Cerita Para Pelaku Usaha Brand Lokal, Berjuang di Tengah Pandemi
Beralih ke era digitalisasi
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia berdampak pada beberapa industri, salah satunya para pelaku usaha fesyen di Indonesia. Namun, hal tersebut tidak membuat para pelaku usaha menyerah.
Masih banyak para pedagang lokal yang tetap tumbuh dan berkembang, salah satunya dengan cara berinovasi ke era digitalisasi, yakni belanja online. Cerita inspiratif dibagikan oleh beberapa pelaku usaha merek lokal di Indonesia.
Menurut Head of Fashion Category Development Tokopedia, Aldhy Darmayo, fashion menjadi salah satu barang yang paling banyak di cari dan berhasil berkontribusi sekitar 7,8% ke PDB Indonesia. Tingginya permintaan masyarakat akan produk fesyen terlihat dari tren belanja online di Tokopedia yang mencatat bahwa fashion menjadi salah satu kategori produk yang paling laris.
Berikut Popmama.comberikan informasi selengkapnya mengenai cerita para pelaku usaha brand lokal, berjuang di tengah pandemi.
1. Nekat melahirkan brand fashion di tengah pandemi
Salah satu merek fesyen pada kategori baju kasual untuk laki-laki, Prepp Studio, berdiri sejak tahun 2020 yang bertepatan dengan pandemi. Namun, hal itu tidak menjadi penghalang bagi pelaku usaha untuk melahirkan merek fesyen terbaru.
“Kita berdiri tahun 2020 pas banget era pandemi. Mungkin bangak orang yang ketika pandemi tidak tahu harus gimana, kita malah nekat bikin brand baru yang namanya Prepp Studio,” ungkap Co-Founder Prepp Studio, Satria Adiyaksa di acara press conference Tokopedia Fashion Market, Rabu (7/2/2024).
Prepp Studio dibangun dengan meluncurkan kampanye yang unik, misalnya kampanye baliho bersama salah satu influencer ternama, Arief Muhammad. Selain itu, mereka beberapa kali melakukan inovasi komersial dari media sosial dan berhasil mendapatkan 1,4 juta pengikut.
2. Berhasil survive di tengah badai pandemi Covid-19
Mengalami hal serupa dengan Prepp Studio, salah satu merek lokal produk fashion kategori perempuan juga berhasil survive ditengah badai pandemi.
Dalam kesempatan ini, Kanya Trihapsari selaku Vice President of Marketing and Brand Strategy Benang Jarum membagikan kisahnya bersama dengan tim Benang Jarum melewati masa-masa tersebut.
“Nggak ada yang sangka kalau ternyata ada pandemi yang mana kita sudah buka toko pertama di FX Sudirman dan ada fahsion show juga dan kita baru seminggu buka langsung pandemi,” ungkap Vice President of Marketing and Brand Strategy Benang Jarum, Kanya Trihapsari.
Bagi Kanya, pandemi bukan menjadi penghalang untuknya agar tetap melanjutkan usahanya.
“Jadi emang awalnya agak pusing gitu kayak ‘duh gimana nih baru buka toko seminggu terus tutup’ gitu kan, nah tapi ternyata pandemi itu nggak selalu buruk, ternyata tergantung bagaimana cara kita survive dan adapted,” kata Kanya.
Saat ini, Benang Jarum sudah memiliki 20 toko oflline di seluruh kota dan tersedia online di salah satu partner e-commerce, yakni Tokopedia. Bahkan, Benang Jarum berhasil untuk tampil di London Fashion Week, Jakarta Fashion Week, dan masih banyak lainnya.
3. Mulai beralih ke era digitalisasi
Berbeda dari brand Prepp Studio dan Benang Jarum yang lahir ketika pandemi, salah satu brand tas lokal Merche yang sudah lahir sejak dulu, memilih untuk beralih ke digitalisasi saat pandemi melanda.
“Sebelum pandemi itu kurang lebih punya 10 toko yang tersebar di seluruh Indonesia. Tapi, pandemi itu muncul, mau nggak mau kita switch dari offline ke online,” ujar Lead Marketing Merche, Zein Witriandani.
Dampak dari peralihan itu, Zein mengaku bahwa setelah pandemi pendapatannya pun turut beralih, semula pendapatan didapatkan dari offline, kini sekitar 75% pendapatan berasal dari hasil penjualan online.
Zein memaparkan bahwa Merche memiliki tiga komitmen sebagai merek lokal. Pertama, mereka menghadirkan produk berkualitas tinggi dengan keunggulan produk tahan lama walaupun sudah digunakan selama lima tahun.
Selanjutnya, Merche menghadirkan opsi warna mencapai 20 pilihan warna dan yang terakhir berkomitmen untuk memberikan harga yang ramah di kantong, namun tidak merusak harga pasaran.
4. Tips sukses merintis brand lokal oleh para pelaku usaha
Merintis usaha memang bukan hal yang mudah, butuh kiat-kiat khusus untuk terus bertahan dalam membangun suatu brand. Menurut salah satu Co-Founder brand lokal baju laki-laki, Satria Adiyasa, hal yang perlu diperhatikan adalah mencari alasan kuat kenapa kita akan membangun brand tersebut.
“Kalau Prepp sendiri itu saya selalu mencari find your why, kenapa kita mau build di brand ini. Nah makannya dari itu kenapa kita find your why itu penting sipaya kita lebih konsisten,” papar Co-Founder Prepp Studio, Satria Adiyaksa.
Melanjuti hal itu, Kanaya Trihapsari selaku Vice President of Marketing and Brand Strategy Benang Jarum mengatakan bahwa melihat peluang yang ada potensinya dan barus konsisten dalam memulai usaha.
“Lihat peluang yang ada potensinya apa gitu, jadi zaman sekarang contohnya mungkin dulu pas pandemi kita berpikir bahwa semua pintu tertutup, tapi ternyata Alhamdulillah sampai detik ini kita masih berdiri. Jadi memang kita harus bisa melihat peluang dan harus konsisten juga.”
Selanjutnya, Lead Marketing Merché, Zein Witriandani mengungkapkan bahwa salah satu tips dalam merintis usaha adala melihat keinginan pelanggan yang utama.
“Pertama adalah kita harus kenal juga sama customer gitu, kalau bisa kalau ada waktu gitu lebih deep buat tahu tentang mereka. Jadi di situ ketahuan kebutuhan mereka,” ungkap Zein.
Demikian informasi mengenai cerita para pelaku usaha brand lokal, berjuang di tengah pandemi. Semoga kisah inspiratif ini bisa bermanfaat ya!
Baca juga:
- Luna Maya hingga Anggun C Sasmi Tampil Tunjukan Pesona Brand Lokal
- Cerita Kolaborasi Sepatu Lokal asal Bandung dengan BT21, Keren Banget!
- Kolaborasi Artisan Perfumery dengan Seniman Lokal dalam Pop Up Store