4 Karakter Penting agar Anak Sukses di Masa Depan, Ketahui Yuk Ma!
Yuk, simak penjelasannya agar anak tumbuh menjadi pribadi cerdas yang membanggakan
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Banyak sekolah di Indonesia lebih memfokuskan muridnya untuk berprestasi di bidang akademik. Padahal, sekolah memiliki peranan penting dalam pengembangan karakter.
Hal senada diungkapkan oleh Psikolog Tara De Thouars yang menjelaskan bahwa mendorong lahirnya sumber daya manusia unggul, membutuhkan pengembangan karakter sejak dini.
“Karakter anak terbentuk dan terbangun melalui dua faktor yaitu internal dan eksternal. Untuk faktor eksternal, dua sumber utamanya adalah keluarga dan lingkungan sosial,” jelas Tara.
Sebagai orangtua, penting untuk memahami kira-kira karakter mana yang bisa menunjang kesuksesan anak di masa depan. Sehingga tidak hanya pendidikan dalam bidang akademik saja yang diasah sejak dini, tetapi juga pembentukan karakter baik secara langsung maupun tidak langsung.
Karakter-karakter tersebut lah yang ditanamkan oleh diri, menjadi kebiasaan, hingga membawa perubahan yang positif bagi sang Anak.
Tara De Thouars lebih lanjut menjelaskan setidaknya terdapat empat karakter yang sangat penting untuk dimiliki anak demi tercapainya kesuksesan. Lantas, ada karakter apa saja ya, Ma? Berikut Popmama.com rangkum informasi selengkapnya.
1. Resiliensi atau ketangguhan mampu mendorong anak memecahkan masalah secara mandiri
Resiliensi atau ketangguhan adalah kemampuan untuk bangkit dari kesulitan, kegagalan, tantangan, stres, atau bahkan trauma. Karakter ini dapat dikembangkan seiring dengan tumbuh kembang sang Anak.
“Jika ingin sukses, salah satu kuncinya adalah mereka harus tahan banting buat bertahan lama dalam suatu kondisi. Kalau nggak mau, ya akan sulit buat meraih kesuksesan itu. Karakter ini tidak hanya penting diterapkan untuk di sekolah, tetapi juga untuk mereka dewasa saat kerja nanti,” kata Tara.
Anak-anak yang tangguh lebih cenderung mau mengambil risiko yang sehat karena mereka tidak takut akan kegagalan. Mereka mempunyai rasa ingin tahu tinggi, berani, dan percaya pada naluri sendiri.
Mereka tahu batas kemampuan serta kerap mendorong diri sendiri untuk berusaha keluar dari zona nyaman. Hal ini tentu saja dapat membantu anak dalam memecahkan masalah secara mandiri serta mencapai tujuan jangka panjang.
Menurut penelitian Reivich dan Shatte (2002), Mama bisa melatih dan meningkatkan resiliensi anak dengan menerapkan pola pikir sebagai berikut:
- Mengubah persepsi anak bahwa kegagalan merupakan sesuatu yang wajar dan bagian dari proses menuju keberhasilan.
- Membangun kepercayaan diri anak.
- Menjaga pikiran dan tubuh anak untuk tetap rileks agar mampu mengatasi tantangan.
- Anak perlu memahami berbagai bentuk perubahan, sehingga bersifat fleksibel.
2. Kemandirian diperlukan agar anak berani melawan berbagai tantangan
Orangtua dianjurkan untuk mulai menanamkan sikap mandiri sejak anak berusia dua hingga lima tahun. Sebab pada usia tersebut, sikap yang diajarkan kepada anak akan terbentuk menjadi fondasi untuk dibawanya hingga dewasa nanti.
“Kemandirian anak dapat membantunya dalam menghadapi berbagai challenge tanpa dibantu,” tutur Tara.
Sesungguhnya, setiap anak perlu berlatih kemandirian, dan setiap orangtua perlu membiarkan anaknya mandiri dengan caranya sendiri. Kemandirian itu diibaratkan seperti lompat tinggi, anak harus berlari sekuat tenaga, melompat, dan terkadang gagal. Dibanding menyerah, mereka harus kembali ke posisi awal, berlari, dan melompat lagi.
Sebagai orangtua, Mama mungkin akan meringis ketika melihat anak mengalami kegagalan dalam proses lompatannya, namun di sisi lain Mama juga tidak bisa mewakili mereka untuk melompat. Pada akhirnya, anak tersebut akan melewati proses menuju keberhasilan tanpa bantuan Mama.
Menumbuhkan kemandirian anak membutuhkan proses yang tidak sebentar. Terkadang terdapat beberapa tantangan yang harus dilewati orangtua.
