Denim Ramah Lingkungan dari Brand Lokal di Jakarta Fashion Week 2024
Ada paduan pintalan benang daur ulang hingga patchwork unik
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat ini kesadaran akan isu-isu lingkungan semakin banyak, dan hal ini juga berdampak pada dunia fashion. Salah satu adalah denim, produk fashion yang dikenal paling tidak ramah lingkungan karena hasil limbahnya.
Namun, kini denim telah mengalami transformasi yang luar biasa dalam hal produksinya yang lebih mempertimbangkan kelestarian alam. Dulu, proses pembuatan denim tradisional menggunakan banyak sumber daya dan zat kimia berbahaya, serta sering kali menghasilkan limbah yang mencemari lingkungan.
Namun, di tengah meningkatnya keprihatinan akan perubahan iklim dan keberlanjutan, industri denim mulai berinovasi untuk menjadi lebih ramah lingkungan. Denim ramah lingkungan adalah sebuah pernyataan bahwa mode dan keberlanjutan dapat berjalan beriringan.
Salah satu merek yang melihat hal itu adalah Sejauh Mata Memandang (SMM). Jenama yang dikenal mengusung konsep slow fashion dan skema bisnis sirkularitas kembali meluncurkan bertajuk “Tarum” yang ditampilkan pertama kali pada ajang pekan mode Jakarta Fashion Week (JFW) 2024, pada hari Selasa, 24 Oktober 2023 di Pondok Indah Mall 3, Jakarta.
Berikut Popmama.com rangkum berita mengenai koleksi denim ramah lingkungan di Jakarta Fashion Week 2024.
1. 'Tarum' berasal dari tumbuhan yang memproduksi warna indigo
Senada dengan tajuk koleksi dari SMM yakni 'Tarum', berasal dari nama tumbuhan indigo (Indigofera tinctoria), yang menghasilkan warna biru. Warna
biru ini turut mendominasi koleksi denim yang diluncurkan hari ini.
Tumbuhan ini telah digunakan selama ribuan tahun dalam industri tekstil untuk memberikan warna biru yang khas pada kain, terutama pada kain denim. Tumbuhan tarum adalah tanaman asli India dan merupakan salah satu tanaman pewarna alami yang paling berharga di dunia.
2. Koleksinya dibuat dari benang daur ulang
Untuk membuat denim ramah lingkungan ini, SMM menggunakan empat jenis benang. Adapun diantaranya benang daur ulang (recycled yarn), benang katun yang dipintal secara manual dengan tangan (handspun yarn).
Serta dua benang katun yang masing-masing diwarnai menggunakan tumbuhan tarum yang menghasilkan rona kebiruan dan juga kayu secang yang secara manis menghasilkan warna coklat kemerahan.
Benang-benang ini kemudian ditenun menjadi kain denim menggunakan teknik penenunan tangan (handwoven) yang ditandai dengan adanya jahitan garis benang merah selvedge.
Keseluruhan proses pemintalan benang, pewarnaan benang, dan penenunan ini dilakukan oleh mitra pengrajin SMM di beberapa tempat di Jawa Tengah. Selain itu, benang daur ulang yang dipakai untuk koleksi "Tarum" diperoleh dari program pengumpulan pakaian bekas tidak layak pakai yang dilakukan oleh SMM bersama EcoTouch.
3. Selain denim, ada koleksi yang versatile dengan patchwork unik
Dalam koleksinya itu, SMM menghadirkan desain busana unisex yang didominasi oleh tenun. Selain kebaya, terdapat pula sarung, kutang, celana, kemeja, hingga jaket yang sebagian ditambahkan aksen motif khas SMM dan sentuhan renda katun yang apik.
Sejumlah patchwork kain perca dari koleksi Daur (upcycle) juga tampak menghiasi beberapa busana yang diluncurkan. Terdapat 17 look dari koleksi “Tarum” yang ditampilkan pada gelaran ini. Sebagai pelengkap busana, SMM juga berkolaborasi dengan Sepatu Compass dan Marista Santividya untuk alas kaki, perhiasan dari LITANY, serta tas dari Sakombu.
4. Proses denim ramah lingkungan rumit tapi baik untuk alam
Chitra Subyakto, Pendiri dan Direktur Kreatif Sejauh Mata Memandang mengungkapkan sudah lama tertarik untuk mengeksplorasi denim, tetapi terkendala dengan proses yang pada umumnya menggunakan banyak air dan energi sehingga kurang ramah lingkungan.
Dari sana akhirnya tercipta diskusi dengan para mitra penenun untuk bersama-sama kami mengeksplorasi denim yang positif bagi alam (nature positive).
"Setelah melalui proses panjang, kami sangat gembira bisa menghadirkan koleksi ‘Tarum’, denim yang dibuat dengan teknik tenun tangan (handwoven) secara bertanggung jawab. Koleksi ini adalah lanjutan dari koleksi Baur, di mana saat mendesain kami juga memikirkan hasil akhir produk, penggunaan air yang sangat minim, serta lebih ramah lingkungan," terangnya.
Sedangkan Bapak Mugi, mitra penenun SMM di kota Pekalongan yang terlibat dalam proses penenunan menjelaskan, ia dan para pekerjanya memproduksi 40 meter kain denim untuk koleksi ini.
Sebelum proses penenunan dimulai, sejumlah tahap persiapan perlu dilakukan, antara lain menggulung benang, mewarnai, menghani, dan pencucukan yang keseluruhan prosesnya memakan waktu 12 hari.
Kemudian masuk ke proses penenunan, pencucian dan pengeringan selama dua hari, serta satu hari tambahan untuk proses pengendalian mutu. Untuk proses pewarnaan benang sendiri menggunakan pewarna nabati dengan teknik pencelupan tangan (hand-dye) sebanyak 14 kali.
"Tetap menggunakan 1 liter air untuk tahap pewarnaan dan 1 liter air untuk tahap pencucian. Cairan pewarna nabati dan air cucian ini bisa digunakan berulang-ulang sampai habis sehingga tidak menyisakan limbah.” pungkas Pak Mugi.
Itulah tadi berita mengenai koleksi denim ramah lingkungan di Jakarta Fashion Week 2024. Kini dengan berkembangnya teknologi produksi denim bisa lebih ramah lingkungan.
Baca juga:
- Berbahan Denim Hingga Swarovski, Ini Tren Busana Muslim di JFW 2019
- Pilih yang Tepat, Ini 5 Model Celana Denim Sesuai Bentuk Tubuh
- Tampil Edgy, Inilah 6 Inspirasi Mengenakan Denim Overall