Cara Mengatasi Mpox pada Anak, Orangtua Wajib Tahu!
Belum ada obatnya, bisa dicegah dengan vaksin khusus untuk kelompok rentan
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Penyebaran cacar monyet atau Mpox kini tengah marak di banyak negara. Singapura misalnya, melakukan berbagai pencegahan agar penyebarannya bisa ditekan.
Di Afrika sendiri, penyebaran Mpox yang awalnya sebagian besar terjadi di orang dewasa saat ini sudah sampai pada anak-anak.
Berdasarkan laporan otoritas kesehatan di Republik Demokratik Kongo dan Republik Kongo, banyak anak tertular Mpox diperkirakan karena penularan di rumah (household transmission). Kasus-kasus bermula dari orang dewasa terinfeksi, kemudian menularkan ke anggota rumah lainnya, termasuk anak-anak.
Imunitas yang rendah dan malnutrisi juga memperburuk penularan pada anak-anak.
Cacar monyet pada anak memang merupakan penyakit menular yang ditandai dengan munculnya bintil bernanah di kulit.
Lantas harus bagaimana? Bagaimana dengan imbauan di Indonesia?
Berikut Popmama.com rangkum cara mengatasi Mpox atau cacar monyet pada anak.
1. Adanya Mpox di Indonesia saat ini
Perlu diketahui, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan Mpox sebagai darurat kesehatan global.
Berdasarkan data Kemenkes hingga Agustus 2024, total jumlah kasus Mpox di Indonesia telah mencapai 88 orang (akumulasi dari 2023 hingga 2024).
Plh. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI, dr. Yudhi Pramono mengatakan bahwa saat ini pemerintah telah menetapkan Mpox sebagai Penyakit Emerging Tertentu Berpotensi Wabah.
Sehingga akan memperketat jalur keluar masuk Indonesia. Karena Mpox ini pemerintah akan meningkatkan pengawasan terhadap orang, alat angkut, barang, dan lingkungan yang terdapat di pintu masuk negara, khususnya yang berasal dari negara terjangkit.
Adapun, sejumlah negara yang terkonfirmasi terjangkit Mpox adalah Republik Demokratik Kongo dan lainnya di Benua Afrika.
2. Penularan Mpox ke anak-anak di Indonesia
Cacar monyet adalah penyakit yang disebabkan oleh virus monkeypox (Mpox). Sesuai dengan namanya, virus ini pertama kali ditemukan pada monyet yang dipelihara sebagai hewan untuk penelitian di Denmark, tepatnya tahun 1958.
Cacar monyet bisa menular dari orang ke orang, tetapi sumber utama penyakit ini adalah hewan pengerat, seperti tupai atau tikus liar, maupun hewan primata, seperti monyet, yang terinfeksi.
Kasus penularan pada manusia pertama kali dilaporkan terjadi pada tahun 1970 di Kongo, Afrika.
Di Indonesia sendiri saat artikel ini terbit, Rabu (28/8/2024) belum ada kasus cacar monyet pada anak yang dilaporkan oleh Kemenkes (Kementerian Kesehatan).
Meski demikian, para orangtua perlu mengetahui informasi tentang penyakit ini agar bisa melindungi sang buah hati dari penularan cacar monyet.
3. Gejala Mpox atau Cacar Monyet pada anak-anak
Cara mengatasi Mpox pada anak tentu harus mengetahui gejalanya terlebih dahulu. Mpox bisa ditularkan melalui kontak dengan seseorang atau hewan yang sudah terinfeksi penyakit ini.
Lebih berbahayanya kalau virus Mpox bisa menginfeksi Si Kecil jika ia menggunakan barang, seperti tempat makan dan minum atau kasur, yang sudah terkontaminasi virus tersebut.
Jika dilihat dari gejala, cacar monyet pada anak agak mirip dengan cacar air. Berikut yang perlu diperhatikan:
- Sakit kepala
- Demam
- Kelelahan
- Nyeri otot
- Nyeri punggung
- Muncul ruam
Ciri utama dari Mpox disertai dengan pembengkakan kelenjar getah bening. Ini muncul benjolan di leher, rahang bawah, bawah dagu, atau selangkangan.
Selain itu lesi atau ruam yang muncul pada penyakit cacar monyet pun membutuhkan waktu 2-4 minggu untuk benar-benar sembuh.
Sementara ruam pada cacar air cenderung lebih cepat sembuh, setidaknya dalam 2 minggu saja.
Selain itu, penyakit cacar monyet pada anak juga bisa menyebabkan nyeri tenggorokan atau nyeri menelan, terutama jika terdapat luka lepuhan di dalam mulut. Ini membuat anak jadi susah makan dan minum.
4. Bagaimana mendiagnosis Mpox?
Cara mengatasi Mpox pada anak harus melalui diagnosis dokter. Dokter akan memastikan riwayat kesehatan dan keluarga pengidapnya.
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk memastikan gejala yang terjadi. Pemeriksaan fisik akan dilakukan pada lesi dan ruam yang muncul melalui pemeriksaan laboratorium.
Sampel cairan dari lesi kemudian akan diproses melalui polymerase chain reaction (PCR) test.