Berikut sejumlah tips meningkatkan kemandirian anak melansir dari Mommy Nearest:
- Berikan anak kesempatan untuk melakukan tugas atau aktivitasnya sendiri. Bisa dimulai dari kegiatan sederhana, seperti memakai baju, makan, merapikan mainan, dan banyak lagi.
- Biarkan anak mengemukakan pendapatnya dan membuat pilihan sendiri.
- Menghargai usaha anak yang telah mampu menyelesaikan tugas-tugas mereka sekecil apa pun itu.
- Berikan anak kesempatan untuk menyelesaikan masalahnya sendiri.
- Biarkan mereka merasakan kegagalan dan bujuk mereka untuk mencoba lagi di kemudian hari. Ini akan memberi mereka kepercayaan diri dalam mencoba hal-hal baru.
3. Kedisiplinan membantu anak mempunyai manajemen waktu yang baik
Hanya karena seorang anak berperilaku baik, itu bukan berarti dia memiliki karakter disiplin. Anak yang menerapkan sikap disiplin cenderung dapat mengatasi emosi dengan cara yang sehat.
Mereka mempunyai keterampilan dalam memanajemen kemarahan dan mampu mengendalikan perilaku impulsif. Anak tersebut juga dapat menanggapi dengan sopan ketika orang dewasa mengoreksi dan dapat bertanggung jawab atas perilaku mereka.
“Banyak penelitian khususnya dalam dunia psikologi yang menyatakan bahwa disiplin mempunyai faktor penting untuk kesuksesan anak,” ungkap Tara.
Mengajarkan anak kedisiplinan diri sejak kecil dapat membantu mereka dalam berbagai aspek kehidupan ke depannya. Mengelola uang, tugas sekolah, dan menghadapi tanggung jawab dalam rumah tangga semuanya membutuhkan disiplin diri.
Anak yang kurang disiplin justru akan menyusahkan diri mereka sendiri, contohnya seperti merasa kesulitan dalam manajemen waktu. Melansir dari Very Well Family, berikut tips mudah mengajarkan sikap disiplin kepada anak:
- Jelaskan alasan di balik perintah yang diberikan. Misalnya, dibanding mengatakan "Kerjakan tugas kamu sekarang karena Mama yang menyuruh," lebih baik jelaskan alasan yang mendasari aturan tersebut.
- Jelaskan apa konsekuensi negatif jika anak membuat pilihan yang buruk. Kemudian, biarkan anak membuat pilihannya sendiri.
- Berikan perhatian dan pujian positif setiap kali anak menunjukkan sikap disiplin. Terkadang perilaku baik tidak diperhatikan. Sehingga memberi apresiasi kepada anak-anak yang sudah disiplin dapat meningkatkan kemungkinan mereka akan mengulangi perilaku itu.
- Anak belajar dari apa yang dilihatnya dari orangtua mereka, sehingga penting untuk mencontohkan sikap disiplin di hadapan anak-anak.
4. Leadership atau kepemimpinan memberi anak kesempatan mengembangkan tanggung jawab
Kepemimpinan atau leadership dapat menanamkan kepercayaan diri, membantu anak memecahkan masalah secara kreatif, dan terbiasa bekerja dalam tim. Sikap ini memberi anak banyak kesempatan untuk mengembangkan tanggung jawab.
“Salah satu contoh orang yang mempunyai jiwa leadership itu berani mengkomunikasikan ide-ide yang ada. Ibaratnya kalau kita punya ide dan nggak dikomunikasikan ya nggak akan ke mana-mana itu idenya,” ujar Tara.
Semua anak memiliki potensi untuk mengembangkan sisi leadership mereka. Sebagai orangtua, Mama dapat mengajarkan dengan cara menyuruh anak mengambil peran sebagai seorang pemimpin. Baik di sekolah maupun di rumah.
Mengutip dari Pennstate Extension, berikut beberapa cara untuk membantu anak mengembangkan jiwa kepemimpinan:
- Mengajari anak cara melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain.
- Mengajari anak bagaimana cara mendengarkan dengan cermat dan menanggapi orang lain dengan tenang dan sopan.
- Bantu anak membangun rasa percaya diri.
- Beri anak-anak kesempatan untuk mengambil peran kepemimpinan di rumah.
- Membantu anak untuk mengembangkan rencana atau strategi untuk mengatasi masalah.
Demikian informasi terkait empat karakter penting agar anak sukses di masa depan. Yuk mulai ajarkan mereka sejak dini, Ma!
Baca juga:
- Perlu Bersabar Mengasuhnya, Ini 9 Ciri Karakter Anak Keras Kepala
- Kenali Perbedaan Karakter Anak Pertama, Kedua, dan Bungsu dengan Tepat!
- 10 Keunikan Karakter Anak Usia Dini, Kenali Yuk Ma!