Ma, Yuk Ajarkan Anak tentang Cara Mengobati Luka di Rumah!
Mama dan anak harus mengerti cara menangani luka supaya terhindar dari infeksi dan trauma
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tahukah Mama? Adanya pembatasan aktivitas masyarakat di luar rumah bukan berarti Mama dan keluarga tidak terhindar dari adanya kecelakaan. Yang dimaksud di sini adalah kecelakaan skala kecil yang setidaknya mampu menimbulkan luka.
Berkaitan dengan itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan bahwa terjatuh merupakan salah satu kecelakaan yang paling sering dialami anak. Terutama, kemungkinan tersebut semakin meningkat selama pandemi nih, Ma. Tanpa sepengetahuan Mama, si Kecil sudah terjatuh dan terluka saja.
Nah, kali ini Popmama.com sempat menghadiri program Anak Siaga Hansaplast pada Kamis (29/7/2021) untuk mengetahui cara mengobati luka di rumah a la Hansaplast. Yuk, simak informasi selengkapnya di bawah ini!
1. Apa itu luka?
Sebelum tahu cara mengobati luka di rumah, Mama setidaknya harus mengerti apa itu luka. Mungkin, Mama tahunya luka adalah kulit yang berdarah akibat kejadian tertentu. Namun demikian, luka sebenarnya tidak sesederhana itu.
Jadi menurut Potter dan Perry (2006), luka didefinisikan sebagai “rusaknya struktur dan fungsi anatomis normal akibat proses patologis yang berasal dari internal maupun eksternal dan mengenai organ tertentu”.
Singkatnya, luka diakibatkan oleh hancurnya ikatan antar sel. Cedera tersebut menyebabkan terhambatnya fungsi jaringan dalam tubuh.
Lebih jauh lagi, Direktur Pemasaran dari Hansaplast, Dr. Christopher Vierhaus, mengatakan bahwa sangat penting bagi setiap orangtua untuk mengetahui bagaimana cara penanganan luka pada anak.
“Luka, sekecil apapun, dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, terutama bila tidak ditangani dengan baik karena berisiko menyebabkan infeksi berlanjut dan trauma pada anak,” kata Christopher.
2. Jenis-jenis luka terbuka dan tertutup
Mengetahui jenis-jenis luka itu penting karena penanganan terhadap luka itu berbeda-beda, Ma. Seperti yang dilansir laman Wound Cara Centers, luka itu ada dua jenis, yaitu luka internal (dalam) dan luka eksternal (luar).
Seperti namanya, luka internal merujuk kepada gangguan yang terjadi dalam tubuh sehingga tidak kasat mata dan memerlukan diagnosis dokter untuk mengetahui cara penanganannya. Salah satu contohnya adalah neuropati (rusaknya sistem saraf akibat diabetes).
Lain halnya dengan luka eksternal yang muncul akibat kontak dengan lingkungan. Jenisnya ada dua, Ma, luka terbuka dan luka tertutup.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang keduanya, berikut penjelasan selengkapnya:
1. Luka Terbuka
Luka terbuka merujuk kepada luka yang terjadi pada lapisan luar kulit. Alhasil, jaringan yang ada di dalam terpapar dengan udara luar. Ini merupakan jenis luka yang cukup umum dialami orang.
Agar lebih jelas, luka terbuka dibagi lagi menjadi empat jenis, yaitu:
- Luke lecet, terjadi karena tergeseknya kulit dengan permukaan yang keras/kasar;
- Luka robek disebabkan oleh cedera setelah menggunakaan pisau atau benda tajam lainnya;
- Luka tusuk merupakan luka dalam yang melibatkan jaringan bawah kulit; biasanya terjadi karena tertusuk jarum atau paku;
- Luka bakar dapat terjadi karena paparan sinar matahari, terkena air panas, dan lainnya, serta menyebabkan rusaknya jaringan kulit.
2. Luka Tertutup
Berbeda dengan luka terbuka, ketika Mama mendapatkan luka tertutup, kulit bagian luar tetap utuh. Akan tetapi, yang mengalami kerusakan adalah jaringan bawah kulit, seperti otot, tulang, atau organ dalam lainnya.
Luka tertutup juga ada pembagiannya, meliputi:
- Kontusio terjadi ketika salah satu bagian tubuh terbentur benda tumpul sehingga jaringan di bawah kulit mengalami kerusakan.
- Hematoma memicu timbulnya benjolan, disebut lesi, akibat menggumpalnya darah di area luka.
