Cara Komunikasi dengan Anak yang Harus Orangtua Hindari!
Jangan sampai Mama dan Papa mengatakan hal-hal berikut pada anak ya!
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Komunikasi adalah salah satu aspek yang penting untuk membangun hubungan yang baik bagi orangtua dan anak. Komunikasi yang baik juga dapat membuat anak merasa dicintai, dihargai, dan didengar.
Namun, berkomunikasi yang baik bukan hanya sekedar saling bertukar pikiran dan menyampaikan kata. Karena tak jarang orangtua yang justru berkomunikasi dengan cara yang membuat anak menjadi sedih, tak dihargai, atau bahkan trauma.
Kali ini Popmama.com akan memberikan informasi tentang cara komunikasi dengan anak yang harus orangtua hindari. Simak informasinya di bawah ini.
1. Memerintah
Mengkomunikasikan sesuatu yang cenderung seperti memerintah sering kali membuat anak merasa dikendalikan dan tidak dihargai. Ini bisa menghambat inisiatif mereka dan menyebabkan perlawanan atau ketidakpatuhan. Lebih baik Mama dan Papa menggunakan pendekatan yang lebih kolaboratif dengan menjelaskan alasan di balik permintaan dan memberi anak kesempatan untuk memberikan masukan.
Hindari penggunaan kata seperti "Bersihin kamar kamu sekarang!" Mama dan Papa dapat menggantinya dengan "Kamar kamu berantakan banget nih, abis selesai main dan makan kita beresin bareng yuk!."
2. Menyalahkan
Menyalahkan anak atas kesalahan atau kegagalan mereka dapat merusak harga diri mereka. Sebaliknya, fokuslah pada solusi dan bagaimana anak bisa belajar dari kesalahan tersebut tanpa merasa dihakimi. Hindari penggunaan kata seperti "Kamu sih nggak pernah dengerin!" Mama dan Papa dapat menggantinya dengan "Coba kamu pikirin kenapa bisa jadi kayak gini, kan tadi Mama/Papa sudah kasih tau."
3. Meremehkan
Menganggap remeh perasaan, pendapat, atau kemampuan anak bisa menyebabkan mereka merasa tidak penting atau tidak berharga. Dengarkan dan hargai apa yang mereka katakan, bahkan jika terlihat sepele, karena hal ini membangun rasa percaya diri mereka. Hindari penggunaan kata "Gitu aja kok nangis sih!" Mama dan Papa bisa menggantinya dengan "Kamu kenapa nangis sayang? sedih ya? sini cerita sama Mama/Papa".
4. Membandingkan
Membandingkan anak dengan saudara atau teman-temannya dapat menimbulkan rasa cemburu, rendah diri, dan persaingan yang tidak sehat. Setiap anak unik, jadi hargailah perbedaan dan dukung mereka dalam mengembangkan potensinya masing-masing. Hindari penggunaan kata "Kenapa kamu tidak bisa sebaik kakakmu dalam pelajaran?" Mama dan Papa dapat menggantinya dengan "Setiap orang punya keahlian masing-masing. Yuk, kita cari cara agar kamu bisa lebih paham sama pelajaran ini."
5. Melabelkan
Memberi label seperti nakal, malas, atau bodoh bisa berdampak buruk pada identitas diri anak. Label negatif sering kali menjadi prediksi yang memenuhi dirinya sendiri, di mana anak mulai mempercayai dan bertindak sesuai dengan label tersebut. Fokuskan pada perilaku spesifik tanpa melabeli kepribadian mereka. Hindari penggunaan kata "Kamu memang anak yang malas!" Mama dan Papa dapat menggantinya dengan "Akhir-akhir ini kamu terlihat kurang semangat. Apa yang bikin kamu merasa begitu?"
6. Mengancam
Ancaman bisa membuat anak patuh, tetapi juga bisa menciptakan ketakutan dan ketidakpercayaan dalam jangka panjang. Daripada mengancam, jelaskan konsekuensi alami dari tindakan mereka dan bantu mereka memahami pilihan yang lebih baik. Hindari penggunaan kata "Kalau kamu tidak makan, Mama sama Papa bakal buang mainanmu!" Mama dan Papa dapat menggantinya dengan "Makan malam penting biar kamu nggak kelaperan, mau makan sambil bawa mainannya?".
7. Menyudutkan
Menekan atau menyudutkan anak dalam sebuah diskusi, terutama ketika mereka merasa tidak punya jalan keluar, bisa membuat mereka cenderung menutup diri atau menjadi defensif. Berikan ruang bagi mereka untuk mengekspresikan perasaan dan pikirannya tanpa merasa dihakimi. Hindari penggunaan kata "Kamu kenapa bikin masalah terus sih!" Mama dan Papa dapat menggantinya dengan "Mama/Papa pengen tau kenapa kamu selalu ngelakuin itu deh?"
Itulah informasi tentang cara komunikasi dengan anak yang harus orangtua hindari! Dengan mengubah pendekatan serta lebih memikirkan kata-kata dalam komunikasi, Mama dan Papa dapat menciptakan komunikasi yang lebih positif dan membangun hubungan yang lebih erat dengan anak.
Baca juga:
- Baca Juga: 10 Kegiatan Motorik Kasar Anak Usia 4-5 Tahun, Berlari hingga Menari
- Baca Juga: 2 Tipe Permainan yang Dapat Buat Anak Semakin Cerdas!
- Baca Juga: Persiapan Penting Sebelum Anak Masuk SD, Bukan Hanya Calistung!