Anak-anak di masa pertumbuhannya butuh sosok teladan untuk diikuti. Terutama untuk anak-anak yang berusia balita, mereka seolah 'mesin fotokopi' yang sangat cepat. Apa yang mereka lihat dan dengar, akan dengan cepat diikuti.
Di masa lalu pada zaman para Salafus Shalih, generasi muda Islam berada pada zaman keemasannya. Mereka mengajarkan dan membacakan sejarah Islam kepada anak-anak mereka sejak dini. Para orangtua juga memperkenalkan para pahlawan Islam sebagai sosok yang harus diteladani dan dikagumi.
Dikutip dari tulisan dr. Raehanul Bahraen pada website muslim.or.id, sejarah bisa memberikan semangat dan motivasi serta berupa praktek penerapan langsung dari ilmu yang dipelajari. Oleh karena itu, sebagian ulama lebih suka membahas sejarah dan keteladanan para Nabi.
Bahkan sepertiga isi Al-quran berisi mengenai sejarah dan kisah-kisah umat di masa lalu, agar kita bisa mengambil pelajaran dan menjadikan teladan dari kisah para nabi dan orang saleh.
Allah Ta'ala berfirman,
لقد كان في قصصهم عبرة لاولي الالباب ما كان حديثا يفترى ولكن تصديق الذي بين يديه وتفصيل كل شيء وهدى ورحمة لقوم يومنون
Artinya:
"Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka (para Nabi 'alaihis salamdan umat mereka) itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal (sehat). Al-Qur'an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, serta sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman" (QS. Yusuf: 111).