15 Pilihan Cerita Dongeng Pendek dan Manfaatnya untuk Anak
Bisa jadi ide kegiatan untuk bonding Mama dan si Kecil, nih
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Membangun bonding atau kedekatan antara anak dan orangtua adalah hal yang penting untuk dilakukan sejak dini. Sebab, hal ini berpengaruh terhadap tumbuh kembang si Kecil di kemudian hari.
Ada berbagai pilihan kegiatan yang bisa dilakukan untuk bonding, salah satunya dengan membacakan cerita dongeng pendek sebelum anak tidur. Selain dapat meningkatkan kedekatan anak dan orangtua, membacakan cerita dongeng pendek juga bermanfaat dalam menambah kosakata yang dimiliki oleh si Kecil serta melatih konsentrasinya.
Di samping itu, cerita dongeng pendek ini pada umumnya juga sarat akan pesan moral yang bisa diterapkan di kehidupan sehari-hari. Jadi, apa saja ya cerita dongeng pendek yang bisa dibacakan untuk si Kecil? Nggak perlu bingung, ini dia beberapa rekomendasi cerita dongeng pendek pilihan Popmama.com.
1. Kancil dan Buaya
Alkisah di sebuah hutan hiduplah berbagai jenis hewan, salah satunya si Kancil yang cerdik dan ramah. Suatu hari, Kancil lapar dan ingin mengambil buah yang berada di seberang sungai. Sayangnya, tidak ada jembatan untuk menyeberang ke sana.
Melihat buaya yang sedang tertidur di tepi sungai, Kancil pun membangunkannya dan mengatakan bahwa Ia memiliki daging segar untuk para buaya. Namun, mereka harus berjejer di sungai terlebih dahulu agar Kancil dapat menghitung jumlahnya.
Para buaya akhirnya berjejer hingga membentuk jembatan dan Kancil menyebrang sambil berhitung. Sesampainya di seberang sungai, Kancil langsung kabur tanpa memberikan daging yang telah dijanjikan. Buaya pun marah akibat ditipu oleh Kancil.
Manfaat dongeng untuk anak sati ini adalah Mama bisa mengajarkan kepada Si Kecil untuk selalu menjadi orang yang jujur dan memanfaatkan kecerdasannya untuk hal-hal yang baik. Jangan melakukan perbuatan jelek sebab hanya akan menambah musuh.
2. Malin Kundang
Cerita dongeng pendek ini menceritakan tentang kewajiban anak untuk menyayangi dan menghormati Ibu. Inilah kisah Malin Kundang, seorang anak semata wayang yang pergi merantau untuk meringankan beban Ibunya.
Suatu hari sang Ibu bertemu dengan nahkoda kapal yang berangkat bersama Malin. Ia bercerita bahwa Malin telah menjadi saudagar kaya dan besok kapalnya akan berlabuh di pulau ini. Mendengar kabar itu, Ibu Malin merasa amat senang.
Keesokan harinya, sang Ibu bergegas ke pantai untuk menunggu kedatangan anaknya. Turun dari kapalnya yang megah, Malin nampak gagah didampingi oleh istrinya yang cantik.
Selain penampilannya yang berubah, sifatnya pun turut berubah. Ia tak mau mengakui Ibunya, bahkan mendorong Ibunya sampai tersungkur ke tanah karena malu memiliki Ibu yang miskin. Tak berselang lama, Malin segera pergi meninggalkan pulau tersebut.
Ibu Malin yang malang lalu berdoa kepada Tuhan, memohon keadilan bagi dirinya. Seketika doa sang Ibu langsung terkabul. Kapal Malin tersambar petir sampai tenggelam. Malin terbawa arus hingga terdampar di pulau kosong, dan tubuhnya berubah menjadi batu akibat durhaka kepada Ibunya.
Dongeng ini sarat akan pesan moral agar anak tidak durhaka kepada orangtua, sehingga kelak hidupnya selalu diberi keberkahan atas doa-doa yang dipanjatkan orangtua untuknya.
3. Kelinci dan Kura-kura
Di sebuah hutan, semua hewan bersahabat dengan baik. Tetapi ada seekor hewan yang sangat berisik karena terus menerus berlari mengelilingi hutan, dialah si Kelinci.
Suatu hari Kelinci menantang seluruh warga hutan untuk lomba lari dengannya. Tidak ada satupun yang berani menerima tantangan tersebut kecuali Kura-kura.
