya.

Menurut Piaget, manusia memiliki struktur pengetahuan dalam otaknya. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran, terjadi dua proses utama, yaitu organisasi informasi dan adaptasi penerimaan informasi.

Dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik, penting untuk memberikan makna dan arti terhadap apa yang diajarkan, kemudian melalui tahap penyesuaian terhadap pengalaman sebelumnya.

Kemudian, konstruksi pengetahuan terjadi dengan memanfaatkan pengetahuan yang sudah dimiliki oleh peserta didik sebelumnya.

Dalam proses konstruksi pengetahuan, individu mengalami proses asimilasi dan akomodasi hingga mencapai tahap keseimbangan. Pembelajaran sendiri terdiri dari empat proses, yaitu skema, asimilasi, akomodasi, dan ekuilibrasi:

  1. Pertama, individu membentuk skema yang disesuaikan dan diubah sesuai dengan pengetahuan/informasi yang diperoleh dari lingkungan individu.
  2. Kedua, proses penggabungan informasi baru ke dalam struktur kognitif yang sudah ada. Tahap ini disebut asimilasi karena individu menggabungkan persepsi, konsep, dan pengalaman baru mereka.
  3. Ketiga, proses penyesuaian struktur kognitif dalam situasi baru akan membangun atau mengubah pemahaman yang sudah ada sebelumnya. Hal ini memungkinkan terjadinya perkembangan kognitif individu.
  4. Keempat, tahap keseimbangan mengatur diri secara mekanis untuk mencapai keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi pengetahuan.

Dengan demikian, konsep teori Piaget menjelaskan bahwa perkembangan kognitif merupakan proses pengolahan dan pembangunan pemahaman sendiri.

2. Tahapan perkembangan kognitif anak

Pexels/olia danilevich

Piaget mengungkapkan bahwa struktur kognitif anak akan berkembang seiring dengan pertambahan usia mereka.

Ini akan mempengaruhi proses pembelajaran yang mengikuti pola tahap perkembangan yang sesuai dengan usia anak.

Dalam buku "Biopsikologi Pembelajaran: Teori dan Aplikasi" karya Dr. Hasanuddin, MSi, terdapat tahapan perkembangan kognitif anak sebagai berikut:

  • Tahap Sensori-Motor (Usia 0 hingga 2 tahun)

Pada tahap ini, bayi membangun pemahaman tentang dunia melalui koordinasi pengalaman sensorik dengan tindakan fisik. Penting untuk melakukan tindakan nyata daripada tindakan imajiner.

  • Tahap Pra-Operasional (Usia 2 hingga 7 tahun)

Anak mulai merepresentasikan dunia dengan menggunakan kata-kata dan gambar visual yang mereka temui. Penggunaan kata dan gambar menunjukkan peningkatan pemikiran simbolis dan melampaui hubungan indra dengan lingkup fisik.

  • Tahap Konkret-Operasional (Usia 7 hingga 11 tahun)

Anak dapat berpikir secara logis tentang peristiwa-peristiwa yang konkret dan mengklasifikasikan benda-benda di sekitar mereka ke dalam kategori yang berbeda. Namun, mereka masih memiliki keterbatasan dalam menyelesaikan masalah verbal yang bukan bersifat konkret.

  • Tahap Operasional Formal (Usia 11 tahun ke atas)

Pada tahap ini, remaja mampu berpikir secara lebih abstrak, logis, dan idealistik. Tahap ini mencakup sifat deduktif-hipotesis dan kemampuan berpikir kombinatoris. Anak pada tahap ini juga memiliki kemampuan problem-solving atau memecahkan masalah.