Selain itu, pemeriksaan juga bisa dilakukan dengan melakukan biopsi. Pemeriksaan ini akan dilakukan dengan mengambil sampel bagian lesi dan kulit untuk memastikan jenis virus yang menyebabkan munculnya gejala.
5. Cara mengobati Mpox atau Cacar Monyet pada anak
Sayangnya saat ini tidak ada pengobatan yang bisa menghilangkan Mpox ini. Pengobatan yang dilakukan biasanya digunakan untuk meredakan gejalanya saja.
Kemenkes memiliki tiga upaya sebagai langkah penanggulangan cacar monyet. Upaya tersebut terdiri dari surveilans, terapeutik, dan vaksinasi.
Terapeutik sendiri akan dilakukan dengan pemberian terapi simtomatis dan mempersiapkan pemenuhan logistik antivirus khusus cacar monyet. Namun, antivirus tidak perlu diberikan untuk semua pengidap cacar monyet.
Pasien yang mendapatkan antivirus merupakan kelompok yang berisiko mengalami atau sudah mengalami gejala yang berat.
Kondisi berat diartikan memiliki lebih dari 100 lesi pada kulit atau mengalami gejala lain. Contohnya seperti demam tinggi, mual, dan muntah.
Selain itu, munculnya lesi pada bagian vital tubuh juga perlu dilakukan perawatan dengan antivirus.
Misalnya, muncul lesi pada area mata yang bisa memicu kebutaan atau di area tenggorokan yang dapat menutup jalan napas.
Kabar baiknya, menurut dr. Robert Sinto, Sp.PD, K-PTI, FINASIM dari Perhimpunan Kedokteran Tropis dan Penyakit Infeksi Indonesia, dalam konferensi 14 pasien di Indonesia belum membutuhkan antivirus.
Beberapa kelompok yang berisiko lebih tinggi untuk menerima pengobatan di rumah sakit adalah anak-anak, lansia, dan orang dengan kondisi atau sedang mengonsumsi obat yang dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuhnya.
6. Vaksin Mpox masih impor dan harganya mahal
Menteri Kesehatan Indonesia, Budi Gunadi Sadikin mengatakan dalam keterangannya, vaksin untuk menangani virus Mpox mengimpor dari Denmark.
Sehingga vaksin tersebut tidak murah, yaitu sekitar Rp3,5 juta per dosis dan diperuntukkan bagi kelompok tertentu yang berisiko.
Menurutnya, virus Mpox ini mirip seperti HIV dan AIDS, terjadi di kelompok-kelompok tertentu dan hampir seluruhnya terjadi karena kontak fisik.
"Di Indonesia, hampir 95 persen penularan ini karena kontak seksual," kata Menkes, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, (Selasa, 27/8/2024).
7. Bolehkah vaksin Mpox diberikan untuk anak?
Berdasarkan “Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Mpox (Monkeypox)” yang diterbitkan Kemenkes RI pada 2023, pemberian vaksinasi Mpox dalam situasi Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Menjadi Perhatian Internasional (Public Health Emergency of International Concern/PHEIC) masih bersifat komplemen terhadap pencegahan dan pengendalian utama seperti surveilans, pelacakan kontak, isolasi dan perawatan pasien.
Saat ini, pemberian vaksinasi Mpox secara massal tidak direkomendasikan.
Dikutip dari website Kemenkes, Menurut Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dr. Prima Yosephine, M.K.M, kelompok berisiko tinggi tersebut antara lai: LSL (Lelaki berhubungan Seks dengan Lelaki) atau GBMSM (Gay, Biseksual dan Pria-yang-berhubungan-seks-dengan-pria lainnya), dan individu yang kontak dengan penderita Mpox dalam dua minggu terakhir.
“Kelompok berisiko lainnya termasuk petugas laboratorium yang melakukan pemeriksaan spesimen virologi, terutama di daerah yang ada kasus Mpox, dan petugas kesehatan yang melakukan penanganan pada kasus Mpox,” ujar Prima di Jakarta, Rabu (28/8/2024).
Sementara itu, kelompok anak-anak tidak termasuk dalam kelompok sasaran vaksinasi Mpox di Indonesia.
“Sampai saat ini, anak-anak tidak termasuk dalam sasaran yang akan diberikan vaksin Mpox. Namun, petugas kesehatan yang melakukan penanganan kasus Mpox akan diberikan (vaksin) untuk memberi perlindungan dari tertularnya infeksi virus Mpox,” terang Prima.
Untuk mengatasi wabah Mpox, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) terus berupaya menyediakan vaksin MVA-BN. Namun, ketersediaan vaksin saat ini masih terbatas. Karena itu, prioritas pemberian vaksin diberikan kepada daerah-daerah yang telah melaporkan adanya kasus Mpox.
Itulah tadi cara mengatasi Mpox atau cacar monyet pada anak, beserta fakta dan kedaruratan dari Kemenkes. Semoga menjadi tambahan informasi untuk mama dan papa di rumah.
Baca juga:
- Alasan tidak Boleh Menyebut Nakal pada Anak
- Penyebab dan Gejala Nyctophobia, Fobia Ruang Gelap pada Anak
- Enkopresis Fungsional, Penyebab Anak Sering BAB di Celana