Saat perlombaan, Kelinci berlari dengan kencang sambil mengejek Kura-kura yang lambat. Sementara itu, Kura-kura hanya tersenyum sambil didukung oleh warga hutan lainnya.
Sesampainya di dekat garis finish, Kelinci berpikir untuk menunggu Kura-kura karena Ia ingin kemenangannya disaksikan oleh Kura-kura serta hewan lainnya. Akhirnya Ia memutuskan untuk tidur sejenak di bawah pohon.
Saking nyenyaknya tidur si Kelinci, Ia tak sadar kalau Kura-kura sudah mendekati garis finish. Kelinci pun terbangun ketika mendengar suara dari para pendukung Kura-kura.
Sayangnya, Kelinci telat bangun sehingga Kura-kura berhasil sampai di garis finish terlebih dahulu. Melalui cerita dongeng pendek ini, si Kecil dapat belajar untuk tidak boleh bersikap sombong dan meremehkan orang lain. Sebab, orang lain bisa lebih hebat daripada kita.
4. Kancil dan Pak Tani
Pada cerita dongeng pendek ini, dikisahkan bahwa Kancil yang sedang berjalan-jalan tergoda untuk mencicipi timun di ladang. Akibatnya, Pak Tani marah karena ladang timunnya menjadi berantakan.
Keesokan harinya, Kancil datang lagi ke ladang Pak Tani untuk meminta maaf. Sayangnya, Ia malah tertipu dengan jebakan yang telah disiapkan oleh Pak Tani, dan dikurung sampai panen timun selesai.
Kancil yang cerdik tak kehabisan akal, Ia pun menipu anjing penjaga agar dapat bertukar tempat dengannya. Setelah itu, Kancil pun bergegas kabur dan tak kembali lagi ke ladang Pak Tani.
Dari bacaan di atas, manfaat dongeng untuk anak berjudul Kancil dan Pak Tani ini dapat diambil pelajaran agar Si Kecil tidak sembarangan mengambil apapun milik orang lain tanpa izin terlebih dahulu.
5. Kisah Rubah dan Babi Hutan
Cerita dongeng pendek ini mengisahkan Rubah yang jahil dan suka meremehkan hewan lain di hutan, akibatnya warga hutan lain tidak ada yang mau berteman dengannya. Namun, rubah tidak khawatir dengan hal itu, Ia merasa tidak butuh teman.
Suatu hari, Ia sedang berjalan dan menemukan Babi Hutan yang tengah mengasah taringnya. Menurut Babi Hutan, hal itu perlu dilakukan untuk persiapan apabila ada serangan hewan buas.
Mendengar alasan Babi Hutan, Rubah pun tertawa karena yakin tak akan ada hewan buas di hutan itu. Secara tiba-tiba, datanglah harimau yang sedari tadi mengincar mereka berdua.
Rubah nampak panik, namun tidak dengan Babi Hutan yang sigap. Dengan taringnya yang tajam, Ia pun berhasil mengalahkan harimau. Rubah lantas berterima kasih kepada Babi Hutan, dan sejak saat itu menjadi lebih bersahabat serta tidak meremehkan hewan lain.
Dari manfaat dongeng anak yang satu, Mama bisa mengajarkan si Kecil agar tidak meremehkan orang lain, bisa jadi suatu saat kita akan membutuhkan orang itu.
6. Kisah Gajah dan Semut
Suatu hari, kawanan semut sedang mengumpulkan makanan. Di perjalanan pulang, mereka hampir saja terinjak oleh Gajah yang berukuran besar. Gerombolan semut menasihati Gajah untuk lebih berhati-hati. Bukannya mendengar nasihat dari semut, Gajah malah semakin mengganggu para semut sambil mengejeknya karena ukuran mereka yang kecil.
Gerombolan semut tak tinggal diam, mereka pun menyerang Gajah dengan masuk ke dalam belalai, dan menggigitnya dari dalam. Gajah merasa kesakitan sampai berguling-guling di tanah. Setelah kejadian itu, Gajah sadar bahwa meski memiliki ukuran yang besar, Ia bukanlah yang paling hebat.
Jadi, ingatkan Si Kecil agar selalu rendah hati ya, Ma.
7. Kisah Raja Parkit yang Cerdik
Cerita dongeng pendek ini termasuk kisah legenda Nusantara. Alkisah hiduplah sekelompok burung parkit dengan suara yang merdu. Suara merdu mereka terbawa oleh angin sampai terdengar oleh seorang pemburu hewan, dan mereka semua berhasil tertangkap.
