Kapan Harus ke Dokter untuk Obati Jerawat? Ini Faktanya!
Jangan tunggu sampai parah, ada penilaiannya yang dibantu dengan AI
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jerawat atau Akne Vulgaris (AV) masih menjadi salah satu permasalahan kulit terbesar, terutama pada remaja dan dewasa muda. Ditambah dengan penanganan jerawat yang kadang kurang tepat, karena tidak semua jerawat bisa diatasi dengan skincare di rumah saja lho.
Pasalnya untuk beberapa jenis jerawat dengan kategori tertentu harus dirujuk ke dokter. Ya, tingkat keparahan jerawat ini ada barometernya, dimana masyarakat umum harus tahu sehingga bisa mengira-ngira kapan bisa ke dokter untuk mengobati masalah jerawat.
Dalam acara "Dermlive by La Roche Posay: The Latest Advancement in Acne Care" memperkenalkan inovasi dalam penanganan jerawat. Acara ini juga sekaligus peluncuran Buku Pedoman Tata Laksana Akne Vulgaris 2024 oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI) dan Kelompok Studi Dermatologi Kosmetik Indonesia (KSDKI), didukung oleh La Roche Posay.
Berikut Popmama.com rangkum kapan jerawat perlu penanganan dokter? Ini faktanya!
1. Kapan harus ke dokter untuk menangani jerawat?
Meskipun banyak produk perawatan kulit yang dijual bebas, ada kalanya jerawat membutuhkan penanganan medis yang lebih serius. Dijelaskan oleh dr. Hanny Nilasari, ada tingkat keparahan tertentu.
Menurut Global Evaluation of Acne (GEA) Classification ada 5 grade tingkat keparahan jerawat dari skala 0-5. GEA merupakan skala evaluasi standar global yang digunakan oleh dermatolog seluruh dunia untuk mengukur tingkat keparahan jerawat, jumlah komedo, jerawat meradang, dan noda bekas jerawat.
Berikut adalah penjelasannya:
- Skala 0, TIDAK ADA LESI : Kulit tampak bersih tanpa lesi jerawat.
- Skala 1, HAMPIR BERSIH, HAMPIR TIDAK ADA LESI : Hanya ada beberapa komedo (blackhead atau whitehead) atau papula yang sangat sedikit. Lesi-lesi ini hanya sedikit memengaruhi penampilan.
- Skala 2, RINGAN : Kurang dari separuh wajah terlibat. Terdapat lebih banyak komedo (terbuka dan tertutup) dan sedikit paput dan beberapa postule.
- Skala 3, SEDANG : Lebih dari separuh wajah dijumpai lesi jerawat. Banyak lesi papul dan pustule, banyak komedo (terbuka dan tertutup). Dapat dijumpai 1 nodul.
- Skala 4, BERAT : Seluruh wajah dijumpai lesi jerawat. Banyak lesi papul dan postule, komedo (terbuka dan tertutup), dan beberapa nodul.
- Skala 5, SANGAT BERAT : Seluruh wajah dijumpai lesi jerawat yang mengalami tanda-tanda inflamasi, banyak nodul.
Dari tingkatan itu GEA >2 harus konsultasi ke dokter SP.D.V.E atau spesialis dermatologi, venereologi, dan estetika.
2. Peluncuran buku: Tata Laksana Akne Vulgaris 2024
Dalam acara tersebut dijelaskan mengenai jenis-jenis jerawat yang biasanya dialami oleh orang Indonesia. Rupanya jerawat tidak pernah pandang bulu dan umur, karena bahkan di usia 50 tahun pun jerawat masih bisa muncul.
Tata Laksana Akne Vulgaris 2024 adalah buku panduan terbaru yang membahas penanganan jerawat secara komprehensif. Buku ini dirancang untuk memberikan wawasan terkini kepada dokter, dermatolog, dan praktisi kesehatan mengenai diagnosis, pengelolaan, dan terapi akne vulgaris berdasarkan penelitian terbaru dan pedoman medis tahun 2024.
Setelah sembilan tahun, buku pedoman ini diperbarui untuk memberikan referensi terpercaya bagi dokter dalam menangani jerawat dengan aman dan efektif.
Menurut Dr. dr. Hanny Nilasari, Sp.D.V.E., Ketua Umum PERDOSKI mengatakan perkembangan pengetahuan dasar sangat berpengaruh terhadap perkembangan tata laksana penyakit di bidang dermatologi termasuk akne vulgaris.
"Buku pedoman ini disusun secara komprehensif dan didedikasikan untuk sejawat dokter sehingga menjadi rujukan yang terpercaya dalam menangani masalah jerawat," jelasnya, Sabtu (30/11/2024).
3. Teknologi AI membantu untuk melihat perkembangan jerawat
Spotscan+ didasari dari misi La Roche Posay untuk membawa dermatological expertise agar lebih mudah diakses oleh para pejuang jerawat. Prof. Dr. dr. Satya Wydya Yenny, Sp.D.V.E., Subsp. D.K.E., M.Ag., FINSDV, FAADV menjelaskan, Spotscan+ menjadi alat yang sangat efektif untuk membantu baik dermatolog ataupun pejuang jerawat.
"Spotscan+ menawarkan screening awal yang membantu mereka, terutama di daerah dengan akses terbatas ke dermatologis, menilai tingkat keparahan jerawat mereka dan memutuskan apakah konsultasi medis lebih lanjut diperlukan. Teknologi ini juga mendukung dermatolog dengan memberikan data awal yang relevan, meningkatkan efisiensi waktu diagnosis, dan memungkinkan fokus pada perawatan yang dipersonalisasi. Juga bermanfaat untuk memantau perkembangan jerawat selama perawatan, memastikan evaluasi yang objektif dan konsisten terhadap perubahan tingkat keparahan jerawat," jelasnya.
Dikembangkan bersama dengan dermatolog dunia, Spotscan+ merupakan teknologi berbasis AI yang memberikan analisis tingkat keparahan jerawat dengan nilai GEA tadi.
Konsumen juga akan mendapatkan rekomendasi produk yang sesuai dengan tingkat keparahan jerawat mereka masing-masing. Spotscan+ telah divalidasi melalui studi klinis yang dilakukan secara nasional oleh Perdoski. Studi menunjukan validitas yang tinggi, sehingga Spotscan+ memiliki kesesuaian yang sangat baik dengan penilaian dermatologis menggunakan GEA Score.
Oleh karena itu, teknologi ini bermanfaat sebagai analisa awal dan pemantauan akne. Tanpa menggantikan peran dermatolog, Spotscan+ menjadi pengingat bagi pejuang jerawat dengan GEA>2 untuk segera melakukan konsultasi medis lebih lanjut.
Itulah tadi informasi mengenai kapan jerawat perlu penanganan dokter beserta faktanya. Semoga membantu!
Baca juga:
- 5 Tips Percaya Diri Meski Kulit Berjerawat, Bagaimana Caranya?
- 7 Rekomendasi Sabun Cuci Muka di Indomaret untuk Kulit Berjerawat
- 6 Fakta Jerawat Hormonal, Perhatikan Kondisi Tubuh