Batuk rejan adalah infeksi bakteri serius pada saluran pernapasan yang disebabkan oleh Bordetella pertussis. Penyakit ini lebih rentan terjadi pada bayi di bawah 6 bulan serta anak-anak usia 11–18 tahun.
Berbeda dengan jenis batuk lainnya, pertusis dapat menyebabkan gejala yang lebih serius. Mulanya, ini ditandai dengan gejala ringan, seperti hidung tersumbat, pilek, bersin, demam ringan, dan mata berair. Namun, setelah dua minggu, gejalanya dapat berkembang menjadi batuk kering hingga batuk kejang yang berkepanjangan.
Namun, setelah beberapa minggu, batuk bisa menjadi lebih parah dengan suara napas yang khas. Pada bayi, pertusis bisa menyebabkan gangguan pernapasan yang serius, sehingga membutuhkan antibiotik untuk mengurangi keparahan infeksi.
Selama batuk, mungkin menyebabkan perubahan warna kulit menjadi merah atau ungu. Terkadang juga disertai suara napas yang berisik dan rejan di akhir batuk. Pada bayi, terkadang mereka mungkin tidak batuk atau rejan, tetapi bisa menyebabkan mereka terlihat seperti terengah engah, wajahnya tampak merah, bahkan berhenti bernapas (apnea).
Jika orangtua mencurigai anak mengalami batuk rejan, segera hubungi dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat. Dokter akan meresepkan antibiotik untuk mengatasi kondisi ini.Antibiotik adalah obat yang digunakan untuk mengatasi penyakit akibat infeksi bakteri.
Jadi, tidak semua penyakit anak dapat diatasi dengan obat ini. Selalu konsultasikan dengan penyedia layanan medis sebelum menggunakan antibiotik pada anak.Sebagai tambahan, antibiotik harus digunakan dengan sangat hati-hati dan diresepkan jika benar-benar diperlukan.
Penggunaan antibiotik yang sembarangan dan terlalu banyak selama bertahun-tahun, dapat menyebabkan bakteri kebal terhadap obat tersebut. Pada akhirnya, antibiotik tidak mampu lagi melawan bakteri-bakteri penyebab penyakit.