Ciri-Ciri Pola Asuh Demokratis yang Membuat Anak Lebih Mandiri
Ternyata juga dapat membuat anak menjadi lebih terbuka dan responsif dengan orangtua, lho!
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bila mendengar kata “demokratis”, mungkin kesan pertama yang ada di bayangan Mama berhubungan dengan politik atau negara.
Padahal demokratis tidak selalu berkenaan dengan hal-hal tersebut, lho!
Sistem demokratis juga dapat diterapkan oleh Mama dan Papa dalam berinteraksi dengan si Kecil.
Apa itu pola asuh demokratis?
Pola asuh demokratis adalah pengasuhan dengan lebih menghormati anak untuk mengutarakan kehendak dan keinginannya. Orangtua bersikap asertif, yaitu membebaskan anak untuk memilih dan bertanggung jawab atas pilihannya dengan masih menetapkan batasan yang jelas pada anak serta mengarahkan anak untuk melakukan cara yang benar.
Anak pun diberikan ruang yang lebih luas untuk dapat mencoba banyak hal. Dalam menjalankannya, Mama dan Papa harus penuh perhatian agar kemajuan tumbuh kembang anak tidak lepas dari pengawasan.
Jenis-jenis pola asuh memiliki perbedaan pada upaya strategi orangtua dalam mendidik anak. Karakter anak yang dihasilkan pun akan berbeda tergantung dari pola asuh yang diterapkan.
Berikut Popmama.com telah menyajikan sejumlah informasi terkait ciri-ciri pola asuh demokratisyang membuat anak lebih mandiri!
1. Menghargai eksistensi anak
Orangtua dengan pola asuh demokratis tidak akan menganggap rendah anak. Pendapat anak akan dipertimbangkan dalam mengambil suatu keputusan.
Dengan kehangatannya, orangtua senantiasa memberikan dorongan dan kepercayaan kepada anak supaya ia lebih optimis ketika sudah menentukan pilihan.
Anak pun diberikan banyak kesempatan untuk mencoba hal baru yang membuatnya tertarik, tentu dalam konteks dan bentuk kegiatan yang positif.
2. Orangtua mengajak anak bekerjasama menyelaraskan kepentingan dan tujuan
Setiap manusia pasti memiliki kepentingan dan tujuan yang berbeda. Begitupun pada orangtua dan anak. Pola asuh demokratis mengajarkan bahwa perbedaan kehendak orangtua dan anak bukanlah suatu hal yang menjadi penghalang kerjasama antar keduanya.
Saling terbuka untuk menjelaskan alasan masing-masing akan membuat orangtua dan anak saling memahami perasaan satu sama lain. Konflik pun bisa dihindari, bahkan keduanya bisa menyatukan visi misi.
3. Orangtua sebagai teladan yang selalu terbuka dengan kritik dan saran dari anak
Peran orangtua sangat penting dalam memberikan contoh yang baik bagi si Kecil. Orangtua berperan memperagakan hal-hal yang dibutuhkan atau belum dipahami oleh anak sehingga anak mampu melakukannya.
Namun orangtua sebagai manusia tidak mungkin selalu sempurna. Seiring dengan bertambahnya daya kritis anak, ia juga bisa menyampaikan masukan kepada orangtua apabila ada hal-hal yang mengganjal. Orangtua yang terbuka akan menciptakan komunikasi dua arah yang nyaman bagi anak.
4. Memberikan peraturan agar disiplin
Peraturan diberikan dengan memberlakukan segenap batasan-batasan yang jelas yang tidak boleh dilanggar oleh anak.
Pemberlakuan ini juga harus bersifat konsisten namun juga tidak kaku. Mendisiplinkan anak menjadi hal yang utama untuk membentuk pribadi yang mandiri dan bertanggung jawab.
Walaupun disiplin, namun orangtua tetap memberikan toleransi apabila anak berbuat salah. Sebab, sejatinya semua orang pasti pernah gagal, terutama untuk ia yang masih berusia belia. Koreksi bersama-sama apa faktor yang menyebakan kesalahan itu terjadi dan atasi bersama.
Menindaklanjuti kesalahan anak dengan keras tanpa melakukan pendekatan hanya akan menyinggung rasa percaya diri anak, daya kreativitas, dan inisiatif anak.
5. Memberikan apresiasi ketika anak telah berhasil
Selain peraturan yang disiplin, anak juga harus diberikan penghargaan apabila ia telah menggapai kesuksesan. Orangtua yang mengasuh anak secara demokratis pasti akan mengetahui bagaimana usaha dan proses yang dilalui oleh si Anak di balik itu semua.
Maka dari itu, sebagai pendukung terbaik, orangtua akan selalu menjadi garda terdepan untuk memberikan respons positif terhadap prestasi anak.
Pengaruh Pola Asuh Demokratis pada Kemandirian Anak
Penerapan aspek pola asuh demokratis dalam tumbuh kembang anak memiliki pengaruh positif yang cukup banyak, seperti:
- Tumbuh sikap mandiri pada anak untuk menentukan pilihan sendiri
- Memiliki daya kritis yang terus berkembang
- Lebih mudah memahami sesuatu dengan logika
- Terbiasa terbuka apabila memiliki masalah
- Lebih mampu menangani stress
- Memiliki kebebasan untuk eksplorasi hal-hal baru
- Memiliki kepercayaan diri yang tinggi
- Bertanggung jawab
- Mudah beradaptasi
- Emosi lebih stabil
- Mempunyai kemampuan untuk membentuk hubungan sosial yang baik
- Terbuka atas kritik dan saran
- Berani mengambil keputusan
- Mengetahui minat dan bakatnya dengan lebih cepat
- Lebih dewasa dalam menghadapi masalah
Nah, itulah ciri-ciri pola asuh demokratis dan sejumlah pengaruh positif yang bisa terbentuk dalam diri anak.
Bagaimana, Mama tertarik untuk menerapkan pola asuh demokratis?
Baca juga:
- Cara Memilih Pola Asuh Berdasarkan Macam-Macam Kepribadian Anak
- Pengaruh Penting Keluarga dalam Pola Asuh Anak
- 7 Pola Asuh untuk Menumbuhkan Anak yang Pengertian dan Tidak Egois