7 Cara Menurunkan Hiperaktivitas pada Anak ADHD
Berikan treatment yang tepat untuk kurangi gejala ini yuk, Ma!
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mengutip penjelasan dari psychiatry.org, Attention-deficit/hyperactivity disorder (ADHD) adalah salah satu gangguan mental yang menyerang perkembangan saraf dan paling umum dimulai pada masa kanak-kanak.
Gejala ADHD termasuk di antaranya adalah anak mengalami kesulitan untuk fokus, impulsif, dan hiperaktif.
Gejala ADHD lebih sering didiagnosis pada anak laki-laki daripada anak perempuan. Namun, ini tak berarti anak laki-laki lebih mungkin menderita ADHD.
Anak laki-laki yang mengalami ADHD biasanya akan cenderung bersikap lebih hiperaktif dibanding pada anak perempuan.
ADHD diketahui dapat berdampak pada si Kecil dalam banyak aspek, seperti kemampuan akademik, hubungan interpersonal, aktivitas sehari-hari, bahkan bisa sampai ke tingkat profesional jika gejala ADHD tak lekas bisa dikendalikan hingga dewasa.
Salah satu gejala ADHD yang mungkin bisa membuat Mama sangat kerepotan cenderung mengarah ketika anak menunjukkan sikap yang terlalu aktif atau hiperaktif.
Si Kecil akan bergerak ke sana kemari dan sulit mendengarkan perintah Mama.
Ada beberapa cara yang bisa Mama lakukan guna mengendalikannya, berikut Popmama.com telah merangkum beberapa cara menurunkan hiperaktivitas pada anak ADHD!
1. Berikan instruksi dengan singkat dan jelas
Dengan rentang kemampuan fokus yang singkat, sulit bagi anak ADHD untuk bisa mengikuti sebuah perintah yang sekaligus panjang.
Oleh karena itu, sebaiknya cukup berikan kalimat instruksi yang pendek namun jelas. Akan lebih mudah bagi si Kecil untuk mencerna jika Mama memberitahukannya dengan langkah-langkah sederhana satu per satu.
Jika sebelumnya Mama pernah berbicara seperti ini, “Ayo, duduk sekarang dan kerjakan semua PR mu sampai selesai.” untuk memerintahkan anak, coba ganti kalimat tersebut dengan mengucapkan kalimat perintah satu per satu, seperti awali dengan instruksi “Ayo, duduk tenang.”, pastikan anak sudah duduk dengan baik, setelah itu baru Mama bisa melanjutkan dengan kalimat “Sekarang buka buku PR-mu, ya.” dan langkah-langkah seterusnya.
Pastikan anak fokus ketika Mama sedang memberikan instruksi. Mama bisa menarik perhatiannya dengan cara memegang wajah anak dengan lembut atau memegang tangannya dan tatap matanya saat memberikan perintah.
Hindari menyuruh anak saat mereka masih sibuk sendiri. Kemampuan mereka untuk fokus berbeda dari anak biasanya, jadi pastikan Mama memanfaatkan momen yang tepat dan biarkan mereka tenang.
2. Kurangi distraksi di sekitar anak
Hal ini penting terutama jika anak ingin melakukan kegiatan yang membutuhkan fokus banyak seperti belajar, mengerjakan PR, atau mempersiapkan ujian. Mulailah dengan menyiapkan tempat belajar di lokasi yang nyaman dan jauh dari distraksi, contohnya hindari meletakkan meja belajar di depan jendela.
Jangan memforsir si Kecil menetap di tempat duduk dalam jangka waktu lama karena dapat membuat mereka gelisah. Dibanding seperti itu, kurangi gangguan di sekitar mereka untuk membantu si Kecil berkonsentrasi lebih baik.
Penting menciptakan tempat belajar yang nyaman, letakkan kursi favorit mereka, sehingga mereka menyukai ruang belajar dan menganggap kegiatan tersebut bukan seperti hukuman. Berikan space cukup untuk mereka leluasa bergerak.
3. Ajarkan anak menyusun to-do-list
Buatlah anak merincikan rangkaian kegiatan yang hendak dilakukan. Memiliki daftar tanggungjawab ciptaan sendiri dapat membantu anak membangun kemandirian.
Berikan perintah kepada anak satu per satu. Daftar tertulis akan memberi anak referensi visual ketika dia terganggu atau lupa apa yang seharusnya dia lakukan.
