Lebih Dari Makeup, Kini Lip Gloss Jadi Simbol Kelas Sosial
Tidak hanya mempercantik diri, sekarang lip gloss juga bisa tunjukkan status sosialmu!
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tren lip gloss bukan sekadar kilau bening biasa lagi. Zaman yang semakin berkembang menghasilkan inovasi baru produk bibir yang memadukan perawatan kulit, seperti minyak bibir, balm, plumper, tint, dan treatment.
Produk inovatif ini mendorong kesuksesan merek baru seperti Rhode, Fenty Beauty, Esqa, Beet Beauty, MOP dan banyak lagi. Meningkatkan penjualan merek hingga angka yang mengejutkan. Berikut, Popmama.com bagikan kini lip gloss jadi simbol kelas sosial.
1. Semua perempuan ingin memiliki lip gloss
Popularitas lip gloss menunjukkan tren yang meningkat pesat. Para perempuan menunjukkan antusiasme tinggi untuk mendapatkan produk bibir terbaru ini. Hal ini tercermin dari pertumbuhan pasar yang signifikan.
Sebuah laporan dari Market Research Future memprediksi bahwa pasar lip gloss global akan melonjak dari Rp 59 miliar di tahun 2023 menjadi Rp 87 miliar di tahun 2032. Tidak sedikit remaja perempuan yang sekarang juga meminati lip gloss, di umur yang cukup muda.
2. Media sosial buat lip gloss makin terkenal
Maraknya media sosial, ditambah dengan meningkatnya keinginan perempuan akan kulit bercahaya, telah menambah daya tarik saat ini terhadap bibir yang berkilau. Tren ini dipicu oleh persepsi bahwa bibir berkilau sama dengan bibir yang terhidrasi dan sehat.
Selain itu, banyak influencer menggunakan taktik yang dikenal sebagai "Taktik lip gloss" untuk meningkatkan keterlibatan penontonnya. Strategi ini melibatkan penerapan atau menampilkan lip gloss di awal video, apa pun konten videonya, untuk menarik perhatian penonton.
Seperti yang dijelaskan oleh Julia Broome, ahli strategi branding di TikTok, "Pada dasarnya ini adalah cara untuk menarik penonton, meskipun lip gloss itu sendiri tidak relevan dengan video."
3. Lip gloss menghasilkan fenomena sosial, menunjukkan status finansial
Lip gloss kini kembali, dan lebih keren dari sekedar produk pengkilap bibir. Lip gloss memerlukan pengaplikasian ulang, membuatnya menjadi “pertunjukan publik”.
Tak hanya itu, lip gloss juga bisa menjadi topik pembuka percakapan, "Lip gloss mana yang kamu pakai? Apakah kamu menyukainya? Bolehkah saya meminjamnya?”
Kegemaran pada lip gloss bukan hanya tentang kilaunya; itu menjadi fenomena sosial. Ketertarikan ini bahkan memicu video viral seperti video di mana para gadis berpura-pura membayar tagihan makan malam mereka dengan lip gloss. Secara halus, tindakan ini mengisyaratkan status keuangan seseorang. Bayangkan, lip gloss dapat digunakan untuk membayar makanan!
4. Tabung bermanfaat, sekaligus penyelamat di momen canggung
Kini, lip gloss lebih dari sekedar alat untuk menyombongkan diri. Tidak seperti riasan yang mengharuskan kamu menjadi seorang profesional, lip gloss bertujuan untuk merangkul ketidaksempurnaan. Dikemas dengan produk perawatan kulit seperti peptida dan asam hialuronat, lip gloss membuat bibir kamu yang kering kembali terhidrasi dan kenyal.
Sudah menjadi keseharian para perempuan, kalau kamu merasa canggung, kamu bisa mengandalkan lip gloss di dalam tasmu. Pakailah sedikit produk kilap tersebut, dan hal tersebut akan memberikan sesuatu untuk dilakukan olehmu.
Lupakan dompet! Terima kasih kepada Hailey Bieber, hanya ponsel dan lip gloss yang kamu perlukan saat ini. Casing barunya memiliki tempat khusus untuk lip glossnya, membuktikan produk bibir ini adalah hal yang paling penting.
5. Cara terlihat keren walaupun isi dompet menipis
Lupakan berlian, produk kecantikan adalah simbol status baru, terutama ketika sebetulnya isi dompetmu mengosong. Apakah Mama pernah mendengar tentang "efek lipstik"?
Pada dasarnya, ini berarti orang-orang memanjakan diri mereka dengan kemewahan kecil seperti lipstik ketika mereka tidak mampu membeli barang-barang besar.
Namun saat ini, dengan kondisi perekonomian yang sedikit lesu, mungkin yang kita lihat adalah “efek lip gloss”. Kebanyakan lip gloss harganya di bawah $20 atau sekitar Rp 325 ribu, menjadikannya sangat terjangkau dan benar-benar dapat dikoleksi.
Ditambah lagi, siapa yang ingin tetap menggunakan satu warna saja ketika ada banyak pilihan warna yang bersinar? Jujur saja, memiliki satu lip gloss tidak cukup.
6. Lip gloss karya merek ternama dibuat untuk menjadi pusat perhatian
Kalau Mama butuh bukti betapa lip gloss sekarang sudah jadi barang mewah, lihat saja para rumah mode ternama. Nama-nama besar seperti Hermès, Dior, Chanel, Prada dan Armani telah mengikuti tren lip gloss, Menawarkan perona bibir bening mereka sendiri ke pelanggan kaya dan berkelas.
Tidak seperti barang mewah lainnya, daya tarik lip gloss justru terletak pada kemampuannya untuk dilihat. Pakar makeup Gruys mengatakan, "Merek lip gloss yang kamu kenakan tidak akan terlihat menonjol kecuali kamu sengaja memamerkannya, yang bisa dilakukan dengan cara yang halus atau mencolok."
Hal inilah yang menjadikan lip gloss sebagai contoh utama konsumsi mencolok. Meskipun tren "kemewahan tersembunyi" sedang digandrungi di dunia fashion, konsep tersebut tampaknya tidak berlaku untuk lip gloss. Lip gloss justru diciptakan untuk dilihat dan menjadi pusat perhatian.
Itulah, kini lip gloss jadi simbol kelas sosial. Lip gloss menjadi koleksi riasan yang rasanya harus dimiliki. Tapi, pertanyaannya adalah, apakah Mama menggunakan lip gloss untuk memprioritaskan keterjangkauan dan fungsionalitas, atau memilih merek mewah untuk menyampaikan status sosial?
Baca juga:
- 5 Lip Gloss Lokal yang Bikin Penampilan Makin Segar
- 9 Rekomendasi Lip Cream dengan Hasil Matte-Glossy yang Hits
- 12 Rekomendasi Lipstik dengan Hasil Glossy dan Tahan Lama