Raja Parkit yang cerdik memiliki ide agar bisa kabur dari perangkap tersebut, yaitu dengan berpura-pura mati. Saat si pemburu hendak menguburkan sekelompok burung parkit, mereka pun segera terbang dan berhasil melarikan diri.
Sayangnya, sang Raja Parkit tersangkut jaring dan tidak berhasil kabur. Alhasil, dia dikurung sendirian oleh si pemburu. Raja Parkit tak kehabisan akal, Ia memutar otak untuk bisa bebas dan berkumpul kembali bersama kawanannya.
Tiba-tiba, Ia melihat seorang saudagar kaya. Raja Parkit lantas bernyanyi dengan merdu untuk menarik perhatian saudagar kaya. Rupanya, rencana Raja Parkit berhasil, saudagar kaya pun segera menawar Raja Parkit dengan harga mahal kepada pemburu.
Sesampainya di rumah saudagar, Raja Parkit diam dan tidak mengeluarkan suaranya sama sekali. Saudagar berpikir mungkin Raja Parkit sudah terlalu tua dan tidak bisa bernyanyi lagi. Ia pun memutuskan untuk melepaskan Raja Parkit, dan kawanan burung parkit dapat bersatu kembali.
Setelah membaca cerita dongeng pendek di atas, Mama bisa mengajarkan si Kecil untuk tidak berputus asa meskipun kenyataan tidak selalu berjalan sesuai dengan rencana.
8. Penggembala Kecil dan Serigala
Dalam cerita dongeng pendek ini, dikisahkan bahwa ada seorang penggembala yang bosan dengan pekerjaannya mengawasi domba-domba. Untuk mengatasi kebosanan itu, Ia berlari keliling desa sambil mengatakan “Tolong, ada serigala!”.
Sontak warga desa terkejut dan bergegas ke bukit untuk menangkap serigala. Sesampainya di bukit, si Gembala malah tertawa sambil mengatakan kepada warga desa bahwa tidak ada serigala dan Ia hanya bermain-main saja. Hal ini membuat warga desa menjadi kesal.
Keesokan harinya, si Gembala kembali melakukan hal yang sama. Warga pun kembali berbondong-bondong pergi ke bukit untuk menangkap serigala. Lagi-lagi, warga desa tertipu oleh Gembala. Mereka pun kembali ke desa dengan amat kesal.
Setelah itu, si Gembala kembali bersantai sambil mengawasi domba-domba. Tiba-tiba, datang seekor serigala dari balik semak-semak. Serigala itu berhasil menangkap seekor domba. Lantas si Gembala meminta pertolongan kepada warga desa.
Sayangnya, warga desa tak percaya lagi dengan si Gembala. Ia telah dianggap sebagai pembohong oleh seluruh warga desa. Akibatnya, domba yang tertangkap oleh serigala tersebut tak bisa diselamatkan.
Manfaat dongeng untuk anak dari bacaan ini adalah bahwa kepercayaan itu mahal harganya. Jadi, jangan sekali-kali mengkhianati kepercayaan yang telah diberikan oleh orang lain kepada kita. Selalu bersikap jujur untuk menjaga kepercayaan orang lain.
9. Legenda Batu Menangis
Cerita dongeng pendek ini juga menceritakan tentang kewajiban anak untuk menyayangi dan menghormati orangtua, terutama Ibu yang telah melahirkan kita. Alkisah di sebuah bukit hiduplah seorang Ibu bersama anaknya yang cantik.
Si Anak sangatlah manja dan tidak mau membantu pekerjaan Ibunya sama sekali. Suatu hari, Ia minta dibelikan sisir dan perhiasan oleh Ibunya, jika tidak maka Ia akan pergi dari rumah. Sang Ibu yang tidak tega dengan permintaan anaknya, akhirnya menggunakan tabungannya untuk menuruti keinginan tersebut.
Keesokan harinya mereka berdua berjalan ke pasar. Di tengah perjalanan, si Anak menyuruh Ibunya untuk berjalan agak jauh darinya. Rupanya, Ia malu jika orang-orang mengetahui bahwa gadis cantik ini memiliki ibu yang tua dan tidak rupawan.
Saat sang Ibu mengajak anaknya berbicara, Ia dengan tegas mengatakan kepada orang-orang bahwa Ia tidak mengenal Ibu ini. Hal tersebut terjadi berkali-kali, sampai pada akhirnya sang Ibu merasa tak sanggup lagi menghadapi kelakuan anaknya. Sambil menangis, Ia pun berdoa kepada Tuhan untuk mendapatkan keadilan baginya.
