Perkembangan Fisik Anak Usia 4 Tahun: Si Energi Berlebih
Seperti apa perkembangan fisik anak usia 4 tahun? Simak selengkapnya, di sini
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Anak Mama kini mencapai titik energiknya yang luar biasa. Berlari, melompat, bergelantungan bahkan memanjat.
Mereka dikuasai rasa ingin tahu yang tak bisa ditahan dan didukung dengan energi yang besar. Jangan keburu panik, Ma, karena sesungguhnya justru inilah masa-masa keemasan perkembangan aktivitas fisiknya.
Melakukan Aktivitas Fisik Bersama Keluarga
Jadikan masa aktifnya anak ini sebagai kesempatan untuk membangun kebiasaan sehat bagi seluruh keluarga. Ajak anak terlibat dalam olahraga ringan setidaknya seminggu dua kali. Perbanyak aktivitas fisik di luar ruangan yang menyenangkan, misalnya piknik, memancing atau hiking, ketimbang menonton TV di dalam rumah sepanjang hari saat akhir pekan.
Kegiatan aktif di luar ruangan tak hanya akan membentuk tubuh yang sehat, melainkan juga membentuk kebiasaan aktif secara fisik sampai ia besar. Selain itu, anak juga akan punya kenangan menyenangkan bersama orangtua yang takkan dilupakannya sampai ia tumbuh dewasa.
Tak perlu kegiatan muluk-muluk kok, Ma. Ajak anak berkeliling kompleks tiap sore, dan akhiri dengan makan malam bersama keluarga.
Atau Mama bisa mengajak anak membantu pekerjaan rumah tangga, misalnya membersihkan jendela bersama-sama, mencuci motor atau mobil, dan kegiatan-kegiatan sederhana lain yang melibatkan gerak tubuh.
Belajar Mengucapkan Kata dengan Benar
Kesulitan mengucapkan kata dengan benar atau cadel merupakan hal umum yang terjadi pada anak usia empat tahun. Contohnya, mengucapkan kata 'torry', bukannya 'sorry'. Sebagian anak memang mengalami kesulitan mengucapkan huruf s dan z hingga usia tujuh atau delapan tahun. Huruf lain yang biasanya sulit diucapkan anak adalah f, v, l, r, dan sh.
Kesulitan mengucapkan huruf-huruf tertentu secara benar ini biasanya karena kontrol otot sekitar lidah dan mulut yang masih belum sempurna. Akibatnya berdampak pada pembentukan suara. Cadel terjadi saat anak mendorong lidahnya saat membentuk huruf 's', alih-alih membiarkan lidah mereka berada di belakang gigi.
Meskipun Mama berpikir kecadelannya adalah hal yang lucu, tetapi jangan dibiasakan ngobrol dengan anak dengan meniru pengucapannya ya, Ma. Jika terus-menerus dilakukan, anak akan tetap melakukannya bahkan setelah ia tahu bahwa ia mampu mengucapkan kata-kata dengan benar. Di sisi lain, jangan berusaha mengoreksi kata-katanya. Cukup beri contoh ucapan yang benar saat mengobrol dengan anak.
Sebagian anak akan belajar mengucapkan kata-kata dengan benar secara alami kok, Ma. Kecuali jika ucapan anak tidak dapat dimengerti sama sekali, sebaiknya konsultasikan dengan ahli patologi wicara. Jika terapi wicara dilakukan sejak dini, akan semakin baik hasilnya.
Baca Juga:
- 7 Cara Mengatasi Disleksia pada Anak
- Anak Mama Bicara Cadel? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
- Happy Weekend! Ini Aktivitas Seru yang Bisa Mama Lakukan Bersama Anak