7 Kalimat Terlarang Orangtua pada Anak, Hindari Ya Ma!
Kalimat-kalimat ini bisa memberikan dampak negatif pada anak
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sebagai orangtua, salah satu tugas terpenting yang harus diemban adalah membimbing anak-anak dalam proses perkembangan mereka. Komunikasi yang baik antara orangtua dan anak menjadi kunci utama dalam membangun hubungan yang sehat dan mendukung perkembangan anak secara menyeluruh.
Memahami pentingnya menggunakan kalimat yang tepat dan positif dalam berinteraksi dengan anak akan membantu kita menjadi orangtua yang lebih efektif dalam membimbing mereka menuju kehidupan yang sehat dan bahagia.
Namun, terkadang tanpa disadari, orangtua menggunakan kalimat-kalimat yang dapat berdampak negatif pada anak, bahkan hingga menghambat pertumbuhan dan perkembangan mereka.
Berikut Popmama.com jelaskan 7 kalimat terlarang orangtua pada anak, hindari ya Ma!
1. "Masa gitu aja nggak bisa?"
Kalimat "masa gitu aja nggak bisa?" yang dilontarkan oleh orangtua kepada anak dapat memiliki dampak yang merusak pada percaya diri anak.
Kalimat tersebut mengandung keraguan terhadap kemampuan anak untuk mencapai suatu hal atau melakukan sesuatu. Saat anak diberi kesan bahwa kemampuannya diragukan, mereka cenderung merasa tidak percaya diri dan ragu untuk mencoba hal-hal baru. Mereka mungkin merasa bahwa mereka tidak mampu memenuhi harapan orangtua atau bahwa usaha mereka tidak akan dihargai.
Tak hanya itu, kalimat tersebut dapat memberikan kesan bahwa apa pun yang telah dilakukan anak tidaklah cukup baik atau berharga. Anak mungkin merasa bahwa usaha dan prestasi mereka tidak dihargai atau diakui oleh orangtua. Hal ini dapat merusak harga diri anak dan membuat mereka merasa tidak berarti atau tidak berdaya.
Mama lebih baik menggunakan kalimat seperti "Ayo, coba lagi. Kamu pasti bisa!" agar dapat memberikan dorongan positif, membangun kepercayaan diri anak, dan mendorong keberhasilan serta perkembangan mereka.
2. "Sampai kapan? Kok nggak ngerti-ngerti!"
Kalimat "Sampai kapan? Kok nggak ngerti-ngerti!" yang orangtua lontaran kepada anak dapat memiliki dampak yang merusak pada perasaan anak, membuat mereka merasa tak berdaya, bodoh, dan tidak memiliki kemampuan.
Kalimat tersebut menunjukkan ketidakpuasan atau kekecewaan dari orangtua terhadap pemahaman anak dan juga mencerminkan sikap negatif yang mengecilkan kemampuan anak. Anak akan merasa tak berdaya karena mereka tidak dapat memenuhi harapan atau standar yang ditetapkan orangtua, dan merasa bahwa mereka tidak memiliki kemampuan yang memadai atau tidak mampu mengatasi kesulitan.
Kalimat tersebut juga secara tidak langsung menyiratkan bahwa anak dianggap bodoh karena tidak dapat dengan cepat atau dengan mudah memahami sesuatu. Anak akan merasa bahwa ketidakmampuan mereka dalam memahami atau belajar disalahartikan sebagai kebodohan. Hal ini dapat merusak harga diri anak dan menghasilkan perasaan rendah diri.
Mama bisa menggunakan kalimat seperti "Apa ada cara lain yang bisa kita gunakan untuk membantu kamu memahami ini? Mari kita cari solusinya bersama-sama" agar anak merasa mendapat dukungan positif, kepercayaan diri, dan keinginan mereka untuk terus belajar dan berkembang terdorong.
3. "Memangnya kamu siapa hah?"
Kalimat "Memangnya kamu siapa hah?" yang tak sengaja orangtua lontarkan kepada anak dapat memiliki dampak yang merusak pada perasaan anak yang membuat mereka merasa tidak berharga.
Kalimat tersebut menunjukkan ketidakpengakuan terhadap identitas anak. Anak mungkin merasa bahwa eksistensinya tidak dihargai atau diakui oleh orangtua. Hal ini dapat menyebabkan perasaan tidak berharga dan merusak hubungan antara anak dan orangtua.
Lalu, kalimat tersebut secara langsung mengejek atau merendahkan anak dengan menggunakan nada yang merendahkan. Anak akan merasa bahwa mereka dianggap rendah atau tidak berarti oleh orangtua. Hal ini dapat merusak harga diri anak dan menghasilkan perasaan rendah diri.
Mama lebih baik menggunakan kalimat seperti "Kamu adalah anak yang luar biasa dan berarti bagi keluarga ini." Dengan kalimat seperti ini, orangtua dapat memperkuat harga diri anak, membantu mereka merasa diterima, dan mendorong pengetahuan diri yang positif.
4. "Buruan dong, lama banget sih"
Kalimat "Buruan dong, lama banget sih" yang sering digunakan oleh orangtua secara tak sadar kepada anak dapat memiliki dampak yang merusak pada persepsi anak terhadap kemampuan mereka.
