TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Tips Menghadapi Anak Manipulatif, Orangtua Harus Punya Kendali

Jangan sampai orangtua lengah dengan sikap manipulatif anak

Freepik/patriciaperezra

Seiring perkembangannya, anak belajar banyak hal dari dunia di sekitarnya. Termasuk belajar tentang otoritas dan kekuasaan. Anak mulai menyadari kebutuhannya dan keinginannya, dan adalah hal yang wajar bila mereka berusaha untuk mendapatkan kebutuhan dan keinginannya.

Permasalahan muncul saat anak mulai menampakkan kecenderungan menjadi anak yang manipulatif.

Mereka berusaha mengendalikan orang lain lewat berbagai cara agar orang tersebut menuruti apa yang diinginkannya. 

Menghadapi anak yang manipulatif sungguh menantang dan melelahkan bagi orangtua.

Berikut ini Popmama.com merangkum tips menghadapi anak manipulatif untuk orangtua, dilansir dari Quick And Dirty Tips:

1. Tanggapi, jangan bereaksi

Freepik/Artfolio

Anak yang manipulatif ingin melihat reaksi orangtuanya ketika mereka melakukan tindakan manipulatif. Oleh karena itu, tanggapi, tetapi jangan bereaksi. Cara ini sangat membantu untuk menganggap perilaku anak sebagai strateginya untuk memenuhi kebutuhannya, alih-alih taktik licik.

Sebelum kehilangan kesabaran, tanyakan pada diri sendiri mengapa anak menyusun strategi untuk memanipulasi Anda. Anak mungkin berpikir bahwa:

  • Saya butuh lebih banyak perhatian dari orangtua saya
  • Saya butuh bantuan untuk mengungkapkan perasaan saya
  • Saya merasa takut, kewalahan, dan frustrasi

2. Jaga diri agar tidak 'diperas' secara emosional

Pexels/August De Richelieu

Orangtua seringkali tidak menyadari bagaimana tindakan mereka mengundang perilaku yang memicu lebih banyak konflik dengan anak. Salah satunya adalah orangtua takut anak tidak bahagia jika mereka mengambil keputusan yang tidak membuat anak puas. Akibatnya, orangtua yang dipenuhi rasa bersalah membuat anak bersedih, akhirnya menyerah pada tindakan manipulatif anak.

Tugas orangtua memang membahagiakan anak. Tetapi anak juga perlu diajarkan bagaimana caranya siap menghadapi dunia.

3. Konsisten satu suara dengan pasangan

Freepik/Yanalya

Lebih dari perkiraan kita, anak kita sangat pintar dan banyak akal. Mereka belajar sejak dini tentang orangtua mana yang mudah luluh dan mudah diajak bernegosiasi. Sebaliknya, mereka juga tahu orangtua mana yang tidak mudah mengalah apapun yang terjadi. 

Membenturkan antara satu orangtua dengan orangtua yang lain adalah bentuk manipulasi klasik. Karena itulah, orangtua perlu konsisten terhadap aturan dan keputusan-keputusan penting. 

Mama juga bisa menetapkan aturan bahwa anak tidak boleh datang ke salah satu orangtua secara terpisah dan mengajukan permintaan yang membutuhkan jawaban cepat. Anak harus tahu bahwa orangtua perlu waktu untuk berdiskusi sebelum memutuskan suatu hal

4. Berhenti bernegosiasi

Freepik/Kuprevich

Banyak orangtua yang memohon dan menawar kepada anak mereka agar anak mau mengubah perilaku yang tidak pantas. Sesungguhnya cara ini adalah sebuah 'sandera' agar orangtua terus terjebak dalam perilaku manipulatif anak. 

Orangtua lah yang mengenal anak-anaknya lebih baik daripada siapa pun, dan mereka juga tahu seperti apa tombol emosi Anda. Jadi, katakan apa yang Anda maksud secara jelas dan tetapkan harapan yang jelas.

Anak perlu tahu bahwa negosiasi tidak akan membawa mereka ke mana-mana. Ketika mereka mengetahuinya, mereka akan dipaksi untuk menghentikan perilaku manipulatifnya karena perilaku ini tidak berhasil menaklukkan orangtuanya.

5. Konsekuensi dan tanggungjawab

Pexels/Jep Gambardella

Selain konsistensi, konsekuensi adalah cara yang baik untuk menghadapi anak yang manipulatif. Dengan menetapkan konsekuensi, anak tahu apa dampaknya jika mereka berperilaku buruk. 

Aturan dan batasan akan membantu menegakkan kedisiplinan keluarga. Minta anak bertanggungjawab atas keputusan dan perilaku manipulatif mereka yang buruk. Cara ini akan mengajari mereka bahwa tindakan seperti ini tidak dapat diterima. 

Menghadapi anak yang manipulatif itu artinya mengubah cara berpikir dan berperilaku mereka. Duduklah bersama dengan anak untuk membuat aturan bersama dan ungkapkan secara jelas apa yang Anda inginkan darinya. Apabila perlu, tuliskan kesepakatan dan aturan yang telah diputuskan bersama untuk menghindari anak berbalik 'menyerang' ketika mereka harus bertanggungjawab atas perilaku manipulatifnya.

Semoga menginspirasi, Ma.

Baca juga:

Topic:

The Latest