TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

5 Cerpen Hari Anak Nasional, Bantu Tingkatkan Literasi Sejak Dini

Sambut Hari Anak Nasional, ini dia kumpulan certia pendek yang bisa dibacakan pada anak

Freepik

Setiap tanggal 23 Juli diperingati sebagai Hari Anak Nasional, untuk membangkitkan kepedulian dan partisipasi seluruh masyarakat Indonesia dalam pemenuhan hak anak.

Nah, di peringatan yang istimewa untuk seluruh anak Indonesia ini, ada banyak cara yang bisa Mama lakukan untuk merayakan bersama si Kecil, salah satunya dengan memberikan bacaan yang menarik untuknya.

Selain menghibur, kegiatan membaca juga dapat meningkatkan literasi si Kecil lho, agar nantinya ia tumbuh menjadi anak yang senang membaca. Mama bisa mulai dengan memberikan bacaan-bacaan singkat, misalnya cerita pendek atau cerpen.

Berikut telah Popmama.com rangkumkan beberapa pilihan cerpen Hari Anak Nasional yang bisa membantu anak meningkatkan literasinya. Yuk, bacakan pada si Kecil.

Kumpulan Cerpen Hari Anak yang Menarik untuk Dibaca

1. Buah Kejujuran Alifa

Freepik/Jcomp

Alifa adalah seorang siswi kelas 5 SD. Sang Mama bekerja sebagai tukang sapu, sementara Papanya sudah meninggal sejak Alifa kecil. Suatu hari, Alifa pulang ke rumah dengan wajah yang murung. Mamanya lantas bertanya mengenai kejadian yang dialami Alifa di sekolah, sebab biasanya ia tidak seperti ini.

Rupanya, hari itu Alifa diejek oleh teman sekelasnya karena sepatunya yang sudah bolong. Sayangnya, Mama Alifa belum mempunyai uang untuk membelikan sepatu baru. Akhirnya ia berjanji akan membelikan Alifa sepatu baru pada bulan depan.

Keesokan harinya saat sedang berangkat ke sekolah, Alifa melihat sebuah dompet yang tergeletak di jalanan. Ia pun mengambil dompet itu dan sangat terkejut ketika melihat uang yang sangat banyak di dalamnya.

Hari itu Alifa tidak bisa fokus mengikuti pelajaran di sekolah. Ia sudah membayangkan akan membeli sepatu menggunakan uang di dompet tersebut sepulang sekolah nanti.

Sepulang sekolah, Alifa bergegas ke toko sepatu untuk membeli sepatu impiannya. Saat hendak membayar, Alifa teringat pesan dari sang Mama mengenai kejujuran. Kata Mamanya, jika kita tidak mengembalikan barang yang bukan milik kita, sama saja kita mencuri. 

Alifa pun tidak jadi membeli sepatu, dan berniat untuk mengembalikan dompet itu ke pemiliknya. Ternyata dompet itu milik tetangganya yang bernama Pak Budi. Alifa lalu pergi ke rumah Pak Budi untuk mengembalikannya.

Pak Budi merasa sangat lega karena dompet itu kembali kepadanya, isi dompetnya pun tidak berkurang sedikitpun. Sebagai rasa terima kasih, Pak Budi memberikan sejumlah uang yang cukup untuk membeli sepatu. Namun, Alifa menolak uang tersebut karena ia ikhlas dan tidak mengharap imbalan.

Saat Alifa sedang memakai sepatu, perhatian Pak Budi tertuju kepada sepatunya yang sudah bolong. Pak Budi menahan Alifa untuk tidak segera pulang. Tak lama kemudian, Pak Budi keluar sambil membawa sepasang sepatu yang diinginkan oleh Alifa.

Rupanya, Pak Budi baru saja membelikan sepatu untuk anaknya tetapi ukurannya tidak pas. Ketika Alifa mencobanya, ukuran sepatu itu sangat pas di kakinya. Ia sangat berterima kasih kepada Pak Budi atas kebaikannya, sementara Pak Budi juga berterima kasih kepada Alifa atas kejujurannya.

2. Satu Kata Penuh Makna

Freepik

Hari ini Desi ada janji untuk bermain dengan teman-temannya. Namun, Desi tampak terburu-buru karena rupanya ia sudah terlambat 10 menit dari waktu yang ditentukan. Saat sedang memakai sepatu, Desi baru ingat kalau ia lupa membawa payungnya.