Tuhan pun lantas mengabulkan doa Ibu yang malang itu. Seketika, kaki si Anak langsung membatu. Perlahan-lahan, sekujur tubuhnya pun berubah menjadi batu. Ia menangis dan meminta maaf kepada Ibunya, namun penyesalan dan permintaan maaf tersebut telah terlambat. Ia terlanjur menyakiti hati sang Ibu sampai akhirnya seluruh tubuhnya membatu.
10. Semut yang Rajin dan Belalang yang Malas
Di musim semi yang cerah, ada seekor belalang yang sedang bersantai, berbanding terbalik dengan keluarga semut yang bekerja keras mengumpulkan makanan. Melihat hal itu, belalang lantas bertanya mengapa keluarga semut bekerja begitu keras.
Sambil mengangkut makanan, Semut menjawab bahwa mereka sedang menyiapkan makanan untuk musim dingin. Belalang pun heran, pasalnya musim dingin masih lama datangnya.
Semut mengatakan bahwa musim dingin tahun ini akan panjang dan mereka akan kesulitan mendapatkan makanan, itulah mengapa mereka bekerja keras. Alih-alih tergerak, Belalang masih saja bermalas-malasan.
Tak terasa, musim dingin pun tiba. Benar kata Semut, mendapatkan makanan di musim dingin amatlah sulit. Belalang sudah berjalan kesana kemari, tetapi tak kunjung menemukan makanan.
Di tengah perjalanan, Ia melihat rumah keluarga semut yang hangat dan nyaman. Mereka sedang menikmati makanan yang telah dikumpulkan sejak musim semi. Dengan wajah memelas, Belalang meminta sedikit makanan kepada keluarga Semut.
Keluarga Semut memberinya makanan, dengan syarat pada musim semi berikutnya Belalang harus ikut mengumpulkan makanan bersama mereka. Akhirnya Belalang sadar, dan ikut mengumpulkan makanan bersama semut.
Pelajaran yang dapat dipetik dari cerita dongeng pendek tentang Belalang dan Semut adalah untuk tidak bermalas-malasan, dan bekerja keras untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
11. Kisah Kura-kura Sombong
Ada seekor Kura-kura yang senang memandangi langit sambil berkhayal jika Ia bisa terbang. Ia merasa bahwa tempurungnya yang berat itu hanya memperlambat jalannya saja.
Kura-kura meminta tolong kepada Burung Merpati untuk membantunya terbang. Burung Merpati setuju, dan meminta Kura-kura untuk menggigit batang kayu dengan keras. Nantinya, batang kayu itu yang akan dipegang oleh Burung Merpati, dengan begitu Kura-kura bisa terbang.
Kura-kura lain yang melihat hal itu merasa kagum dan memujinya. Si Kura-kura yang sedang terbang merasa sombong dan hendak membalas pujiannya. Akibatnya, gigitannya dari batang hayu terlepas dan Kura-kura jatuh ke daratan.
Kura-kura baru menyadari, bahwa tempurungnya yang menyelamatkannya saat Ia terjatuh. Sejak saat itu, Kura-kura menjadi lebih bersyukur dengan apa yang telah Ia miliki. Itulah pesan moral yang bisa didapatkan dari cerita dongeng pendek Kura-kura sombong.
12. Persahabatan Bebek dan Tupai
Di siang hari yang terik, Tupai dan Bebek melihat pohon jambu air yang sedang berbuah. Pohon itu terdapat di seberang sungai, namun Bebek tak berani berenang karena arus sedang deras sekali. Sementara itu, Tupai tidak dapat berenang dan menyeberangi sungai.
Kancil yang cerdik pun meminta Bebek untuk mengumpulkan teman-temannya. Lalu, gerombolan bebek berjejer di sungai sambil menjaga satu sama lain, sampai membentuk jembatan yang bisa dilewati oleh Tupai.
Dengan tubuh kecilnya yang lincah, Tupai dapat dengan mudah memanjat pohon jambu. Tak lupa Ia juga mengambilkan jambu untuk para gerombolan bebek serta Kancil. Dari cerita dongeng pendek di atas, dapat dipetik pelajaran mengenai pentingnya gotong royong.
Setiap makhluk tentu memiliki kekurangan, tetapi dengan gotong royong, kekurangan tersebut bisa tertutupi dan pekerjaan dapat selesai dengan baik. Itulah manfaat dongeng untuk anak dari bacaan di atas yang bisa Mama ajarkan pada si Kecil.
