TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Inisial Brand yang Dianggap Overclaim oleh Dokter Detektif

Brand skincare yang sebaiknya dihindari karena overclaim

Akhir-akhir ini, dunia skincare Indonesia sedang ramai diperbincangkan berkat kemunculan seorang influencer TikTok bernama Dokter Detektif. 

Dokter Detektif berhasil menarik perhatian publik dengan sosok misteriusnya yang selalu mengenakan topeng. Selain itu, ia juga menciptakan kontroversi dengan melakukan uji laboratorium pada formulasi produk skincare viral, termasuk beberapa brand terkenal. 

Konten yang dibagikan oleh Dokter detektif segera membuat netizen terkejut, karena banyak produk skincare viral yang selama ini dianggap efektif ternyata terbukti melakukan overclaim berdasarkan hasil uji laboratorium yang dilakukannya.

Penasaran brand apa yang melakukan overclaim? untuk itu Popmama.com telah berhasil mengulas inisial brand yang dianggap overclaim oleh dokter detektif. Simak dengan baik ya, Ma karena sangat penting mengetahui produk yang melakukan overclaim tersebut.

Inisial B yang Menurut Dokter Detektif 100% Overclaim

freepik/freepik

Inisial B merupakan salah satu brand yang menurut Dokter Detektif 100% melakukan overclaim dan tidak sesuai dengan kandungannya. Mengutip dari video di akun YouTube Dokter Detektif Official, dia mulai memberikan informasi bahwa brand B ini mengklaim mengandung 5% niacinamide.

Bahkan, sang dokter memperlihatkan foto kemasan produk skincare dari brand B tersebut yang mencantumkan klaim 5% niacinamide, yang kemudian dipertanyakan keakuratannya berdasarkan hasil uji lab yang dilakukannya.

"Oke kita bahas dari brand B dulu ya, brand B ini klaimnya 5% niacinamide, tuh lihat ya, untuk hasil labnyaa adalah kadar niacinamide menunjukan angka 0,01, nggak kaget sih guys, kan emang harganya murah banget,” katanya dilansir dari YouTube Dokter Detektif Official.

Produk yang diuji kandungannya oleh dokter perempuan tersebut adalah facial wash dari brand B yang mencantumkan tulisan Symwhite 377.

Hasil uji lab menunjukkan bahwa kandungan niacinamide pada skincare brand B tersebut bukan 5% seperti yang tercantum di kemasannya, melainkan hanya 0,01% jadi, dokter detektif langsung menyebutkan skincara brand B ini overclaim.

Brand dengan inisial D

freepik/freepik

Salah satu produk yang diuji mengklaim memiliki kandungan 2% Actosome Retinol. Namun, setelah dilakukan uji laboratorium, terungkap bahwa sebenarnya produk tersebut hanya mengandung 0,03% Pure Retinol.

Ini setara dengan sekitar 1% Actosome Retinol. Temuan ini menunjukkan adanya ketidakakuratan dalam klaim yang dibuat oleh produk tersebut, mengindikasikan bahwa konsentrasi bahan aktif yang sebenarnya jauh lebih rendah dari yang dijanjikan. Hal ini tentunya memicu keprihatinan di kalangan konsumen, yang mungkin berharap untuk mendapatkan manfaat maksimal dari produk yang mereka pilih.

Dengan adanya informasi ini, penting bagi pengguna untuk lebih kritis terhadap klaim yang tertera pada kemasan dan melakukan pengecekan lebih lanjut sebelum membeli.

Brand dengan inisial S

freepik/freepik

Salah satu produk yang diklaim mengandung 1% Retinol, namun hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa kandungannya hanya 0,0054% Retinol, yang jauh berbeda dari klaim yang ada. 

Masalah lain muncul ketika pemilik brand skincare yang melakukan overclaim terlihat memamerkan harta kekayaannya di media sosial. Dokter Detektif pun merasa perlu mengungkap kebenaran ini. Menurutnya, produk skincare yang overclaim sama saja dengan mencuri uang masyarakat, dan diperoleh dengan cara yang tidak etis. 

Ciri-ciri utama dari skincare overclaim yang mudah dikenali adalah janji untuk memberikan hasil yang cepat dan instan. Contohnya, produk pembersih wajah yang mengklaim dapat membuat wajah terlihat jauh lebih cerah dan putih hanya dalam sekali pemakaian.

Semua bahan yang aman memerlukan waktu untuk menunjukkan hasilnya pada kulit. Produk dengan klaim seperti itu berpotensi mengandung bahan berbahaya, seperti merkuri dan hidrokuinon.

Brand dengan Inisial E

freepik/freepik

Brand E mengklaim bahwa produk mereka mengandung 0,2% retinal, yang diharapkan dapat memberikan manfaat maksimal bagi pengguna. Klaim ini menarik perhatian banyak orang yang mencari solusi anti-aging dan perawatan kulit yang efektif.

Namun, penting untuk mengevaluasi keakuratan informasi tersebut, mengingat banyak produk lain yang juga membuat klaim serupa tanpa dukungan data yang kuat.

Dokter Detektif, dalam investigasinya, selalu menekankan perlunya verifikasi klaim yang dibuat oleh berbagai brand skincare. Penggunaan hasil uji laboratorium untuk membandingkan kandungan sebenarnya dengan yang tertera di kemasan menjadi langkah krusial.

Dengan begitu, konsumen dapat membuat pilihan yang lebih bijak dan menghindari produk yang mungkin hanya menawarkan janji kosong tanpa substansi yang sesuai.

Nah itu dia informasi mengenai inisial brand yang dianggap overclaim oleh dokter detektif. Pentingnya transparansi dalam klaim produk skincare tidak bisa diabaikan, terutama di era di mana konsumen semakin kritis dan paham akan kebutuhan kulit mereka.

Dengan mengungkap fakta-fakta ini, Dokter Detektif membantu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya memilih produk yang tidak hanya menjanjikan, tetapi juga memiliki kandungan yang sesuai dan aman.

Baca juga:

The Latest