Agar lebih cepat, Desi pun menyuruh kakaknya yaitu Tika untuk mengambilkan payungnya. Tidak ada jawaban dari sang kakak, Desi lalu berteriak sekali lagi meminta Tika untuk segera mengambilkan payungnya. Tak lama kemudian, Tika menghampiri Desi sambil membawa payung yang diminta.

Tiba-tiba, Desi teringat lagi kalau ia belum membawa jaketnya. Karena sudah memakai sepatu, maka Desi menyuruh Tika lagi untuk mengambilkan jaketnya yang berada di dalam kamar.

Alih-alih mengambilkan jaket Desi, Tika justru menolak permintaan adiknya itu. Sontak jawaban Tika membuat Desi kesal dan mereka berdua jadi beradu mulut. Melihat kedua anaknya bertengkar, sang Mama segera melerai dan menanyakan apa yang sedang terjadi.

Rupanya, Tika kesal karena merasa disuruh-suruh oleh Desi untuk mengambilkan barang-barangnya. Desi lalu membantah dan mengatakan bahwa ia bukannya menyuruh, tetapi meminta tolong. Tika pun mengatakan bahwa dari tadi Desi tidak pernah menggunakan kata ‘tolong’, makanya ia merasa tidak dihargai.

Setelah mendengar penjelasan Tika, Desi terdiam dan menyadari kesalahannya. Ia terlanjur panik karena sudah terlambat sampai tidak memikirkan perasaan kakaknya. Desi lalu meminta maaf dan meminta tolong dengan sopan kepada Tika untuk mengambilkan jaketnya. Mendengar kata ‘tolong’, Tika merasa dihargai dan dengan senang hati membantu adiknya itu.

3. Balasan dari Semangkuk Nasi

Freepik

Di sebuah kota, ada seorang pemuda yang membeli semangkuk nasi dengan kuah sayur di sebuah warung makan. Pemuda itu selalu kembali ke warung makan tersebut dan membeli makanan yang sama setiap harinya.

Suatu hari, suami istri pemilik warung makan bertanya kepada pemuda itu mengapa ia hanya membeli semangkuk nasi dengan kuah sayur. Rupanya, ia adalah perantau dari desa yang mendapatkan beasiswa untuk berkuliah di kota tersebut.

Sang pemuda tidak memiliki banyak uang, itulah mengapa ia selalu membeli makanan yang paling murah. Jawaban pemuda itu sontak membuat pemilik warung merasa iba. Sesekali mereka memberikan daging atau telur secara gratis agar makanannya menjadi lebih bergizi. 

Empat tahun berlalu, sang pemuda akhirnya telah menyelesaikan kuliahnya. Ia sangat berterima kasih atas kebaikan suami istri pemilik warung makan, dan berjanji akan tetap mengunjungi warung itu.

Awalnya ia masih rutin berkunjung ke warung, lama kelamaan ia tidak pernah lagi mengunjungi suami istri tersebut. Kini warung makan pun terancam tutup, sebab di lokasi tersebut akan dibangun sebuah gedung tinggi.

Suatu hari, ada seorang pria berpakaian rapi yang mengunjungi warung makan itu. Ia meminta suami istri pemilik warung makan untuk datang ke kantornya dan menemui manajer umum di sana. Meskipun curiga, tetapi mereka tetap pergi ke kantor untuk menemui manajer umum.

Sesampainya di kantor, suami istri pemilik warung merasa terkejut karena manajer umum yang dimaksud adalah pemuda yang dulu selalu membeli semangkuk nasi dengan kuah sayur. 

Pemilik warung merasa senang karena masih diingat oleh pemuda itu. Mereka menyangka sang pemuda telah melupakannya karena sudah bertahun-tahun tak pernah mampir ke warung lagi. Ternyata alasan sang pemuda tak sempat berkunjung ke warung lagi yaitu karena ia sibuk membangun perusahaannya ini.

Sebagai bentuk terima kasih atas kebaikan pemilik warung makan di masa lalu, sang pemuda berencana untuk memberikan lapak berjualan kepada suami istri itu di lingkungan kantornya. Pemilik warung pun merasa amat bersyukur karena mereka tetap bisa berjualan dan tak kehilangan mata pencahariannya.