13. Singa dan Tikus
Di sebuah hutan, hiduplah seekor Singa yang gagah dan berani. Saat sang Singa sedang tertidur, tiba-tiba ada seekor Tikus kecil yang jatuh tepat di depan wajahnya sampai ekor Tikus itu masuk ke hidungnya.
Singa pun terbangun dan marah kepada Tikus sampai Ia ketakutan. Tikus pun memohon kepada Singa untuk tidak memakannya, dan berjanji akan menolong Singa kapanpun Ia memerlukan pertolongan. Singa setuju dengan penawaran itu, dan melepaskan Tikus.
Suatu hari, Singa terperangkap oleh jaring yang besar. Ia mengaum dengan kencang sampai terdengar oleh Tikus. Tikus pun bergegas mencari Singa. Melihat Singa dalam keadaan tak berdaya, Tikus langsung menolongnya. Dengan giginya yang tajam, Ia berhasil melepaskan Singa dari perangkap. Mereka pun menjadi teman akrab.
Dari cerita dongeng pendek tersebut, Mama bisa mengajarkan kepada Si Kecil agar menjadi seseorang yang selalu menepati janjinya.
14. Gadis Berjubah Merah
Suatu hari, Gadis Berjubah Merah diminta oleh Ibunya untuk mengantar makanan ke rumah Nenek di dalam hutan. Sebelumnya, sang Ibu telah berpesan kepada si Jubah Merah untuk tidak berbicara kepada orang yang tidak dikenal.
Sayangnya, si Gadis Jubah Merah melupakan pesan Ibunya itu. Di tengah perjalanan, Ia berbincang dengan Serigala dan mengatakan bahwa Ia hendak ke rumah neneknya. Serigala jahat bergegas menuju rumah Nenek sebelum si Gadis Jubah Merah sampai.
Sang Nenek yang mengira bahwa itu adalah cucunya langsung saja membukakan pintu. Serigala pun menyembunyikan Nenek di lemari, dan Ia menyamar menjadi Nenek.
Sesampainya di rumah Nenek, si Jubah Merah merasa bingung karena Neneknya tampak aneh. Rupanya, itu adalah Serigala jahat yang menyamar menjadi Nenek, dan hendak menerkamnya.
Si Gadis Jubah Merah segera kabur dan meminta pertolongan. Beruntung ada pemburu yang segera menangkap si Serigala jahat. Gadis Jubah Merah dan Neneknya pun selamat dari Serigala jahat. Cerita dongeng pendek tentang Gadis Jubah Merah dan Serigala ini bisa menjadi pengingat agar kita selalu menuruti perkataan orangtua.
15. Kisah Itik Buruk Rupa
Di tepi danau, hiduplah seekor Ibu Itik yang sedang mengerami telur-telurnya. Satu persatu telur itu menetas, namun ada seekor itik yang berbeda dari itik lainnya. Ia berwarna abu-abu dan dipanggil itik buruk rupa oleh hewan lain, bahkan oleh saudaranya sendiri.
Akhirnya, si Itik Buruk Rupa pergi mencari tempat lain dimana Ia dapat diterima. Ia pergi ke berbagai tempat sampai musim telah berganti, namun sayang belum ada yang mau menerimanya.
Suatu hari, Itik Buruk Rupa melihat sekelompok angsa yang cantik. Ia pun merasa iri dengan kecantikan para angsa tersebut. Salah satu angsa menghampirinya dan bertanya mengapa Ia nampak murung.
Itik Buruk Rupa lalu menceritakan kisah sedihnya. Mendengarnya, Angsa malah tertawa dan menyuruh Itik Buruk Rupa melihat pantulannya wajahnya di air. Betapa kagetnya sang Itik, kini Ia telah tumbuh menjadi Angsa putih yang sangat cantik dan merasa bahagia.
Jadi, janganlah sekali-kali menilai dirimu lebih rendah dari orang lain, karena setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Itu dia beberapa pilihan cerita dongeng pendek beserta manfaat atau pesan moral yang bisa Mama tanamkan untuk si Kecil. Jadi, mau baca cerita dongeng pendek yang mana nih, Ma?
Baca juga:
- 10 Cerita Dongeng Anak Singkat untuk Diceritakan
- 17 Dongeng Anak Pendek yang Memiliki Pesan Moral
- 7 Cerita Dongeng Anak Sebelum Tidur, Lucu dan Menarik