Enkopresis Fungsional, Penyebab Anak Sering BAB di Celana
Enkopresis fungsional bisa terjadi pada anak yang mengalami tekanan psikis
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Seiring bertambah usia, anak perlu menguasai kemampuan-kemampuan dasar dalam merawat dirinya sendiri. Hal yang biasanya diajarkan orangtua ketika anak memasuki usia balita adalah toilet training, sehingga anak bisa membuang hajatnya secara mandiri.
Namun, tak jarang anak buang air besar (BAB) di celana atau cepirit walaupun ia sudah diajari bagaimana caranya BAB sendiri. Memang, beberapa anak mungkin belum terbiasa BAB sendiri di toilet.
Apabila anak sering BAB di celana tanpa terkendali, bisa jadi ia mengalami gangguan yang disebut enkopresis fungsional. Kali ini Popmama.com merangkum serba-serbi informasi seputar enkopresis fungsional pada anak.
1. Apa itu enkopresis fungsional?
Enkopresis fungsional adalah gangguan kesehatan dimana feses keluar sendirinya, tanpa disengaja. Kondisi ini juga dikenal dengan nama inkontinesia fekal.
Apabila terjadi penumpukan feses di usus besar dan rektum, maka terjadilah enkopresis fungsional.
2. Penyebab enkopresis fungsional
Secara umum, enkopresis fungsional pada anak terjadi karena dua hal, yaitu sembelit, kondisi psikis, dan kondisi medis.
Anak yang mengalami sembelit kronis, fesesnya susah keluar dan sakit jika dipaksakan keluar. Akibatnya, anak biasanya tidak mau pergi ke toilet. Apabila dibiarkan, usus menjadi penuh dan cepirit pun tak bisa dihindarkan.
Selain sembelit, anak yang mengalami stres juga bisa menderita enkopresis fungsional. Hal-hal yang memicu stres antara lain kelahiran adik, pertengkaran orangtua, toilet training yang terlalu awal, atau anak takut dimarahi orangtua.
Kondisi medis lain, seperti ADHD, autisme, atau efek samping obat juga dapat memicu enkopresis fungsional pada anak.
3. Gejala enkopresis fungsional pada anak
Pada anak balita, enkopresis fungsional tampak dari gejala-gejala antara lain:
- Sering mengeluh sakit perut
- Sering mengompol di siang hari
- Sering cepirit
- Tidak mau buang air besar di toilet
- Tidak buang air besar dalam waktu yang lama
- Nafsu makan menurun
4. Mengatasi enkopresis fungsional pada anak
Secara umum, enkopresis fungsional bukanlah masalah yang sulit diatasi. Orangtua dapat membantu anak dengan cara berikut ini:
- Mengajak anak rutin beraktivitas fisik agar metabolisme tubuhnya terjaga dengan baik
- Membiasakan anak banyak minum air putih
- Menyediakan makanan yang cukup serat
- Membiasakan anak buang air besar maupun kecil setelah makan
5. Kapan saatnya membawa anak ke dokter?
Apabila enkopresis fungsional yang dialami anak sudah parah, dokter akan memberikan penanganan sesuai dengan penyebabnya.
Jika anak mengalami sembelit kronis, dokter akan meresepkan obat pencahar. Obat pencahar dapat berupa obat oral, obat yang dimasukkan lewat dubur, atau disemprotkan ke dubur.
Sementara untuk enkopresis fungsional karena faktor psikis, dokter akan merujuk anak ke psikolog untuk menjalani konseling dan sesi terapi.
Semoga informasi seputar enkopresis fungsional pada anak di atas bisa bermanfaat ya, Ma.
Baca juga:
- Mengapa Toilet Training pada Anak Harus Dilakukan Sampai Berhasil?
- Efek Negatif Anak Dipaksa Toilet Training Saat Belum Siap
- 7 Tanda Anak Siap Toilet Training