Makna Kebaya yang Dipakai Dian Sastro di Gadis Kretek, Simbol Tertentu
Kebaya Janggan dulu dipakai istri Pangeran Diponegoro saat menemani melawan Belanda
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Gadis Kretek menjadi salah satu serial Indonesia yang tengah menjadi sorotan publik. Salah pesonanya karena penampilan aktris Dian Sastro yang memerankan karakter Dasiyah atau Jeng Yah.
Gadis Kretek sendiri bercerita mengenai sosok perempuan visioner yang ada di industri Kretek, yakni Dasiyah. Keinginannya hanya satu yakni menjadi peracik saus kretek terbaik.
Latar belakang kisah Gadis Kretek di tahun 1960-an. Di serialnya, Jeng Yah kerap mengenakan kebaya berwarna hitam yang diketahui merupakan jenis kebaya Janggan.
Jenis kebaya satu ini mungkin tak sepopuler kebaya kartini ataupun kebaya kutubaru. Meskipun begitu, kebaya tersebut menyimpan makna yang mendalam.
Berikut Popmama.com rangkum makna kebaya yang dipakai Dian Sastro di Gadis Kretek, dulu dikenakan oleh istri Pangeran Diponegoro.
1. Kebaya Janggan pernah dikenakan istri Pangeran Diponegoro
Kebaya janggan merupakan pakaian adat Jawa yang dikenakan Abdi Dalem perempuan pada waktu dan acara tertentu yang diselenggarakan oleh Sultan.
Keberadaan kebaya Janggan sudah ada sejak era Pangeran Diponegoro. Kebaya ini sering dipakai RA Ratna Ningsih, istri Pangeran Diponegoro, selama mendampingi sang suami ketika berperang melawan Belanda.
Kebaya ini juga biasa dikenakan oleh para Abdi Dalem Estri Punakawan Kraton Ngayogyakarta untuk acara khusus, seperti hajad dalem (sungkeman Keraton saat Idul Fitri) atau caos bekti (tanda penghormatan kepada raja). Acara ini termasuk upacara besar di Keraton.
Pada dasarnya semua Abdi Dalem Keparak boleh mengenakan janggan tanpa melihat pangkat saat diberi tugas khusus. Namun, khusus Hajad Dalem Ngabekten, Abdi Dalem Keparak berpangkat magang dan jajar belum boleh mengenakan janggan karena hanya duduk sowan bekti dan tidak melakukan sungkem pada Ngarsa Dalem.
2. Pakaian tradisional yang memiliki kemiripan desain pakaian militer Eropa
Meski pakaian tradisional, desain kebaya Janggan justru banyak dipengaruhi dari pakaian militer bangsa Eropa zaman dulu lho. Kebaya ini juga sekilas mempunyai siluet kemiripan dengan pakaian Surjan laki-laki.
Kebaya Janggan ciri khas kerah leher yang tinggi. Adapun keunikan lain dari kebaya Janggan yakni warna kain yang digunakan harus warna hitam. Bukan tanpa sebab, karena warna hitam mewakili karakter perempuan Jawa yang sederhana, tegas dan bertakwa.
3. Pesona Jeng Yah berkebaya Janggan di Gadis Kretek
Jeng Yah dalam serial ini sering sekali mengenakan kebaya hitam. Kebaya Janggan berwarna hitam ini memiliki makna tertentu. Diungkapkan oleh Hagai Pakan selaku costume designer dari Gadis Kretek mengungkapkan mengenai makna kebaya hitam Dian Sastro.
Dalam postingannya, warna hitam menurut Hagai sebenarnya adalah warna yang ia hindari dalam sebuah film. Ia sendiri tidak suka hitam, tetapi setelah berbicara dengan sang Sutradara Kamila Andini tak bisa membayangkan warna lain selain hitam.
"Hitam adalah warna yang paling mendasar, selain putih. Berkebaya hitam di tengah dunia yang bergerak maju adalah bentuk keteguhan seorang Dasiyah. Warna hitam tak akan berubah warna walau tersiram berbagai warna, begitupun Dasiyah," jelasnya.
4. Kebaya Janggan dan batik Parang untuk Jeng Yah, simbol tertentu
Kebaya Janggan yang dikenakan Dasiyah digabungkan dengan Surjan jadi simbol pembentuk untuk karakter di Gadis Kretek. Kebaya merupakan simbol klasik dari kompleksitas jiwa Dasiyah.
Hagai mengungkapkan bahwa kebaya yang dikenakan Dasiyah merupakan representasi 'lady boss'. Sebagai perempuan kuat bukan berarti maskulin. Begitu pula dengan pemilihan batik Parang yang melambangkan perlawanan.
"Demikian dengan pemilihan kebaya yang sangat spesifik, gabungan Surjan, kebaya Janggan, dan kebaya klasik merupakan simbol kompleksitas jiwa Dasiyah yang setia pada akar namun siap merubah dunia," tuturnya.
5. Selain kebaya Janggan warna hitam, Dian Sastro juga kenakan warna putih
Dasiyah memiliki hidup yang rumit dengan pikiran bebasnya. Namun, kejadian itu mencapai puncaknya pada tahun 1965 saat kejadian G30S.
Dasiyah dan Idroes Moeria diasingkan karena dianggap pemberontak. Akibatnya ia dan Soeraja harus berpisah untuk beberapa waktu. Namun, saat Dasiyah kembali, Soeraja justru menikahi Purwanti.
Momen itu Dasiyah mengenakan kebaya klasik warna putih. Menurut Hagai ini adalah simbol 'matahari terbit'. Kembalinya sosok Dasiyah yang kuat setelah kejadian traumatis yang dialaminya.
"Tapi ada masanya hitam berubah menjadi putih, seperti matahari terbit dari gelapnya malam, seperti lahir baru. Putih adalah kanvas kosong yang siap dilukis, atau lembaran kosong yang akan diisi cerita baru. Seperti pengantin yang berbalut warna putih yang melambangkan babak baru kehidupan," tuturnya.
Bagi karakter Dasiyah sendiri, kebaya putih mengingatkannya pada ibu-ibu pelinting yang sangat ia cintai dulu, ia seperti pulang ke rumah.
Itulah tadi makna kebaya yang dipakai Dian Sastro di Gadis Kretek. Ternyata maknanya sangat besar, sebagai simbol perjuangan perempuan pada zaman itu.
Baca juga:
- Dian Satro hingga Tissa Biani Ungkap Karakter Mereka di Gadis Kretek
- 8 Model Kebaya Para Pemain Gadis Kretek, Elegan dan Timeless
- 7 Perbedaan Ending Gadis Kretek Versi Novel dan Serial, Ada Season 2?