4. Mobil-mobilanku

Blibli.com

Suatu hari sepulang sekolah, Doni dan Okto mampir sebentar ke toko mainan untuk melihat mobil-mobilan keluaran terbaru. Sayangnya, mereka tidak bisa membeli mainan tersebut sebab harganya yang amat mahal. Jadi, mereka hanya dapat mengagumi mobil-mobilan itu saja.

Hari itu matahari sangat terik, jadi Doni dan Okto membeli minuman botolan untuk menghilangkan dahaga. Saat Okto hendak membuang botol kosong bekas minumannya, Doni sontak mencegahnya. Kemudian, Doni mengajak Okto ke rumahnya karena ia memiliki sebuah ide cemerlang. Okto pun mengikuti arahan Doni, meski ia masih kebingungan.

Sesampainya di rumah, Doni segera mengambil peralatan prakarya seperti gunting, lem, dan stik es krim. Rupanya, Doni hendak membuat mobil-mobilan menggunakan botol plastik bekas. Tak lama kemudian, jadilah sebuah mobil-mobilan yang siap untuk dimainkan. Okto merasa kagum dengan keterampilan temannya itu.

Keesokan harinya di sekolah, beberapa anak tampak membawa mainan mobil-mobilan keluaran terbaru. Dengan penuh percaya diri, Okto lalu mengeluarkan mobil-mobilan buatan Doni. Ternyata teman-teman yang lain justru penasaran dengan mobil-mobilan Okto. Ia pun menjelaskan, bahwa ini merupakan hasil tangan kreatif Doni.

Karena banyak yang minta dibuatkan, akhirnya Doni memutuskan untuk menjual mobil-mobilan buatannya. Selain kreatif, rupanya Doni juga berbakat menjadi seorang pengusaha cilik.

5. Terima Kasih, Lala

Freepik/jcomp

Pagi itu Lala dibangunkan oleh ketukan pintu kamarnya yang cukup keras. Rupanya, Mama dan Papa Lala harus segera pergi untuk menjenguk saudaranya yang sakit. Padahal, hari ini teman-teman Lala akan datang ke rumahnya dan Mama sudah janji mau masak besar untuk teman-teman Lala.

Akhirnya, tinggallah Lala sendiri di rumahnya. Ia kemudian berfikir, apa saja yang perlu disiapkan sebelum teman-temannya datang. Pertama-tama, Lala menyapu dan mengepel lantai ruang keluarganya. Setelah itu, Lala mengambil karpet dari gudang dan menggelarnya di ruang tengah. Untung saja Lala sering membantu Mama, jadi ia tahu di mana karpet disimpan.

Inilah saat yang mendebarkan bagi Lala, ia harus memasak makanan untuk teman-temannya. Lala sendiri sebenarnya sudah pernah beberapa kali memasak, tetapi selalu bersama dengan Mamanya. Berbekal pengalamannya, Lala pun mulai memasak bakso untuk teman-temannya.

Sambil menunggu bakso matang, Lala juga membuat minuman, menyiapkan peralatan makan, serta membersihkan karpet dari debu-debu yang menempel. Saat bakso telah matang, Lala pun bergegas mandi dan bersiap-siap agar bisa menyambut teman-temannya.

Tepat setelah Lala selesai bersiap-siap, teman-temannya pun datang. Mereka menanyakan keberadaan orang tua Lala, karena rumah itu nampak sepi sekali. Lala pun memberi tahu kepada teman-temannya bahwa orang tuanya sedang pergi, dan dialah yang menyiapkan semua ini sendirian.

Sontak kelima teman Lala terkejut dan kagum dengannya. Mereka lalu berterima kasih kepada Lala yang telah bekerja keras sendirian untuk menyambut kedatangan mereka. Sebelum pulang, teman-teman Lala berinisiatif untuk membantunya membereskan rumah kembali. 

Pada sore hari, orang tua Lala akhirnya pulang. Mama dan Papa takjub melihat kondisi rumah yang sangat rapi. Saking rapinya, Mama bahkan mengira kalau teman-teman Lala tidak jadi datang. Mama dan Papa pun berterima kasih kepada Lala karena telah menjadi anak yang mandiri dan baik.

Itu dia beberapa pilihan cerpen Hari Anak Nasional yang sudah disertai dengan pesan moral untuk diajarkan pada anak-anak di rumah. Semoga bisa jadi ide bacaan untuk si Kecil ya, Ma.

Selamat Hari Anak Nasional!

Baca juga:

The Latest