TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

5 Luka Masa Kecil yang Berdampak hingga Anak Dewasa

Jangan sampai si Kecil mengalaminya ya Ma!

Freepik/teksomolika

Setiap anak pasti mempunyai kenangan yang akan selalu ia ingat, baik yang manis maupun pahit. Namun, tidak semua kenangan tersebut akan berlalu dan ia lupakan begitu saja. Ada luka yang mungkin tersimpan, tersembunyi di balik tawa dan aktivitas si Kecil sehari-hari.

Luka tersebut dapat memberikan dampak yang nyata saat anak tumbuh dewasa. Luka masa kecil ini bisa memengaruhi cara kita berinteraksi, mengambil keputusan, hingga menjalani hidup.

Penting bagi Mama untuk memahami luka ini, bukan untuk menyalahkan, tetapi untuk menyembuhkan. Dengan menyadari dampaknya, Mama bisa membawa si Kecil melangkah menuju kehidupan yang lebih sehat, bahagia, dan penuh penerimaan di masa dewasasnya kelak. Kali ini Popmama.com akan memberikan informasi tentang 5 luka masa kecil yang berdampak hingga anak dewasa. Simak informasinya di bawah ini.

1. Takut ditinggalkan

Pexels/Pixabay

Rasa takut ditinggalkan muncul ketika seorang anak mengalami kehilangan figur penting dalam hidupnya, seperti orangtua yang sering berpergian dan tidak ada waktu di rumah, perceraian, atau bahkan kematian. Anak-anak membutuhkan rasa aman, dan ketidakhadiran orang yang mereka andalkan bisa menciptakan trauma mendalam.

Dampak saat dewasa:

  • Kecenderungan menjadi clingy atau terlalu bergantung pada pasangan atau teman.
  • Kesulitan menjalani hubungan jarak jauh karena selalu membutuhkan kehadiran fisik orang terdekat.
  • Rasa cemas yang tinggi saat merasa tidak diperhatikan.
  • Ketakutan berlebihan jika hubungan akan berakhir, bahkan tanpa alasan jelas.

Cara mengatasinya:
Penting untuk membangun rasa percaya diri dan kemandirian secara perlahan. Terapi atau konseling ke psikolog anak dapat membantunya memahami bahwa kehilangan di masa lalu tidak menentukan semua hubungan di masa kini atau masa yang akan datang.

2. Takut penolakan

Freepik

Luka ini biasanya muncul ketika anak merasa tidak diterima atau tidak diinginkan. Hal ini bisa terjadi jika anak sering dibandingkan, diabaikan, atau tidak mendapatkan perhatian yang cukup. Penolakan ini membuat anak merasa dirinya tidak berharga.

Dampak saat dewasa:

  • Terlalu sensitif terhadap kritik atau masukan.
  • Cenderung menghindari hubungan baru karena takut tidak diterima.
  • Merasa perlu untuk selalu menyenangkan orang lain agar diterima.
  • Sulit mengatakan tidak karena takut mengecewakan orang lain.

Cara mengatasinya:
Menguatkan kepercayaan pada diri anak dan membuatnya menerima bahwa tidak semua orang harus menyukainya. Menjalin hubungan yang sehat dengan orang-orang yang memberikan dukungan di sekitarnya juga dapat membantu.

3. Takut dikhianati

Freepik/KamranAydinov

Rasa takut dikhianati biasanya timbul dari pengalaman masa kecil, seperti melihat orangtua yang seakan tidak menyayanginya, atau merasa dikhianati oleh orang yang seharusnya melindungi dan mendukungnya.

Dampak saat dewasa:

  • Sulit mempercayai orang lain, terutama dalam menjalin hubungan asmara.
  • Selalu merasa curiga terhadap niat baik orang lain.
  • Mengalami kesulitan untuk membuka diri karena takut disakiti.
  • Cenderung mengontrol pasangan atau teman untuk menghindari pengkhianatan.

Cara mengatasinya:
Melatih kepercayaan pada orang lain secara bertahap adalah kunci. Konseling juga dapat membantu seseorang mengenali pola pikir negatif dan menggantinya dengan pendekatan yang lebih sehat.

4. Takut dipermalukan

Freepik

Luka ini muncul ketika anak sering merasa malu atau dipermalukan oleh orang-orang di sekitarnya. Misalnya, ketika anak dimarahi di depan umum, dijadikan bahan olokan dan dibully, atau selalu dikritik secara berlebihan.

Dampak saat dewasa:

  • Cenderung menutup diri karena takut dihina atau dihakimi.
  • Kesulitan berbicara di depan umum atau mengekspresikan pendapat.
  • Selalu mencari kesempurnaan untuk menghindari kesalahan yang bisa memalukan.
  • Mudah merasa rendah diri saat dibandingkan dengan orang lain.

Cara mengatasinya:
Penting untuk memahami bahwa tidak ada manusia yang sempurna dan setiap orang pernah melakukan kesalahan. Belajar menerima diri sendiri dan melatih keberanian untuk menghadapi rasa malu adalah langkah penting.

5. Takut akan ketidakadilan

Freepik

Luka ini muncul ketika anak merasa diperlakukan tidak adil, seperti dibandingkan dengan saudara, dihukum tanpa alasan yang jelas, atau tidak mendapatkan perlakuan yang sama. Pengalaman ini membuat anak merasa tidak dihargai.

Dampak saat dewasa:

  • Selalu merasa harus membela diri atau orang lain yang dianggap dirugikan.
  • Kesulitan menerima kritik karena merasa diperlakukan tidak adil.
  • Memiliki rasa marah atau dendam terhadap otoritas, seperti atasan atau figur pemimpin.
  • Cenderung menjadi perfeksionis untuk membuktikan diri agar tidak diperlakukan semena-mena.

Cara mengatasinya:
Penting untuk menerima bahwa ketidakadilan adalah bagian dari hidup, tetapi itu tidak mendefinisikan nilai seseorang. Terapi dapat membantu mengatasi emosi negatif dan mengembangkan cara berpikir yang lebih seimbang.

Itulah informasi tentang 5 luka masa kecil yang berdampak hingga anak dewasa. Luka masa kecil adalah bagian dari perjalanan hidup yang tidak bisa dihindari sepenuhnya, tetapi bisa diatasi. Jika dikelola dengan baik, luka masa kecil bahkan bisa menjadi kekuatan bagi anak untuk berkembang menjadi pribadi yang lebih kuat dan bijaksana di masa yang akan datang.

Baca juga:

The Latest