TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Anak Sering Sakit-sakitan, Waspada Imunodefisiensi

Anak yang mengalami imunodefisiensi lebih rentan terhadap infeksi

Freepik/Kwanchaichaiudom

Sejak virus COVID-19 merebak hampir 2 tahun silam, hingga hari ini masyarakat di seluruh dunia berupaya memperkuat sistem imun tubuhnya agar tidak mudah terjangkit penyakit. Terutama anak-anak yang sistem imun tubuhnya lebih lemah ketimbang orang dewasa.

Sistem kekebalan atau sistem imun tubuh adalah cara tubuh melawan penyakit dan melindungi diri dari infeksi yang baru. Apabila sistem imun tubuh anak tidak mampu bekerja dengan kapasitas penuh, maka anak disebut mengalami defisiensi imun atau imunodefisiensi.

Berikut ini Popmama.com merangkum serba-serbi informasi terkait imunodefisiensi pada anak yang penting mama ketahui, dilansir daari Very Well Health:
 

1. Sistem imun tubuh, garda depan pelindung infeksi

Pixabay/Victoria_Borodinova

Sistem imun tubuh bertanggungjawab melindungi tubuh anak dari infeksi. Organ-organ tubuh seperti limfa, amandel, sumsum tulang, dan kelenjar getah bening merupakan bagian dari sistem imun tubuh. Organ-organ ini bekerja bersama-sama untuk memproduksi sel imun, yaitu sel darah putih dan antibodi.

2. Sistem komplementer dalam sistem imun

Freepik/freepik

Ada dua sistem komplementer dalam sistem imun tubuh, yaitu:

  • Imunitas bawaan
  • Imunitas adaptif

Imunitas bawaan merupakan kekebalan tubuh yang dibawa sejak lahir yang tidak merespon patogen tertentu sereaktif ia menanggapi serangan penyakit tertentu.

Sementara imunitas adaptif adalah bagian dari sistem imun yang belajar untuk merespon antigen tertentu, baik melalui paparan infeksi atau melalui vaksinasi. 

3. Jenis-jenis imunodefisiensi

Freepik/Kwanchaichaiudom

Ada dua jenis imunodefisiensi, yaitu:

  • Imunodefisiensi primer
  • Imunodefisiensi sekunder

Imunodefisinesi primer adalah defisiensi imun yang dialami anak sejak lahir. Jenis imunodefisiensi ini biasanya didapatkan secara genetik atau pun terjadi secara spontan.

Sebaliknya, imunodefisiensi sekunder disebabkan karena paparan dari luar. Misalnya penyakit HIV, hingga kecelakaan atau tindakan operasi yang merusak limpa.

4. Gejala imunodefisiensi

Freepik/MrDm

Anak yang mengalami imunodefisiensi lebih rentan terhadap infeksi. Gejala utamanya adalah infeksi berulang atau serius yang jarang terjadi, atau yang langka diderita orang pada populasi umum.

Misalnya, anak yang sistem imunnya terganggu seringkali mengalami infeksi jamur yang lebih serius dan lebih sering. Sementara anak yang mengalami AIDS berpotensi mengalami kanker langka, seperti sarkoma Kaposi.

Gejala umumnya antara lain:

  • Sering mengalami infeksi, seperti pneumonia dua kali dalam setahun atau mengalami infeksi telinga minimal empat kali dalam setahun
  • Sering pilek yang berlangsung selama beberapa hari
  • Sering mengalami masalah pencernaan, seperti sembelit, diare, atau kembung berlebihan
  • Sering merasa lelah padahal sudah cukup tidur
  • Luka yang membutuhkan waktu lama untuk sembuh

Beberapa anak mungkin membutuhkan waktu yang lebih lama untuk sembuh dari penyakit yang umum. Sedangkan yang lain harus dilindungi dari paparan penyakit apapun karena kondisi yang ringan sekalipun dapat membahayakan nyawa mereka.

5. Gejala imunodefisiensi

Unsplash/National Cancer Institute

Anak yang mengalami imunodefisiensi lebih rentan terhadap infeksi. Gejala utamanya adalah infeksi berulang atau serius yang jarang terjadi, atau yang langka diderita orang pada populasi umum.

Misalnya, anak yang sistem imunnya terganggu seringkali mengalami infeksi jamur yang lebih serius dan lebih sering. Sementara anak yang mengalami AIDS berpotensi mengalami kanker langka, seperti sarkoma Kaposi.

Gejala umumnya antara lain:

  • Sering mengalami infeksi, seperti pneumonia dua kali dalam setahun atau mengalami infeksi telinga minimal empat kali dalam setahun
  • Sering pilek yang berlangsung selama beberapa hari
  • Sering mengalami masalah pencernaan, seperti sembelit, diare, atau kembung berlebihan
  • Sering merasa lelah padahal sudah cukup tidur
  • Luka yang membutuhkan waktu lama untuk sembuh

Beberapa anak mungkin membutuhkan waktu yang lebih lama untuk sembuh dari penyakit yang umum. Sedangkan yang lain harus dilindungi dari paparan penyakit apapun karena kondisi yang ringan sekalipun dapat membahayakan nyawa mereka.
 

6. Pengobatan imunodefisiensi

Freepik/allautopartsua

Umumnya pengobatan imunodefisiensi adalah mengobati penyebabnya, bukan imunodefisiensi itu sendiri. Salah satu pengobatan imunodefisiensi yang mungkin dilakukan adalah transplantasi sumsum tulang. Tetapi pengobatan metode ini hanya bisa dilakukan pada penderita yang sumsum tulangnya tidak menghasilkan cukup sel imun. 

Ketika imunodefisiensi itu sendiri tidak dapat diobati, masih ada pilihan lain. Misalnya ada terapi yang dapat dijalani untuk membantu penderita melawan infeksi tertentu. Selian itu antibiotik dan obat antivirus dapat melawan penyakit bagi penderita yang imunokompeten tanpa pengobatan.

Apabila mama mendapati tanda dan gejala di atas pada si Kecil, jangan tunda. Segera periksakan anak ke dokter agar mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.

Semoga informasi ini bermanfaat.

Baca juga:

The Latest