TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Perbedaan Cacar Monyet dan Cacar Air pada Anak

Cacar air yang ditemukan di Indonesia membuat banyak orangtua khawatir anaknya terkena Mpox

who.int

Di Indonesia, istilah cacar air sudah cukup familiar, terutama karena penyakit ini sering menyerang anak-anak. Namun, beberapa waktu belakangan, istilah cacar monyet (Mpox) mulai marak terdengar dan menimbulkan kebingungan di kalangan masyarakat.

Meski kedua penyakit ini memiliki nama yang mirip dan menyebabkan ruam pada kulit, sebenarnya cacar monyet dan cacar air adalah dua kondisi yang sangat berbeda baik dari segi penyebab, gejala, maupun tingkat keparahannya.

Dengan mengetahui perbedaan ini, diharapkan masyarakat dapat lebih waspada dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat untuk melindungi diri dan keluarga. Kali ini Popmama.com akan memberikan informasi seputar perbedaan cacar monyet dan cacar air pada anak.

1. Apa itu cacar monyet dan cacar air?

npr.org/Dustin Jones

Dokter Spesialis Anak dr. Handoko Lowis, Sp.A menjelaskan dalam akun Instagram pribadinya @dr.lowis.spa, cacar monyet dan cacar air merupakan penyakit yang sama-sama menimbulkan ruam pada kulit yang berisi cairan dan nantinya akan mengering. Keduanya sama-sama menular antar manusia baik dengan kontak langsung maupun tidak langsung dengan bagian cairan tubuh manusia. 

Cacar Monyet (Monkeypox/Mpox)

Cacar monyet adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus Monkeypox, yang merupakan bagian dari keluarga virus Orthopoxvirus, sama seperti virus penyebab cacar (smallpox). Virus ini pertama kali ditemukan pada seekor monyet di laboratorium pada tahun 1958, dan kasus pertama pada manusia tercatat di Kongo pada tahun 1970.

Gejala cacar monyet meliputi demam, sakit kepala, nyeri otot, pembengkakan kelenjar getah bening, dan ruam yang berubah menjadi lenting berisi cairan dan nanah. Penyakit ini dapat menular melalui kontak langsung dengan cairan tubuh, lesi kulit, atau benda yang terkontaminasi, serta melalui tetesan pernapasan jarak dekat.

Cacar Air (Chickenpox)

Cacar air adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus Varicella-zoster, yang termasuk dalam keluarga virus Herpesviridae. Cacar air umumnya menyerang anak-anak dan ditandai dengan munculnya ruam merah yang berubah menjadi lenting berisi cairan di seluruh tubuh.

Gejala lainnya termasuk demam, kelelahan, dan sakit kepala. Cacar air sangat menular, terutama melalui kontak langsung dengan lesi kulit atau melalui udara dari percikan lendir saat batuk atau bersin. Meskipun cacar air umumnya tidak berbahaya, komplikasi serius bisa terjadi pada orang dewasa atau mereka dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

2. Perbedaan cacar monyet dan cacar air

Freepik

Meski keduanya sama-sama penyakit yang menyebabkan ruam. Namun, keduanya masih memiliki perbedaan dari segi penyebab, gejala, dan tingkat keparahan yang akan dialami oleh penderita. berikut adalah penjelasannya:

Penyebab

Cacar monyet disebabkan oleh virus Monkeypox yang termasuk dalam keluarga Orthopoxvirus. Sedangkan cacar air disebabkan oleh virus Varicella-zoster yang termasuk dalam keluarga Herpesviridae.

Gejala Awal dan Jenis Ruam

Cacar monyet diawali dengan gejala demam, nyeri otot, dan disertai pembengkakan kelenjar getah bening di leher, ketiak, atau selangkangan sebanyak >1cm. Ruam pada cacar monyet akan muncul 1-3 hari setelah demam dimulai dari wajah, dan akan menyebar ke seluruh tubuh termasuk telapak tangan. Ruam pada cacar monyet juga akan muncul pada lapisan terluar kulit dan lapisan-lapisan di bawahnya sehingga terlihat lebih tegas.