Ajarkan kepada anak untuk menjalankan perintah satu per satu. Jangan arahkan anak dengan instruksi yang multitasking. Berikan apresiasi kepada anak atas tugas yang berhasil si Kecil selesaikan. Jangan hukum anak karena gagal menyelesaikan daftar tugas dalam jangka waktu tertentu.
4. Berikan anak waktu bermain bebas
Mengatasi hiperaktivitas pada anak ADHD tidak hanya bisa dilakukan dengan memberikan langkah tegas. Membiarkan mereka bermain dengan bebas dapat menjadi langkah mengeluarkan keaktifannya.
Si Kecil perlu berlari, melompat, dan bermain untuk perkembangannya secara keseluruhan. Cobalah sesekali untuk tidak membuat jadwal anak terlalu ketat. Bebaskan mereka bermain apapun di waktu luangnya.
Biarkan anak mama bermain di luar, sambil Mama awasi dari kejauhan.
Bermain bebas akan membantu anak melampiaskan energinya dan melatih mereka lebih bisa mengendalikan suasana hati.
Bermain di luar bersama teman-teman juga dapat meningkatkan kemampuan mereka bersosialisasi.
5. Berikan sensory toys kepada anak
Mainan dengan bentuk tertentu akan membuat anak menjadi sangat perhatian dan fokus untuk merasakan tekstur yang berbeda.
Bermain dengan sensory toys dapat meningkatkan kemampuan koordinasi anak secara fisik, membantu anak rileks, merangsang perkembangan otak, membantu anak mengasah problem-solving skill, mengatur sistem keseimbangan, dan meningkatkan keterampilan motorik halus.
Contoh sensory toys meliputi pop it fidget toy, jenga, puzzle, atau permainan bongkah plastik.
6. Buat suasana untuk mendukung anak lebih rileks
Anak-anak hiperaktif biasanya mengalami kesulitan untuk beralih dari tingkat energi tinggi ke tingkat yang lebih rendah.
Beberapa aktivitas yang menenangkan akan memengaruhi mereka untuk menurunkan energi. Cara ini dapat diterapkan untuk membuat anak beristirahat dengan baik atau perlu duduk tenang.
Rekomendasi cara yang dapat dilakukan oleh Mama adalah:
- Lampu redup, situasi ruangan yang senyap akan membantu anak lebih tenang.
- Rapikan ruangan, ruang yang sudah terorganisir akan memberikan sugesti kepada anak untuk bereaksi serupa dengan tempat mereka berada.
- Musik, berikan musik yang lembut dengan tempo lambat serta ritme alami yang menenangkan. Pilihlah lagu anak-anak dengan kriteria demikian, ya, Ma.
- Ubah pencahayaan. Cahaya dapat memengaruhi energi anak. Berikan sinar yang lembut saat mereka tertidur.
7. Ikuti terapi bersama psikolog atau psikiater
Jika gejala hiperaktif pada anak sudah lebih parah dan sulit dikendalikan, behaviour therapy atau terapi perilaku dapat menjadi cara paling efektif menurunkan hiperaktivitas anak.
Menurut American Academy of Pediatrics, terapi perilaku harus menjadi langkah pertama dalam merawat ADHD pada anak kecil.
Kadang-kadang disebut modifikasi perilaku, pendekatan ini berfungsi untuk menyelesaikan perilaku bermasalah tertentu dan menawarkan solusi untuk membantu mencegahnya. Terapi perilaku dan obat-obatan bisa menjadi bantuan yang ampuh dalam membantu si Kecil.
Selain terapi perilaku, ada juga terapi untuk orang tua yang memiliki anak dengan ADHD. Terapi ini akan membekali orangtua beberapa teknik dan strategi untuk mengatasi masalah perilaku dalam jangka panjang.
Jika gejala anak semakin parah, segeralah meminta bantuan psikolog atau psikiater profesional agar mendapatkan cara terbaik mengintervensi daya hiperaktivitas anak, ya, Ma!
Itulah, 7 cara menurunkan hiperaktivitas pada anak ADHD yang bisa Mama coba terapkan. Terlepas dari cara-cara tersebut, selalu usahakan berkonsultasi dengan tenaga profesional untuk memahami lebih dalam mengenai ADHD, ya, Ma.
Baca juga:
- Menu Diet Sehat untuk Anak Penderita ADHD, Kaya Gizi!
- Apakah ADHD adalah Penyakit Keturunan? Simak Faktanya!
- 7 Inspirasi Sensory Play Murah Meriah dan Aman untuk Anak