5 Dampak Negatif Prank bagi Kesehatan Mental Anak
Jangan keterlaluan ya Ma jika ingin bercanda dengan si Kecil, yuk simak apa saja alasannya
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sebagai anak, tentu mereka membutuhkan rasa aman dan nyaman saat berinteraksi dengan orangtuanya. Sebab, hanya orangtualah yang dianggapnya mampu memberikan kehangatan dan perlindungan dalam situasi apapun.
Orangtua tentu juga menjadi sosok yang paling dipercayai anak untuk meningkatkan rasa nyaman dan aman.
Membangun suasana menyenangkan dengan anak lewat prank memang sering dilakukan orangtua ke anak. Apalagi saat anak masih kecil dan sedang lucu-lucunya.
Ini karena ekspresi anak saat diprank lucu dan menggemaskan.
Prank alias kelakuan jahil sebenarnya adalah bentuk humor yang bisa membuat hubungan orangtua semakin dekat dengan anak secara emosional.
Meskipun memiliki sisi lucu dan menghibur, nyatanya melakukan prank yang berlebihan ke anak-anak usia awal bisa menimbulkan efek negatif yang berkepanjangan bagi perkembangan mereka, lho!
Apa saja sih dampak negatifnya? Simak 6 dampak negatif prank bagi perkembangan mental anak dan ulasannya berikut ini yang sudah Popmama.com rangkum.
1. Memicu stres pada anak
Mama, ternyata prank yang dianggap lucu oleh orangtua bisa memicu stres pada diri anak lho. Hal ini terjadi ketika prank yang dilakukan orangtua telah melewati standar anak dalam bercanda. Apalagi jika jenis prank yang dilakukan memicu rasa marah, frustasi, dan rasa sedih pada anak.
Meskipun anak-anak usia awal pada dasarnya suka bercanda, namun mereka cenderung memiliki batas toleransi bercanda yang lebih sempit, karena mereka belum mampu mengerti alasan sebenarnya orangtua melakukan prank. Mereka justru menganggap prank sebagai hal yang buruk dan jahat.
Tidak mengherankan jika anak menjadi stres setelah mendapatkan prank yang berlebihan lho, Ma!
2. Menimbulkan perasaan tidak berharga
Bagi beberapa anak, respon tertawa dan dipermalukan dari orangtua yang menjahilinya bisa dianggap sebagai bentuk 'penghinaan' atau 'ejekan' yang melukai harga diri dan perasaan anak lho, Ma. Akhirnya si Kecil akan mengamuk setelah ditertawakan, karena ini bentuk anak mempertahankan serta membela harga dirinya.
Secara tidak sadar, anak dapat membawa pengalaman emosional dari prank, yaitu perasaan dipermalukan ke alam bawah sadarnya yang kemudian dapat merendahkan harga diri anak. Anak kemudian tumbuh menjadi pribadi yang tidak percaya diri.
3. Memunculkan trust issue, dimana anak sulit mempercayai orang lain
Mama, pada dasarnya anak mulai belajar mempercayai lingkungan dan dunia dari orangtua. Rasa percaya ini mereka bangun pada usia-usia awal, sehingga pada masa ini orangtua harus hati-hati ketika bercanda dengan anak.
Bagi anak usia awal, prank seperti invisibility prank, dimana orangtua berpura-pura tidak bisa melihat anaknya bisa dimaknai oleh anak sebagai sebuah kebohongan. Bagi anak, prank yang dilakukan oleh orang terdekatnya adalah 'pengkhianatan', sehingga menimbulkan rasa kecewa.
Anak bisa menumbuhkan rasa tidak percaya pada orangtua, karena beranggapan bahwa orang terdekatnya telah menyakitinya lho, Ma. Bahkan dalam kasus yang ekstrem, anak bisa menganggap dunia tidak aman baginya.
Wah, bahaya sekali ya efeknya Ma!
4. Menimbulkan rasa tidak aman
Dampak dari prank yang satu ini berkaitan erat dengan trust issue atau kepercayaan yang telah dibahas sebelumnya. Ini efek yang dihasilkan dari prank semacam hallowen candy prank, dimana orangtua berpura-pura telah memakan semua permen yang telah dikumpulkan anak selama hallowen.
Bagi anak, permen dan makanan favoritnya adalah 'hartanya' yang tentu saja jika orangtua mengambilnya tanpa izin, anak akan merasa tersakiti secara emosional.
Rasa sakit secara emosional yang dihasilkan dari prank bisa membuat anak merasa lingkungannya tidak aman, karena orang-orang terdekatnya yang dianggap akan melindunginya justru 'merebut' apa yang dimilikinya lho, Ma.
5. Memicu rasa takut, kecemasan, hingga trauma pada anak
Menakut-nakuti anak dengan objek yang seram sering dilakukan orangtua ke anak, karena ekspresi ketakutan anak dianggap lucu dan menghibur. Namun, tidak dengan apa yang dirasakan anak lho, Mama.
Prank seperti mengunci anak di dalam ruangan yang gelap atau pun prank hantu yang dilakukan secara terus menerus kepada anak bisa memicu rasa takut anak menjadi kecemasan bahkan hingga trauma.
Anak-anak akan sulit keluar dari situasi cemas terhadap objek yang memicu rasa takutnya, bahkan dalam kasus ekstrem membutuhkan penanganan khusus melalui terapi psikologis untuk menghilangkan trauma yang dimilikinya lho, Ma!
Jadi, orangtua harus hati-hati saat bercanda ya!
Itu dia 5 dampak negatif melakukn prank pada anak, baik yang dilakukan oleh Mama atau orang-orang terdekat si Kecil. Hati-hati jika bercanda dengan anak, karena dampaknya bisa mengerikan.
Semoga bermanfaat ya, Mama!
Baca Juga:
- 10 Cara Terbaik Merespon Anak yang Menangis
- Viral Prank Hitamkan Mata pada Anak, Ternyata Bisa Menyebabkan Trauma!
- 8 Rekomendasi Paket Mainan untuk Mengasah Kreativitas Anak