Sedangkan cacar air hanya diawali dengan gejala demam dan tidak disertai pembengkakan kelenjar getah bening. Ruam pada cacar air akan muncul 1-2 hari setelah demam yang dimulai dari seluruh badan dan wajah, lalu menyebar ke bagian tubuh lain namun tidak sampai ke telapak tangan. Ruam pada cacar air hanya terbatas pada lapisan terluar kulit saja sehingga terlihat lebih dangkal dan mudah pecah.

Perkembangan Ruam

Perkembangan ruam cacar monyet berlangsung selama 3-4 minggu dan semua ruam yang muncul akan berada pada stadium yang sama. Seperti semua ruam sama-sama sedang berbintil dan berisi cairan, atau sama-sama sedang kering.

Sedangkan perkembangan ruam cacar air berlangsung selama 1-4 hari dan semua ruam yang muncul berada pada stadium yang berbeda. Misalnya, di wajah ruamnya sudah mengering, sedangkan dibagian tubuh lain masih ada yang masih berbintil dan berisi cairan.

Tingkat Keparahan

Cacar monyet dapat lebih serius dan berpotensi menyebabkan komplikasi seperti pneumonia, sepsis, dan ensefalitis, terutama pada orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah. Cacar air biasanya ringan pada anak-anak, tetapi bisa lebih parah pada orang dewasa atau mereka dengan sistem kekebalan yang rendah.

3. Mana yang lebih berbahaya?

bbc.com

Ketika membandingkan cacar monyet (mpox) dan cacar air (chickenpox), tingkat bahaya kedua penyakit ini dapat bervariasi tergantung pada faktor tertentu seperti usia, kondisi kesehatan, dan akses terhadap perawatan medis. Berikut adalah penjelasannya:

Cacar Monyet (Monkeypox)

Cacar monyet umumnya lebih serius daripada cacar air. Meskipun kasus ringan mungkin sembuh sendiri, ada risiko komplikasi berat seperti pneumonia, sepsis, infeksi otak (ensefalitis), dan infeksi sekunder pada kulit. Beberapa varian cacar monyet memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi, terutama di daerah Afrika di mana akses ke perawatan kesehatan terbatas. Di luar daerah tersebut, kasus kematian jarang terjadi, namun orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah memiliki risiko lebih besar.

Komplikasi yang lebih sering muncul pada cacar monyet meliputi pembengkakan kelenjar getah bening dan risiko infeksi yang lebih besar karena lenting yang lebih besar dan dalam.

Cacar Air (Chickenpox)

Cacar air biasanya merupakan penyakit ringan, terutama pada anak-anak yang sehat. Namun, pada orang dewasa atau mereka dengan sistem kekebalan tubuh lemah, cacar air dapat lebih parah dan menyebabkan komplikasi serius. Kematian akibat cacar air jarang terjadi, namun risiko komplikasi yang mengancam nyawa, seperti pneumonia atau infeksi otak, lebih tinggi pada orang dewasa, wanita hamil, dan mereka dengan sistem kekebalan yang rendah.

Komplikasi yang lebih umum meliputi infeksi kulit sekunder akibat lenting yang terinfeksi, pneumonia, dan sindrom Reye (pada anak-anak yang menggunakan aspirin).

Mana yang Lebih Berbahaya?

Secara umum, cacar monyet dianggap lebih berbahaya karena potensi komplikasi yang lebih serius seperti sepsis dan pneumonia. Pembengkakan kelenjar getah bening yang tidak ditemukan pada cacar air. Serta penyebarannya yang lebih luas dan risiko infeksi lebih besar pada populasi dengan kekebalan rendah atau yang belum pernah terpapar virus tersebut.

Namun, cacar air dapat lebih berbahaya pada orang dewasa, terutama jika tidak diobati atau jika pasien memiliki kondisi medis tertentu yang melemahkan kekebalan tubuh. Dalam populasi umum, cacar air lebih sering terjadi dan biasanya dianggap sebagai penyakit ringan.

Itulah informasi seputar perbedaan cacar monyet dan cacar air pada anak. Cacar air yang masih banyak ditemukan di Indonesia membuat banyak orangtua khawatir apakah anaknya terkena MPOX dikarenakan penemuan kasus MPOX di Indonesia. Mengenali perbedaan kedua penyakit ini penting agar anak yang terkena MPOX bisa segera mendapatkan penanganan yang diperlukan dan mencegah penyebaran meluas dari penyakit ini dan yang terpenting mencegah kematian.

Baca juga:

The Latest