Mulai Melawan, Ini Solusi untuk Mencegah Perdebatan dengan Anak
Alih-alih memarahi anak yang melawan, coba lakukan cara ini yuk, Ma!
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ketika anak mulai berdebat atau melawan, respons kita sebagai orangtua memainkan peran penting, Ma.
Meski tak jarang orangtua akan tersulut emosi dan membalas anak dengan berteriak atau langsung memberikan hukuman, hal ini sebaiknya perlu dihindari agar anak tetap merasakan aman dan diperhatikan secara emosional.
Alih-alih dimarahi, anak perlu belajar dari kesalahan mereka dengan cara yang lebih bijak, bukan sebaliknya dihukum atas kesalahan tersebut.
Nah, agar mencegah terjadinya perdebatan dengan anak yang mulai melawan, berikut Popmama.com rangkumkan solusi efektif yang bisa Mama terapkan.
1. Beri anak ruang untuk menenangkan emosinya
Sama seperti orang dewasa, anak-anak juga bisa emosi dan berakhir melawan apa yang menurut mereka benar.
Namun, alih-alih membalas anak dengan hukuman, cobalah untuk mencegah perdebatan dengan memberi anak kesempatan untuk belajar mengatur emosinya sendiri.
Caranya adalah membiarkan anak memiliki ruang untuk menenangkan diri. Jika Mama nggak bisa menahan emosi, cobalah bantu anak menenangkan dirinya dari emosi berlebih.
Mama bisa membantu anak merilis emosi yang mereka rasakan dengan menyediakan alat seperti mainan sensorik atau kegiatan yang bisa membantu mereka lebih tenang. Hal ini membantu anak belajar mengenali dan mengelola emosinya tanpa harus terlibat dalam konflik.
2. Berempati pada perasaan anak
Nggak hanya kita orang dewasa yang punya perasaan marah atau frustasi, anak pun bisa mengalaminya, Ma.
Jadi, saat anak mulai marah atau frustrasi, penting bagi kita untuk menunjukkan empati. Alih-alih langsung memarahi atau memberikan hukuman, coba akui perasaan mereka dengan kalimat seperti, “Mama tau kalau kamu lagi kesal.”
Dengan menerapkan cara ini, anak merasa didengar dan lebih terbuka untuk mencari solusi daripada berdebat atau melawan ucapan orangtuanya.
3. Alihkan fokusnya dari masalah
Nah, jika solusi di atas sudah Mama terapi dan Mama sudah mengakui perasaan yang sedang mereka rasakan, maka selanjutnya cobalah untuk mengalihkan fokus anak dari masalah.
Mama bisa melihat kondisi apakah anak sudah mulai tenang atau belum, jika sudah, coba berikan pilihan atau ajak mereka terlibat dalam aktivitas baru yang menyenangkan.
Misalnya, “Mending bantuin Mama bikin kue aja, yuk?" atau "Kita lanjutin mainan puzzle yang semalem aja, yuk!" Dengan begitu, anak bisa melupakan perdebatan dan lebih tertarik untuk kegiatan yang bekerja sama yang ditawarkan.
Dengan menerapkan 3 solusi di atas, Mama bisa mencegah perdebatan dan membantu anak belajar mengelola emosinya dengan lebih baik.
Perhatikan kembali komunikasi antara orangtua dengan anak ya, Ma, karena anak-anak tidak hanya butuh didengar, tetapi juga dibimbing dalam menghadapi perasaan mereka.
Dengan pendekatan ini, Mama bisa membangun hubungan yang lebih kuat dalam mendukung perkembangan emosional anak secara positif.
Baca juga:
- Cara Cerdas Jaga Kesehatan Mental serta Emosional Anak
- Cara Mengajarkan Anak Mengelola Emosi agar Tidak Menjadi Pelaku KDRT
- Cara Mengajarkan Kecerdasan Emosional pada Anak 5 Tahun?