8 Penyakit yang Bisa Dialami Anak karena Kualitas Udara Buruk
Dari masalah iritasi mata hingga perkembangan paru-paru, perlu waspada nih!
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Indonesia terutama Jakarta beberapa kali menempati posisi tertinggi kualitas udara terburuk di dunia. Ini sangat menghawatirkan bagi kesehatan pernapasan, apalagi untuk anak-anak.
Polusi udara buruk dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan pada anak-anak karena sistem pernapasan mereka masih berkembang. Jika terus-menerus terpapar ada efek jangka panjang yang bisa dirasakan.
Berikut Popmama.com rangkum deretan penyakit yang bisa dialami anak karena kualitas udara buruk.
1. Asma
Polusi udara dapat memicu atau memperburuk gejala asma pada anak-anak yang sudah menderita kondisi ini. Asma adalah gangguan saluran pernapasan yang ditandai dengan pembengkakan dan penyempitan saluran udara, menyebabkan sesak napas, batuk, dan mengi.
Anak-anak menjadi kelompok yang rentang terhadap asma. Alasannya karena pernapasan mereka masih berkembang. Asma pada anak-anak dapat berdampak serius pada kualitas hidup mereka jika tidak dikelola dengan baik.
2. ISPA (infeksi saluran pernapasan atas)
Anak-anak yang terpapar polusi udara berisiko lebih tinggi untuk mengalami infeksi saluran pernapasan atas atau ISPA. Adapun jenis-jenis ISPA yakni pilek, radang tenggorokan, dan sinusitis.
ISPA dapat disebabkan oleh berbagai faktor termasuk virus, bakteri, dan faktor lingkungan. Salah satu faktor lingkungan yang dapat berperan dalam meningkatkan risiko ISPA adalah polusi udara.
Hubungan antara ISPA dan polusi udara sangat erat karena polutan udara, seperti partikel halus dan gas beracun, dapat mempengaruhi kesehatan sistem pernapasan. Sehingga membuat individu terutama anak-anak lebih rentan terhadap infeksi.
3. Bronkitis
Polusi udara atau kualitas udara yang buruk juga bisa menyebabkan peradangan pada bronkus (saluran udara besar), yang dikenal sebagai bronkitis. Ini dapat menyebabkan batuk yang berkepanjangan, produksi lendir yang berlebihan, dan kesulitan bernapas.
Paparan polutan udara seperti partikel debu, asap kendaraan bermotor, asap rokok, polutan industri, dan bahan kimia dapat memicu peradangan pada saluran pernapasan. Ini dapat memperburuk gejala bronkitis yang sudah ada, seperti batuk yang berkepanjangan, produksi lendir berlebihan, dan sesak napas.
4. Gangguan pertumbuhan paru-paru
Paparan jangka panjang terhadap polusi udara dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan paru-paru anak-anak. Hal ini dapat menyebabkan masalah kesehatan paru-paru yang berlanjut hingga dewasa.
Adapun beberapa gangguan itu mulai dari peradangan paru-paru, pembatasan saluran udara, gangguan pertumbuhan jaringan paru-paru, penyempitan saluran udara jangka panjang, gangguan fungsi paru-paru, hingga peningkatan risiko penyakit pernapasan kronis.
Penting untuk diingat bahwa anak-anak memiliki sistem pernapasan yang masih berkembang, sehingga mereka lebih rentan terhadap dampak negatif polusi udara.
Langkah-langkah pencegahan yang dianjurkan meliputi menghindari lokasi berpolusi, mengurangi paparan asap rokok, menjaga kebersihan lingkungan dalam dan luar ruangan, serta memastikan bahwa anak-anak memiliki akses ke udara bersih dan sehat jadi perhatian orangtua.
5. Penyakit Jantung
Ini jadi fakta mengejutkan yang tidak semua orang tahu. Ternyata polusi udara juga dapat memiliki efek negatif pada sistem kardiovaskular atau jantung anak-anak.
Paparan polusi udara yang terus-menerus atau hidup di tempat dengan kualitas udara jelek meningkatkan risiko penyakit jantung. Tak hanya itu, anak-anak juga memiliki risiko memiliki penyakit tekanan darah tinggi pada usia lebih muda.
6. Masalah neurologis
Penelitian juga telah menunjukkan korelasi antara polusi udara dengan masalah neurologis pada anak-anak. Termasuk gangguan perkembangan kognitif dan risiko lebih tinggi untuk gangguan autisme dan ADHD.
Polusi udara dapat memiliki dampak negatif pada perkembangan otak dan sistem saraf anak-anak. Ini dapat berdampak pada kognisi, perilaku, dan kesehatan mental mereka.
Penting untuk diingat bahwa risiko dan dampak polusi udara terhadap masalah neurologis kepada anak-anak dapat bervariasi tergantung pada tingkat paparan, jenis polutan, durasi paparan, dan faktor-faktor individu lainnya.
7. Alergi dan sensitivitas pernapasan
Polusi udara dapat membuat anak-anak lebih rentan terhadap alergi dan sensitivitas pernapasan. Misalnya rinitis alergi atau reaksi alergi terhadap polutan udara.
Polusi udara, seperti partikel halus (PM2.5), ozon, nitrogen dioksida (NO2), dan polutan lainnya, dapat menyebabkan sensitivitas pernapasan yang lebih tinggi pada beberapa orang termasuk anak-anak. Sensitivitas pernapasan akibat polusi udara terutama merujuk pada gejala yang terjadi.
Sensitivitas pernapasan terhadap polusi udara dapat memicu atau memperburuk kondisi pernapasan yang sudah ada seperti asma, bronkitis, atau penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
8. Iritasi mata
Polusi udara juga dapat menyebabkan iritasi mata. Iritasi mata akibat polusi udara adalah kondisi ketika mata menjadi merah, gatal, perih, atau terasa terbakar karena paparan polusi udara yang mengandung partikel-partikel halus, gas beracun, dan zat-zat iritan.
Mengapa bisa seperti itu? Karena udara dapat mengandung bahan kimia, debu, asap kendaraan bermotor, dan polutan lainnya yang dapat merusak lapisan pelindung mata dan menyebabkan reaksi inflamasi.
Misalnya gas beracun seperti sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen dioksida (NO2), yang merupakan komponen dari polusi udara, dapat mengiritasi mata dan membran mukosa di sekitar mata. Partikel halus dalam polusi udara, seperti PM2.5 dapat bersifat abrasif dan merusak permukaan mata. Partikel-partikel ini dapat menyebabkan peradangan dan merangsang reaksi imun mata.
Penting untuk melindungi anak-anak dari paparan polusi udara buruk dengan mengambil langkah-langkah seperti memastikan bahwa mereka menghabiskan waktu di dalam ruangan ketika kualitas udara di luar buruk.
Orangtuanya juga sebaiknya menggunakan alat pembersih udara dalam ruangan, dan memastikan kebersihan lingkungan rumah. Tindakan pencegahan ini dapat membantu mengurangi risiko deretan penyakit yang bisa dialami anak karena kualitas udara buruk.
Baca juga:
- Ini Bahaya Polusi Bagi Daya Tahan Tubuh Anak, Waspada Ya Ma!
- 7 Cara Lindungi Anak dari Polusi Udara
- 5 Cara Mencegah Anak Terkena Efek Polusi Buruk