Hati-Hati, Cakaran Kucing Bisa Membawa Bakteri Berbahaya
Penyakit cakaran kucing ini paling sering terjadi pada anak yang berusia kurang dari 20 tahun
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Apakah mama memelihara kucing di rumah? Jika ya, pasti menggemaskan sekali ya tingkah laku hewan yang satu ini. Anak-anak pun umumnya mudah akrab dengan kucing.
Meskipun begitu, terkadang ada situasi tak terduga di mana kucing memberontak dan mencakar anak. Selain menimbulkan luka, mama perlu waspada akan bahaya penyakit yang mungkin terjadi akibat cakaran kucing.
Berikut ini Popmama.com merangkum informasi seputar penyakit cakaran kucing yang penting diketahui, terutama bagi orangtua yang memelihara kucing di rumah, dilansir dari Children's Hospital of Philadelphia:
1. Apa itu penyakit cakaran kucing?
Penyakit cakaran kucing adalah penyakit yang terjadi setelah digigit atau dicakar kucing. Hal ini disebabkan karena bakteri Bartonella henselae yang dibawa oleh kucing, masuk ke dalam kulit manusia.
Kucing, terutama anak kucing, terinfeksi oleh bakteri yang berasal dari kutu. Tetapi kutu tidak menyebarkan bakteri ke manusia. Kucing yang membawa bakteri bukan kucing yang sakit sehingga tidak perlu dirawat.
Penyakit cakaran kucing atau yang juga kerap disebut demam cakaran kucing paling sering terjadi pada anak yang berusia kurang dari 20 tahun. Penyakit ini tidak dapat menular antar manusia.
2. Gejala penyakit cakaran kucing
Sebagian besar anak yang terkena penyakit cakaran kucing menunjukkan beberapa tanda dan gejala umum berikut ini:
- Lepuh atau benjolan yang muncul di kulit lengan, kaki, atau kepala setelah kucing mencakar anak.
- Beberapa minggu setelah anak dicakar, kelenjar getah bening membengkak. Dapat berkembang ke daerah siku, ketiak, selangkangan, atau leher di sekitar lokasi cakaran.
- Kulit di sekitar kelenjar getah bening memerah dan terasa hangat ketika dipegang.
- Anak kemungkinan juga mengalami demam ringan, kehilangan nafsu makan, sakit kepala, ruam, dan kelelahan.
3. Apakah penyakit cakaran kucing ini bisa berdampak serius?
Umumnya, penyakit ini akan hilang dengan sendirinya dalam 2 hingga 4 bulan.
Penyakit ini sendiri tergolong jarang berkembang menjadi penyakit serius. Akan tetapi, jika terjadi gejala yang lebih parah, maka dapat menyebabkan infeksi mata, keluarnya nanah dari kelenjar getah bening, demam tinggi, atau infeksi hati, limpa, paru-paru, atau sistem saraf.
4. Diagnosis penyakit cakaran kucing
Dokter membuat diagnosis penyakit cakaran kucing dengan memeriksa tanda dan gejala, serta mencari tahu tentang kontak terbaru dengan kucing atau anak kucing.
Jika ragu, tes darah bisa dilakukan untuk mencari reaksi sistem kekebalan tubuh anak terhadap infeksi. Reaksi ini biasanya muncul dalam dua bulan pertama setelah infeksi terjadi.
Dalam beberapa kasus, sampel dari kelenjar getah bening dapat dilihat di bawah mikroskop untuk membantu membuat diagnosis.
5. Pengobatan penyakit cakaran kucing
Penyakit cakaran kucing dapat diobati dengan beberapa perawatan berikut ini:
- Menunggu tanda dan gejala hilang dengan sendirinya dalam waktu tiga minggu hingga empat bulan.
- Memberikan obat nyeri, demam, atau sakit kepala untuk anak
- Dokter akan meresepkan antibiotik untuk mengurangi tanda dan gejala yang parah.
- Melakukan prosedur medis berupa pengangkatan kelenjar getah bening yang telah terinfeksi parah.
Sebagai tindakan pencegahan, beritahu anak untuk tidak kasar kepada kucing atau anak kucing. Perkenalkan tanda-tanda defensif kucing ketika mereka menunjukkan rasa tidak nyaman yang berpotensi membahayakan. Selain itu, pastikan anak mencuci tangan setelah bermain dengan kucing.
Semoga informasi ini bermanfaat ya, Ma.
Baca juga:
- Cara Mengatasi Kesedihan Anak saat Hewan Peliharaannya Mati
- 40 Jenis Kucing dari Berbagai Ras yang Perlu Anak Ketahui
- 7 Tips Mengatasi Bau Hewan Peliharaan di Rumah