Perkembangan Psikologis Anak Usia 5 Tahun: Berbohong
Seperti apa perkembangan psikologis anak usia 5 tahun? Simak selengkapnya, di sini
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Seiring dengan perkembangan fisiknya, psikologis anak pun juga turut berkembang. Di usia lima tahun, anak Mama bagaikan spons yang dapat menyerap apa yang dilihat dan dilihatnya dari sekitarnya. Termasuk, mulai mengadaptasi cara melindungi diri dengan berbohong.
"Bukan Aku yang Melakukannya!"
Pada fase ini, Mama akan sering mendengar kata-kata pembelaan diri seperti, "Bukan aku yang memecahkan gelas itu!", "Aku nggak tahu, bukan aku kok yang merusakkannya!" atau "Adik nangis sendiri, aku nggak mengganggu dia kok!"
Sesungguhnya, anak tahu bahwa yang dilakukannya adalah hal yang salah. Tetapi, ia tidak mau disalahkan dan takut akan konsekuensi yang diterimanya jika mengakui kesalahnnya. Jadi, mekanisme pertahanan diri yang dilakukannya adalah dengan berbohong atau menyangkal.
Anak Berbohong Bukan Berarti Akan Tumbuh Jadi Anak Nakal
Mendengar penyangkalan dari anak, bahkan di usia yang masih sangat muda, tentu membuat perasaan orangtua campur aduk bukan? Marah, kesal sekaligus khawatir. Jangan-jangan, ini bibit si Kecil jadi anak yang nakal di kemudian hari?
Namun, berbohong pada usia ini tidak selalu diasosiasikan dengan kenakalan kok, Ma. Cobalah untuk meghadapinya dengan lebih kalem dan tenang, tidak meledak-ledak atau menghukum dengan keras. Sebaliknya, dengan tegas ajaklah anak bicara agar ia mau jujur dan mengapa dia berbohong.
Pada usia ini, kebohongan yang dilontarkan anak adalah bentuk kekhawatiran akan dihukum atau mengecewakan orangtua. Di usia lima tahun, anak belum sepenuhnya mengerti bahwa berbohong justru memperburuk masalah.
Bagaimana Menghadapi Anak Usia 5 Tahun yang Mulai Berbohong?
Untuk meminimalisir perilaku berbohong ini, berikan pemahaman pada anak bahwa setiap perbuatan ada konsekuensinya, dan harus berani bertanggungjawa. Dan berbohong tidak membuat keadaan jadi lebih baik, justru sebaliknya. Selain itu, pastikan anak mendapatkan penghargaan ketika ia melakukan hal yang benar.
Pastikan menerapkan batas yang jelas dalam menghadapi perilaku ini, dan tidak dapat dinegosiasikan. Hindari 'menangkap basah' anak dan mengajukan pertanyaan yang menakutkan, misalnya, "Apakah kamu yang memecahkan lampu itu?" Pertanyaan seperti ini justru memberinya kesempatan untuk berbohong. Sebaiknya katakan, "Mama melihat apa yang terjadi. Kamu tahu 'kan, tidak seharusnya kamu bermain lempar bola di dalam rumah. Sekarang, ayo bantu Mama membersihkannya."
Tekankan pentingnya mengatakan kebenaran dan berikan contoh yang baik. Pastikan anak Mama tahu bahwa orangtua mencintai dan memercayainya untuk melakukan hal yang benar.
Baca Juga:
- 6 Cara Menghadapi Anak yang Suka Berbohong
- Hasil Studi: Orangtua Sering Menghukum, Anak Bakal Jago Berbohong
- 6 Alasan Mengapa Mama Penting Menjawab "Tidak" Pada Si Kecil