TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Memahami Sunat Jin dari Sudut Pandang Kedokteran

Ternyata istilah 'sunat jin' ini hanyalah mitos!

Popmama.com/Michelle Velita

Ketika membahas topik yang sering menjadi perdebatan di masyarakat, seperti 'sunat jin,' mungkin sering kali Mama mendengar beragam pandangan dan keyakinan tentangnya. Namun, sebaiknya dibahas dari sudut pandang yang lebih ilmiah dan medis.

Untuk itu, Popmama.com telah merangkum penjelasan seorang ahli, Dr. Budi Himawan, seorang Spesialis Bedah Urologi yang praktik di RSUD Dr. Soegiri Lamongan dan juga menjabat sebagai Ketua IDI (Ikatan Dokter Indonesia) Cabang Lamongan.

Dr. Budi Himawan membawa pemahaman medis yang mendalam tentang kondisi ini, dan ia ingin menyampaikan pesan yang jelas, "Sebenarnya, 'sunat jin' yang ada di masyarakat adalah mitos. Dalam dunia medis, kita mengidentifikasi dua kondisi kelainan yang mungkin menjadi dasar dari kepercayaan ini."

Apa saja dua kondisi tersebut? Simak informasi lebih lanjut rangkumannya berikut ini.

1. Penyebab, tanda, dan pertolongan pertama pada parafimifosis

Pexels/Pixabay

"Parafimosis adalah kondisi darurat yang timbul ketika kulup penis terjepit di belakang leher kepala penis," dijelaskan oleh Dr. Budi Himawan. "Ada beberapa penyebab yang dapat memicu parafimosis, yang paling umum adalah saat seseorang menarik kulup penis ke belakang ketika melakukan aktivitas tertentu dan tidak dapat mengembalikannya ke posisi semula. Ini bisa terjadi pada anak-anak atau orang dewasa."

Ketika berbicara tentang tanda-tanda yang harus diperhatikan, Dr. Budi menjelaskan, "Anda harus waspada jika penis anak Anda tiba-tiba membengkak dan menjadi nyeri, terutama jika disertai dengan kulit penis yang tertahan di belakang leher kepala penis. Ini mungkin juga disertai kesulitan buang air kecil karena pembengkakan."

Dr. Budi menekankan bahwa parafimosis adalah situasi darurat. Beliau berkata, "Jika Anda melihat tanda-tanda ini pada anak Anda, segera kompres penis dengan air dingin untuk mengurangi bengkaknya.

Berikan obat anti nyeri yang aman jika tidak ada alergi atau kontraindikasi. Tetapi yang paling penting, bawa anak Anda segera ke fasilitas kesehatan terdekat. Parafimosis harus ditangani oleh tenaga medis profesional segera untuk menghindari komplikasi yang lebih serius."

Selain itu, menurut literatur medis yang dituturkan oleh Dr. Budi, sekitar 0.2% anak usia 4 bulan hingga 12 tahun mengalami parafimosis, dan angka ini meningkat menjadi 1% di atas usia 16 tahun dalam seluruh populasi. Pasien parafimosis ini kebanyakan berasal dari daerah pedalaman yang minim edukasi. Sehingga sangat penting untuk terus memberikan edukasi kepada masyarakat luas agar lebih sadar akan pentingnya penanganan pada kondisi kelainan ini.

2. Tindakan medis yang dibutuhkan untuk parafimosis

Pexels/VidalBalieloJr.

"Tindakan medis yang diperlukan dalam kasus parafimosis adalah dorcumcisi". Dr. Budi Himawan menegaskan, "Parafimosis harus segera diberi penanganan, dan dorcumcisi mungkin diperlukan dalam beberapa kasus. Tindakan ini dilakukan untuk mengembalikan kulup penis ke posisi semula dan mencegah komplikasi yang lebih serius."

Beliau juga menambahkan, "Dorcumcisi harus dilakukan dengan hati-hati oleh ahli medis yang berpengalaman dalam prosedur ini. Tujuannya bukan hanya mengatasi parafimosis saat ini, tetapi juga untuk memastikan kesehatan, kenyamanan, dan kepercayaan diri anak di masa depan."

