Holistik Integratif: Manfaat, Tujuan dan Pola Mengajar
Pola belajar yang satu ini cocok diterapkan pada generasi alpha!
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Delapan puluh persen perkembangan otak manusia terjadi di usia dini.
Itu sebabnya, periode ini merupakan momen tepat untuk menanamkan nilai dan pendidikan pada anak, termasuk status gizi yang menjadi salah satu aspek terpenting guna mendukung tumbuh kembang, pembentukan karakter, serta kecerdasan yang akan dibawa hingga usia dewasanya.
Oleh karena itu, pendidikan sejak dini merupakan waktu yang tepat untuk memberikan si Kecil stimulasi yang sesuai dengan tahapan tumbuh kembangnya.
Nah, salah satu metode pendidikan yang wajib Mama ajarkan pada si Kecil adalah holistik integratif.
Apa itu holistik integratif?
Apa manfaatnya untuk anak?
Untuk menjawab itu semua, berikut Popmama.com telah merangkum 3 informasi pentingnya.
1. Apa itu holistik integratif?
Holistik integratif adalah pendidikan yang mengintegrasikan segala aspek dan nilai-nilai dalam pendidikan seperti nilai moral, etis, religius, psikologis, filosofis, dan sosial dalam kesatuan yang dilakukan secara menyeluruh antara jiwa dan badan serta aspek material dan aspek spiritual untuk memenuhi kebutuhan esensial anak.
Holistik integratif tidak hanya mempelajari satu bidang pendidikan saja, tetapi juga pelajaran yang berkaitan dengan kesehatan dan gizi, pola pengasuhan dan perlindungan untuk anak.
Pada dasarnya, anak merupakan suatu totalitas yang utuh, oleh karena itu dibutuhkan pendidikan yang menyeluruh untuk memenuhi hak anak, salah satunya adalah dengan menyekolahkannya di PAUD holistik integratif.
2. Tujuan pendidikan holistik integratif menurut PERPRES
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, tujuan utama dari PAUD holistik integratif sebenarnya telah tercantum dalam Peraturan Presiden (PERPRES) No 60 Tahun 2013 yang berbunyi:
- Terselenggaranya layanan Pengembangan Anak Usia Dini Holistik-Integratif menuju terwujudnya anak Indonesia yang sehat, cerdas, ceria, dan berakhlak mulia
- Terpenuhinya kebutuhan esensial anak usia dini secara utuh meliputi kesehatan dan gizi, rangsangan pendidikan, pembinaan moral-emosional dan pengasuhan sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai kelompok umur
- Terlindunginya anak dari segala bentuk kekerasan, penelantaran, perlakuan yang salah, dan eksploitasi di manapun anak berada
- Terselenggaranya pelayanan anak usia dini secara terintegrasi dan selaras antar lembaga layanan terkait, sesuai kondisi wilayah dan
- Terwujudnya komitmen seluruh unsur terkait yaitu orang tua, keluarga, masyarakat, Pemerintah dan Pemerintah Daerah, dalam upaya Pengembangan Anak Usia Dini Holistik-Integratif.
3. Cara mengajarkan holistik integratif pada anak
Dalam membentuk PAUD holistik integratif maka dibutuhkan sumber daya manusia yang mumpuni agar tujuan di atas, seperti mewujudkan anak sehat, cerdas, ceria dan memiliki akhlak yang mulia dapat tercapai.
Maka dari sebelum menyekolahkan anak di PAUD holistik integratif, hendaknya Mama memperhatikan 5 hal berikut ini:
- Pengajar harus memiliki sikap yang ramah, penyayang dan mampu memotivasi siswa-siswi secara tulus
- Pengajar harus memberikan kesempatan anak untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya baik itu aspek emosi, sosial, kreatifitas dan aspek spiritual
- Pengajar harus mampu membina dan membentuk karakter siswa-siswi dengan memperhatikan 9 pilar karakter yang diberikan secara intensif dengan metode knowing atau mengetahui, loving atau mencintai, and acting the good atau melakukan kebaikan
- Pengajar harus memberikan pengalaman pembelajaran yang bersifat konkret, kontekstual dan mampu merangsang siswa belajar aktif, menyenangkan dan tanpa tekanan atau beban
- Pengajar harus memberikan kesempatan secara langsung bagi siswa-siswi untuk melakukan kegiatan pembelajaran yang bersifat nyata
Nah, itulah ketiga informasi penting terkait holistik integratif pada anak.
Pada dasarnya, proses belajar di PAUD holistik integratif merupakan solusi pembelajaran yang efektif agar pengembangan anak usia dini bisa berjalan dengan maksimal.
Selain itu, pengertian dan kerjasama yang baik antara pihak sekolah, pihak keluarga dan pihak pemerintah juga harus terjalin dengan baik agar tujuan dari pembelajaran holistik integratif dapat diraih.
Baca juga:
- After School Restrains Collapse, Saat Anak Terlalu Lelah Sekolah
- Memotivasi Anak Kembali ke Sekolah Setelah Tidak Naik Kelas
- Memahami 4 Faktor Keluarga yang Mempengaruhi Perilaku Anak di Sekolah