3. Dampak implikasi teori Piaget

Pexels/Andrea Piacquadio

Dikutip dari buku "Ilmu dan Aplikasi Pendidikan" oleh Tim Pengembangan Ilmu Pendidikan UPI, implikasi teori Piaget dalam pembelajaran memiliki dampak sebagai berikut:

  1. Bahasa dan cara berpikir anak berbeda dengan orang dewasa, oleh karena itu guru sebaiknya menggunakan bahasa yang sesuai dengan pemahaman siswa.
  2. Anak-anak akan belajar lebih baik jika mereka dapat berinteraksi dengan lingkungan secara baik.
  3. Materi yang diajarkan kepada anak sebaiknya dirancang agar terasa baru bagi mereka agar tidak terasa asing.
  4. Memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya.
  5. Dalam proses pembelajaran, anak-anak sebaiknya diberikan kesempatan untuk berdiskusi dengan teman-temannya guna memperoleh masukan tambahan dalam pengembangan pengetahuan mereka.

4. Cara orangtua menerapkan teori Piaget dalam pembelajaran anak

Pexels/August de Richelieu

Mama sebagai orangtua dapat menerapkan teori Piaget dalam mengajari anak dengan beberapa pendekatan dan strategi berikut:

  • Mama perlu memahami tahap perkembangan kognitif anak sesuai dengan teori Piaget. Dengan memahami tahap perkembangan, Mama dapat menyesuaikan pendekatan dan materi yang diajarkan agar sesuai dengan kemampuan dan pemahaman anak.
  • Piaget menekankan pentingnya pengalaman langsung dalam pembelajaran anak. Mama dapat memberikan kesempatan kepada anak untuk berinteraksi dengan lingkungan secara langsung dan eksploratif. Misalnya, melalui kegiatan bermain, eksperimen, atau kunjungan ke tempat-tempat menarik.
  • Mama dapat menyediakan bahan-bahan yang relevan dan menarik untuk membantu anak membangun pemahaman mereka. Bahan-bahan tersebut dapat berupa buku, mainan, permainan, atau alat peraga yang mendukung pengalaman belajar anak sesuai dengan tahap perkembangannya.
  • Teori Piaget ini menekankan pentingnya pertanyaan dan eksplorasi dalam perkembangan kognitif anak. Mama dapat mendorong anak untuk mengajukan pertanyaan, berpikir kritis, dan menjawab pertanyaan mereka sendiri melalui eksplorasi dan percobaan. Ini akan membantu anak mengembangkan keterampilan berpikir logis dan analitis.
  • Pentingnya interaksi sosial dalam pembelajaran anak juga ditekankan dalam teori ini. Mama dapat memberikan kesempatan kepada anak untuk berinteraksi dengan teman sebaya, saudara, atau anggota keluarga lainnya. Diskusi, bermain bersama, atau bekerja dalam kelompok kecil adalah contoh cara anak dapat belajar dari interaksi sosial tersebut.
  • Dalam teori Piaget, kesalahan dianggap sebagai bagian alami dari proses belajar anak. Mama harus menghargai upaya anak dalam mencoba dan belajar, serta memberikan umpan balik yang konstruktif ketika anak membuat kesalahan. Ini akan membantu anak mengembangkan pemahaman yang lebih baik melalui eksperimen dan refleksi.
  • Mama dapat memberikan tantangan yang sesuai dengan kemampuan anak, sehingga mereka dapat terus berkembang dan mengatasi hambatan kognitif. Tantangan ini dapat berupa teka-teki, permainan logika, atau tugas yang mendorong anak untuk berpikir kritis dan menyelesaikan masalah.

Penerapan teori Piaget dalam mengajari anak membutuhkan pemahaman dan kesabaran. Mama perlu memperhatikan kemampuan dan perkembangan individu anak mereka, serta mengadaptasi pendekatan dan strategi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangan anak.

Itulah rangkuman mengenai mengenal Teori Piaget sebagai konsep perkembangan kognitif. Teori Piaget tentang perkembangan kognitif memberikan wawasan penting tentang bagaimana anak-anak membangun pengetahuan mereka. Dengan memahami tahap-tahap perkembangan kognitif ini, Mama dapat mengenali kemampuan dan keterbatasan anak-anak dalam memahami dunia di sekitar mereka. Yuk, bantu anak berkembang, Ma!

Baca juga:

The Latest