TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

7 Penyebab Anak Masih Mengompol Setelah Berusia 5 Tahun

Kebiasaan mengompol ternyata juga bisa diturunkan dari orangtua!

Freepik

Mengompol, atau enuresis, adalah kondisi ketika urine keluar tanpa disadari. Ini umumnya terjadi pada anak-anak, terutama di bawah usia 5 tahun. Kebiasaan mengompol ini terjadi karena anak-anak pada usia tersebut belum sepenuhnya mengembangkan refleks kendali kandung kemih seperti yang dimiliki orang dewasa.

Kendali ini melibatkan kerja sama otot, sistem saraf, dan otak dalam mengatur pembuangan urine. Namun, penting untuk diingat bahwa kebanyakan anak akan lepas dari kebiasaan ini seiring bertambahnya usia.

Biasanya, sejak usia 3 tahun, tubuh anak mulai memproduksi hormon antidiuretik (ADH) yang membantu menghambat produksi urine saat tidur. Hal ini mengarah pada perbaikan bertahap dalam mengompol seiring dengan pertumbuhan anak.

Namun, ada kalanya anak mengompol melewati usia 5 tahun, dan ini bisa menjadi perhatian. Mengompol yang berkelanjutan pada usia ini mungkin menunjukkan adanya masalah kesehatan dan memerlukan perhatian serta penanganan yang sesuai.

Berikut Popmama.com telah merangkum 7 penyebab anak mengompol setelah berusia 5 tahun agar permasalahan kesehatan anak dapat lebih cepat terdeteksi dan diberikan perawatan yang sesuai.

1. Kemampuan mengendalikan urine yang belum terlatih

Pexels/SamK

Salah satu penyebab umum anak mengompol adalah bahwa kemampuan mereka untuk mengendalikan urine masih dalam tahap perkembangan. Ini disebabkan oleh fakta bahwa otot-otot yang mengendalikan aliran urine belum sepenuhnya berkembang pada anak-anak.

Seiring bertambahnya usia dan perkembangan fisik, anak-anak akan mulai memperoleh kendali lebih baik atas kandung kemih mereka. Oleh karena itu, penting bagi Mama untuk bersabar dan memahami bahwa kondisi ini seringkali merupakan bagian alami dari pertumbuhan anak-anak.

2. Akibat penyakit tertentu, seperti infeksi saluran kemih (ISK)

Freepik/pricing

Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah penyebab yang umum bagi anak mengompol. ISK adalah kondisi di mana bakteri memasuki saluran kemih, menyebabkan iritasi dan peradangan pada kandung kemih anak. Kondisi ini mempengaruhi kemampuan anak untuk mengendalikan urine dengan baik karena rasa tidak nyaman yang ditimbulkannya.

Ketika ISK terjadi, gejala seperti seringnya buang air kecil, perasaan terbakar saat kencing, dan rasa ingin buang air kecil yang mendesak mungkin akan dirasakan oleh anak. Hal ini bisa membuat anak sulit untuk menunda buang air kecil dan mengendalikan kandung kemih mereka.

Sebagai akibatnya, mereka mungkin mengompol, terutama jika mereka tidak segera mendapatkan pengobatan yang tepat untuk ISK mereka. Oleh karena itu, penting bagi Mama untuk memeriksakan anak ke dokter jika mereka mencurigai adanya ISK sebagai penyebab masalah ini dan segera mengatasi kondisi tersebut agar anak bisa cepat pulih.

3. Gangguan tidur yang memengaruhi pola buang air kecil

Pexels/VictoriaBorodinova

Gangguan tidur, seperti sleep apnea, merupakan faktor yang signifikan dalam masalah anak mengompol. Sleep apnea adalah gangguan tidur yang terkadang membuat anak terbangun secara tiba-tiba selama tidur. Gangguan ini dapat mengacaukan pola tidur dan mengganggu kemampuan anak untuk mengendalikan kandung kemih dengan baik selama tidur.

Penting untuk menyadari bahwa sleep apnea pada anak-anak adalah masalah yang memerlukan perhatian medis. Jika Mama menduga anak mengalami sleep apnea, segera konsultasikan dengan profesional medis.

4. Sembelit atau konstipasi yang dapat menekan kandung kemih

Freepik/user850788

Sembelit dapat menyebabkan ketegangan pada area sekitar kandung kemih. Ketika usus besar terlalu penuh atau terhambat oleh tinja yang keras, tekanan ini dapat menjalar ke kandung kemih yang berada di dekatnya. Dengan adanya tekanan ini, kandung kemih mungkin memiliki kapasitas yang lebih terbatas untuk menampung urine, dan anak mungkin merasa perlu untuk buang air kecil lebih sering.