3. Menghindari parafimosis untuk anak yang belum sunat

Pexels/KeiraBurton

Parafimosis adalah kondisi darurat yang perlu dihindari, terutama pada anak-anak yang belum menjalani sunat. Dr. Budi Himawan memberikan beberapa nasihat penting, "Orangtua harus aktif menghimbau anak dalam menjaga kebersihan penisnya yang belum disunat. Bersihkan penis secara teratur dengan sabun dan air mengalir. Hindari zat-zat yang dapat menyebabkan iritasi, serta pastikan anak menggunakan pakaian dalam yang tidak terlalu ketat."

Selain itu, Dr. Budi Himawan juga menyoroti pentingnya mengembalikan kulup penis ke posisi semula setelah dilakukannya pemeriksaan medis, pembersihan, atau buang air kecil.

"Hal ini penting untuk diingat untuk menghindari terjadinya nyeri dan pembengkakan pada penis," katanya. "Tentunya, langkah pencegahan yang paling bagus adalah melakukan tindakan sirkumsisi atau sunat pada usia berapapun."

4. Mengenal kelainan hipospadia pada anak

Pexels/100files

Dr. Budi Himawan menjelaskan, "Hipospadia adalah kelainan bawaan yang terjadi pada penis anak, ditandai dengan kulup yang mengumpul di punggung penis dan muara saluran kencing yang tidak berada di ujung penis seperti yang seharusnya. Biasanya, muara saluran kencing ini berada lebih rendah, pada bagian bawah penis." 

Ketika berbicara tentang mengenali gejalanya, Dr. Budi Himawan menambahkan, "Orangtua harus memerhatikan jika melihat penis anaknya memiliki bentuk yang tidak seperti biasanya, seperti penis yang bengkok, atau jika ada masalah saat anak buang air kecil, ini bisa menjadi tanda-tanda hipospadia."

Namun, satu hal yang perlu ditekankan adalah bahwa sunat tidak boleh dilakukan pada anak dengan hipospadia. Dr. Budi Himawan menjelaskan, "Sunat pada anak dengan hipospadia dapat mempersulit proses perbaikan pada penis. Kondisi ini memerlukan tindakan korektif khusus yang harus dilakukan oleh tenaga medis ahli, seperti seorang dokter urologi. Dengan tindakan korektif yang tepat, anak dapat memiliki penis yang normal dan sehat saat dewasa."

5. Hipospadia: pentingnya tindakan korektif dan pembedahan ahli

Freepik/peoplecreations

Dalam menghadapi kelainan hipospadia pada anak, tindakan korektif dan pembedahan ahli memiliki peran sentral. Dr. Budi Himawan, berbicara tentang urgensi tindakan ini dan mengapa penting untuk mengandalkan profesional medis yang berpengalaman.

Pentingnya tindakan korektif ini tidak boleh diabaikan, karena kondisi hipospadia dapat memengaruhi fungsi dan kenyamanan anak di masa depan. Dr. Budi Himawan menekankan, "Tindakan reparasi pada hipospadia bertujuan untuk mengembalikan muara saluran kencing ke posisi yang seharusnya, serta memperbaiki bentuk penis yang mungkin terpengaruh.

Ini adalah langkah yang sangat penting untuk memastikan anak dapat hidup normal saat dewasa, memiliki fungsi penis yang baik, dan mampu melakukan penetrasi dan memberikan keturunan pada pasangan mereka."

Demikianlah, dua jenis kelainan medis yang seringkali dianggap sebagai 'sunat jin' oleh masyarakat, yaitu parafimosis dan hipospadia, telah dijelaskan dengan bantuan dari narasumber terpercaya, Dr. Budi Himawan.

Dalam pemahaman medis, keduanya merupakan kondisi serius yang memerlukan perawatan dan tindakan korektif oleh tenaga medis yang berpengalaman. Kesadaran akan perbedaan antara mitos ini dan kenyataan medis yang mendasarinya sangat penting, terutama untuk orangtua yang peduli terhadap kesehatan dan kesejahteraan anak.

Dengan pengetahuan yang lebih baik, langkah-langkah yang tepat dapat diambil untuk merawat dan mendukung perkembangan anak-anak dengan lebih baik.

Baca juga:

The Latest