3. Kenapa sih anak harus tahu cara mengobati luka di rumah?
Seperti yang telah disinggung di poin pertama, setiap anggota keluarga harus tahu bagaimana cara mengobati luka. Hal ini karena bisa jadi ketika memasak, Mama tidak sengaja mendapat luka bakar akibat api kompor. Atau, si Kecil tak sengaja terjatuh dan lututnya pun terluka.
Senada dengan perkataan Dr. Christopher Vierhaus, Spesialis Anak, dr. Mesty Ariotedjo, Sp. A, juga menjelaskan bahwa kurangnya pengetahuan orangtua tentang luka dapat meningkatkan risiko infeksi dan trauma pada anak nih, Ma.
“Karena masih banyak orangtua yang belum tahu bahwa setiap jenis luka membutuhkan perawatan yang berbeda dan perawatan luka yang tidak tepat dapat meningkatkan resiko infeksi berlanjut, bahkan trauma yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak,” jelas dr. Mesty.
Memangnya, ada dampak buruk yang bisa muncul hanya karena luka? Tentu ada, Ma. Misalnya, anak mama tak sengaja menginjak paku, dirinya berpotensi mengalami tetanus dan itu cukup berbahaya.
Belum lagi kalau anak menjadi trauma. Dokter Mesty menuturkan bahwa anak yang dulu pernah terluka memiliki rasa takut dan kekhawatiran lebih tinggi dibanding anak lain. Hal ini karena dirinya memiliki memori kurang menyenangkan akibat luka yang didapat tersebut.
Dirinya lantas menjadi penakut dan kurang aktif. Padahal, anak seusianya wajib terus aktif bergerak. Sebab dengan bergerak, pasokan oksigen untuk jaringan tubuhnya akan terpenuhi sehingga tumbuh-kembangnya tidak terhambat.
Dalam hal ini, dr. Mesty mengajak orangtua untuk memperkaya ilmu tentang cara mengobati luka di rumah. Supaya, anak bisa bebas bermain dan bereksplorasi serta kreativitas dan kemampuan motoriknya tetap terstimulasi.
4. Cara mengobati luka di rumah a la Hansaplast
Ketika terjadi kecelakaan atau cedera ringan di rumah pada anak, Mama boleh banget mengikuti cara mengobati luka di rumah a la Hansaplast di bawah ini. Yuk, langsung saja disimak langkah-langkahnya:
- Sebelum membantu mengobati luka anak, Mama harus mencuci tangan dengan sabun supaya terbebas dari bakteri maupun kuman. Setelah itu, gunakan APD (Alat Pelindung Diri) sederhana berupa sarung tangan dan masker wajah;
- Kalau sudah, Mama bisa mulai membersihkan luka dari kotoran. Hal ini untuk mencegah terjadinya infeksi. Nah, Mama boleh menggunakan Hansaplast Spray Antiseptik yang mengandung Polyhexamethylene (PHMB). Tenang, nggak perih kok, Ma;
- Selanjutnya, Mama perlu menutup lukanya. Hal ini agar luka tersebut tidak terpapar udara luar sehingga proses penyembuhan menjadi lebih cepat. Untuk ini, gunakan Plester Hansaplast dengan Bacteria Shield karena sudah teruji klinis melindungi luka dari bakteri dan kotoran;
- Sebagai tidak penyembuhan, luka yang sudah kering boleh dioles dengan Hansaplast Salep agar tidak menimbulkan bekas luka;
- Terakhir, apabila sudah mengobati luka anak, jangan lupa untuk mencuci tangan kembali dengan sabun agar tangan Mama bersih.
Selain itu, ada pesan penting juga dari Ria Enes supaya anak tidak menjadi pribadi yang panik saat terluka, Ma.
“Agar anak tumbuh jadi pribadi yang tidak mudah panik saat terjadi luka, orangtua sebaiknya tidak melarang anak untuk menangis, melainkan mencoba menenangkan dengan cara meyakinkan bahwa Papa dan Mama ada bersamanya. Dengan sikap tenang, akan lebih mudah untuk fokus pada langkah yang seharusnya dilakukan untuk menangani luka sesuai dengan jenisnya,” jelas Ria Enes.
Nah, itulah tadi informasi tentang cara mengobati luka di rumah, beserta ulasan tentang luka lainnya. Setelah ini, sudah tidak ada yang namanya nggak mengerti menangani luka lagi ya, Ma. Semoga membantu!
Baca juga:
- Bisakah Bekas Luka Operasi Caesar Dihilangkan? Ini Penjelasannya!
- Jangan Panik! 5 Jenis Luka Umum pada Anak dan Cara Mengatasinya
- 6 Cara Alami Menyembuhkan Luka pada Anak dengan Cepat