Hal ini dapat mengganggu kemampuan anak dalam mengendalikan kandung kemih mereka dengan baik. Oleh karena itu, menjaga kesehatan pencernaan anak dan mencegah sembelit dapat membantu mengurangi masalah dengan kandung kemih.

5. Faktor psikologis dan perilaku yang memengaruhi

Freepik/DCStudio

Faktor-faktor psikologis dapat berperan penting dalam masalah ngompol pada anak-anak. Anak yang merasa cemas, stres atau tertekan, misalnya karena masalah sekolah atau masalah di rumah, mungkin mengalami kesulitan dalam mengendalikan kandung kemih mereka.

Selain itu, gangguan kecemasan seperti kecemasan sosial atau kecemasan umum dapat mempengaruhi anak. Kecemasan bisa membuat anak lebih sensitif terhadap perasaan atau tekanan di sekitarnya, yang bisa berdampak pada pola buang air kecil mereka.

Masalah perilaku juga bisa menjadi faktor. Anak-anak dengan ADHD (Gangguan Defisit Perhatian Hiperaktif) atau autisme mungkin lebih rentan mengalami masalah mengompol. Gangguan seperti ADHD bisa memengaruhi perhatian dan impulsivitas anak, sementara autisme dapat memengaruhi pemahaman sosial dan rutinitas tidur.

Penting untuk diingat bahwa masalah psikologis dan perilaku seringkali dapat diatasi melalui dukungan keluarga, terapi khusus, atau bimbingan. Membantu anak untuk mengatasi faktor-faktor ini bisa membantu mereka dalam mengendalikan kandung kemih dengan lebih baik.

6. Gangguan saraf pada kandung kemih (gangguan kandung kemih neurogenik)

Freepik

Gangguan Saraf pada Kandung Kemih, yang juga dikenal sebagai Gangguan Kandung Kemih Neurogenik, adalah kondisi di mana kerja saraf yang mengontrol kandung kemih terganggu.

Normalnya, saraf-saraf ini mengirimkan sinyal ke otot-otot kandung kemih untuk memberi tahu kapan harus menahan urine dan kapan harus mengosongkannya. Namun, pada anak-anak dengan gangguan ini, sinyal-sinyal ini mungkin terganggu atau tidak bekerja dengan benar.

Ketika saraf-saraf ini bermasalah, kandung kemih dapat menjadi hiperaktif atau sebaliknya, menjadi terlalu lemah sehingga tidak dapat menampung urine dengan baik. Hasilnya, anak mungkin mengalami kesulitan dalam mengendalikan urine mereka. Mereka mungkin merasa perlu buang air kecil lebih sering, atau sebaliknya, tidak merasa kapan harus buang air kecil.

Gangguan Kandung Kemih Neurogenik bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk gangguan saraf bawaan sejak lahir, cedera saraf, atau penyakit tertentu yang memengaruhi sistem saraf. Kondisi ini memerlukan perawatan khusus dan bimbingan medis untuk membantu anak mengelola masalah tersebut.

7. Riwayat kebiasaan mengompol dalam keluarga

thebump.com

Mungkin banyak yang tidak tahu bahwa anak-anak juga cenderung mengalami enuresis jika orang tuanya pernah memiliki riwayat enuresis di masa kecilnya. Hal ini menyoroti peran faktor genetik atau keturunan dalam kondisi enuresis. Artinya, jika orang tua mengalami masalah ini ketika mereka masih anak-anak, anak-anak mereka mungkin juga lebih rentan mengalaminya.

Jadi, ada banyak faktor yang dapat menyebabkan seorang anak mengompol, dan setiap anak mungkin mengalami situasi yang berbeda. Penting untuk diingat bahwa masalah ini umum terjadi pada anak-anak dan seringkali berkaitan dengan tahap perkembangan dan pertumbuhan mereka.

Untuk membantu anak mengatasi masalah ini, penting bagi Mama untuk memahami penyebabnya, dan jika diperlukan, berkonsultasi dengan profesional medis untuk mendapatkan saran dan dukungan yang tepat.

Berikut tadi informasi mengenai penyebab anak mengompol setelah berusia 5 tahun, semoga bisa bermanfaat untuk Mama setelah membacanya.

Baca juga:

The Latest