Kalimat tersebut mencerminkan rasa tidak sabar atau ketidakpuasan dari orangtua terhadap kecepatan atau kemampuan anak. Anak mungkin merasa tertekan untuk melakukan sesuatu dengan cepat dan merasa cemas bahwa mereka tidak bisa memenuhi harapan atau tuntutan orangtua. Hal ini dapat mengganggu konsentrasi mereka dan menghambat kemampuan mereka untuk menyelesaikan tugas dengan baik.
Mama lebih baik menggunakan kalimat seperti "Kamu sedang melakukan yang terbaik, ayo kita lakukan dengan santai dan teliti." Dengan kalimat seperti ini, orangtua dapat memberikan dukungan, menghargai waktu yang dibutuhkan anak, dan membangun kepercayaan diri mereka.
5. "Itu nggak sulit kok, yang lain juga bisa"
Kalimat "Itu nggak sulit kok, yang lain juga bisa" yang membandingkan anak dengan orang lain dapat memiliki dampak yang merusak pada perasaan anak.
Setiap anak memiliki kekuatan dan kelemahan yang berbeda. Kalimat tersebut mengabaikan keunikan dan perbedaan individu setiap anak. Anak mungkin merasa bahwa kemampuan mereka tidak dihargai dan membuat mereka merasa harus menjadi seperti orang lain.
Kemudian, kalimat tersebut dapat merendahkan harga diri anak. Mereka mungkin merasa bahwa mereka tidak sebaik atau tidak setara dengan orang lain yang dijadikan acuan. Hal ini dapat menghasilkan perasaan rendah diri, kekurangan kepercayaan diri, dan merusak motivasi anak untuk mencoba hal baru atau mengembangkan kemampuan mereka.
Mama bisa menggunakan kalimat seperti "Setiap langkah kecil adalah kemajuan. Bangga dengan usahamu dan yakinlah bahwa kamu mampu menghadapi ini." Dengan menggunakan kalimat seperti ini, orangtua dapat memberikan dukungan positif, membangun kepercayaan diri anak, dan mendorong mereka untuk terus berusaha dan mempelajari hal-hal baru tanpa perlu membandingkan diri dengan orang lain.
6. "Stop, jangan menangis!"
Kalimat "Stop, jangan menangis!" yang sering digunakan oleh orangtua kepada anak dapat memiliki dampak yang merusak pada kemampuan anak untuk mengenali dan mengelola emosinya.
Anak mungkin merasa bahwa mereka tidak diizinkan untuk menangis atau mengungkapkan kesedihan mereka. Hal ini dapat menyebabkan penekanan emosi dan kesulitan dalam mengenali dan mengungkapkan emosi mereka secara sehat di masa depan.
Selain itu, kalimat tersebut mengabaikan atau menolak emosi anak dengan memerintahkan mereka untuk berhenti menangis. Anak mungkin merasa bahwa emosi mereka tidak dihargai atau tidak valid, sehingga mereka sulit mengenali dan mengungkapkan emosi mereka dengan cara yang sehat.
Mama lebih baik menggunakan kalimat seperti "Menangislah, tidak apa-apa. Mama di sini untuk mendengarkan apa yang membuat kamu sedih." Dengan ini, orangtua dapat menunjukkan empati, menghargai perasaan anak, dan memberikan dukungan yang diperlukan saat mereka sedang menangis.
7. "Jangan ngomong terus, Mama nggak mau dengar!"
Kalimat "Jangan ngomong terus, Mama nggak mau dengar!" yang sering digunakan oleh orangtua kepada anak secara tak sadar saat sedang lelah dapat memiliki dampak yang merusak pada perasaan anak dan membuat mereka merasa diabaikan dan tak berharga.
Kalimat tersebut mencerminkan bahwa orangtua tidak ingin mendengar apa yang anak ingin sampaikan dan mengabaikan kebutuhan anak untuk diekspresikan dan didengarkan. Anak mungkin merasa bahwa pendapat, perasaan, atau cerita mereka tidak dihargai atau diabaikan. Hal ini dapat membuat mereka merasa tidak penting dan tak berharga.
Jika sedang merasa lelah, Mama bisa berbicara dengan kalimat seperti "Mama tahu kamu ingin mengatakan sesuatu, tetapi Mama sedang merasa sedikit lelah. Bagaimana kalau nanti kita bicarakan setelah Mama beristirahat sejenak?." Dengan menggunakan kalimat seperti ini, orangtua dapat mengkomunikasikan kebutuhan mereka dengan lebih positif, menghargai pendapat anak, dan mengajak mereka untuk mencari waktu yang lebih tepat untuk berbicara dengan lebih efektif.
Itulah 7 kalimat terlarang orangtua pada anak yang harus orangtua hindari. Dalam proses berbicara dengan anak, orangtua perlu menghindari kalimat yang dapat merusak harga diri, menghambat perkembangan, dan menghasilkan dampak negatif.
Dengan menggantikan kalimat-kalimat tersebut dengan komunikasi yang positif, penuh pengertian, dan memotivasi, orangtua dapat membangun hubungan yang kuat dengan anak serta membantu mereka tumbuh menjadi individu yang percaya diri dan berkepribadian positif.
Baca juga:
- Syekh Ali Jaber: 10 Kata Positif yang Menimbulkan Rasa Bangga Anak
- 7 Kalimat Positif yang Bisa Mendukung Perkembangan Anak Sejak Dini
- 7 Manfaat Positif Memuji Anak saat Berani Mencoba Sesuatu